[PEREMPAT FINAL] Tora Kyuin - Museum of Memory: Painter of Destiny

MUSEUM OF MEMORY: Painter of Destiny.

"Masa depan tercipta dari masa ini. Masa ini terjadi karena masa lalu. Dan dari masa lalu, sebuah harapan terbentuk. Karenanya, jagalah masa lalu. Dan perbaiki kesalahanmu yang lalu, di masa ini"—Tora Kyuin.

Babak kualifikasi alias eliminasi. Akhirnya kutemukan padanan katanya. Benar benar menggambarkan situasi kondisi saat ini: Semua pemain "tereliminasi" setelah berpartisipasi di Terra Royale. Keadaan mereka? tak bisa dijelaskan, ataupun dikorek informasinya. Tiga Sponsor terlalu rapat menutupnya. Tapi tidak bagi media.

Bicara media, selepas bertanding di Terra Royale, Smartphone milikku perlahan mendapat kembali beberapa akses utama dari smartphone pada umumnya: Fitur berinternet. Terimakasih sihir [Hacker] yang sempat "membajak" server utama game kemarin. Ternyata selama ini mereka membatasi beberapa kemampuan sihir setiap peserta. Sekali lagi mereka mengungguliku. Pantas saja di turnamen ketiga di padang pasir, Rasyid nampak begitu kesal.

Kembali ke skenario saat ini. Selepas pertandingan kelima aka permainan virtual, ditambah huru hara dari kacaunya kepesertaan dan lain hal, pada akhirnya delapan peserta tersisa dipindahkan ke kamar khusus dengan embel embel "VIP Access". Semata-mata sebagai tindakan preventif dari bocornya informasi antar peserta yang tersisa. Masalahnya, ruangan yang diberikan nampak seperti bangsal penjara. Ya mirip mirip seperti koloseum secara layout kasar. Dugaan besar kami akan "diadu" bak gladiator. Tapi akan seperti apa pertandingannya. Aku tak tahu.

Merasa bosan. Ku buka aplikasi smartphone. Sedari kemarin berkedip dan bergetar hebat. Update aplikasi atau software? Mustahil. Aplikasi sihir hanya akan update bila kuperintahkan. Kecuali ini ulahnya
{Yang jelas bukan aku}
"Aku belum bertanya sama sekali"

Ternyata di layar terpampang nama salah satu peserta. Gubbins??
Bagaimana dia mendapat kontakku??

Kuangkat telponnya. Hening. Hanya terdengar desahan nafas yang berat. Seperti tersiksa sesuatu. Lalu semakin berat.
Dan menghilang.
"Oh. dia memutuskan sambungannya"

Belum selesai urusan telpon gaib, lampu kamar secara tiba tiba berkedip. Pertama dalam tempo cepat, lalu mati. Barang sedetik dua detik menyala lagi.
Srsly NGSR, ini kamar yang kalian anggap VIP?

#

Tiga hari "terkurung" di kamar ini. Sangat membosankan. Selain karena regulasi, juga karena banyak hal yang harus kulakukan. Salah satunya konfigurasi sihir skala besar dari Smartphone. Juga perbaikan persenjataan, dan satu lagi: Reuni dengan para anak buah yang "Tersegel" di dua balapan.

Satu getaran dari smartphone kembali mengguncang meja kecil di dekat Kasur. Kupikir alarm tidur. Dan entah tombol apa yang kutekan, sejurus kemudian puluhan hingga ratusan serpihan data berhamburan dari smartphone, dan memadat seutuhnya menjadi manusia manusia kerdil dan berbagai jenis manusia. Saat itu juga aku sadar. Mereka sudah bisa diakses lagi.

"WEEHHH PAK BOS KIRAIN ADA APAAN!!!"
"IYA NIH. BOSEN KITA NYEMPIL DIDALEM STORAGE. SUMPEK!!!!"
"Ma, laper"
"Iya iya. Ini pak bos lagi hajatan. Nanti ya"
"Pakabar pak bos"

Riuh rendah di ruangan ini kembali memenuhi kekosongan hati ini. Ya. Benar sekali. Mereka memanglah pelipur lara dari kesendirian. Meski rentang lomba hanya terpaut tiga minggu, nyatanya hal itu terasa begitu lama. Kecuali bagian Terra Royale karena lawan yang dihadapi cukup banyak. Daan andai saja aku mendapat bonus pasukan samurai.

"Oya pak bos. Karena kita ga dipanggil-panggil. Kita inisiatif untuk nyoba utak atik sihir didalem smartphone"
"Trus hasilnya?" Tanyaku penasaran.
Ternyata itu ulah mereka toh dari pagi hape udah bergetar mesra.

"Kolaborasi dari [Ancient Word] sama [Soundcloud] ternyata memberikan akses khusus berupa [Keeper's Memories]"
"Loh kekuatan apa itu? Perasaan gak pernah punya itu?" ujarku juga merasa bingung.
"Nah itu dia pak bos. Gatau sumber sihirnya dari mana. Tapi dari jejak rekam sihirnya, katanya terpasang setelah pertandingan VR yang pak bos lakukan. Teksnnya juga hanya tertulis "Hadiah Esmestas"

Hadiah esmestas? Apalagi itu? Tak pernah tahu. Atau itu aRtefak yang sempat disinggung si Rasyid saat itu?
"Lanjutkan lagi investigasinya" titahku lagi.
"Siap boz. Setelah kita lacak lagi. Kita disambut sama lorong pikiran seperti yang pak bos rasakan pas pertama datang ke hotel ini. Inget ga?".

Saat si kerdil mengutarakan semuanya, secara cepat memori tadi tergambar di depan mata. Seolah semuanya berputar seperti video player.

"Ya, aku ingat itu"
"Ini hal uniknya pak bos. Keeper's Memories ternyata mengakses ingatan pak bos yang kayaknya disegel sama si [Ancient Word]. Yang juga menurutnya akhirnya terbuka karena intervensi salah satu batu ajaib dari pertandingan kemarin"

Batu ajaib? Batu apaan? Apa harta esmestas yang dimaksud adalah batu ini?

Hari kelima. Seluruh peserta mendapat panggilan untuk melakukan briefing singkat di meja makan.
Setelah menikmati sarapan ala kadarnya, kami dijemput oleh bis yang menurut Soraya akan mengantar kami ke sebuah museum.

Abu yang nampak terdiam, menggelitik rasa penasaranku untuk kudekati, tapi tingkah Worca yang tersedak potongan buah sukses membuat niatanku gagal.

Perjalanan menuju museum tak banyak yang bisa kuceritakan secara pasti karena suasana didalam begitu...awkward. Apa ya? kaku dan tegang?. Mungkin imbas berkepanjangan dari insiden Terra Royale. Tapi hampir seminggu kejadian berlalu, seharusnya mereka sudah bisa melupakannya. Atau ini terlalu traumatis bagi mereka? entahlah. Siapa aku yang bisa menentukan semuanya.

Bunyi decit roda bis menandakan kami sampai di tempat yang dimaksud. Dipandu Soraya dan Rasyid sendiri, kami melewati sebuah papan bertuliskan "Ingatan". Terbesit sebuah pertanyaan mengapa museum berkaitan dengan ingatan, namun sebuah energi tak kasat mata nampak "menghantam" bagian belakang kepala. Begitu sakit. Tapi seketika merasa nyaman. Seperti distraksi para pesulap jalanan. Itu sensasi yang bisa kugambarkan.

Kulihat Soraya dan Rasyid nampak berbincang dengan seseorang yang nampaknya, penjaga museum ini.

Perawakannnya tinggi, aura yang kudeteksi dari sihir [Hacker]: kesombongan, karismatik, ambisius, keras, dan begitu kaku. Informasi yang didapat hanya satu. Namanya [Kurator Cahaya]. Itu saja.

{Terasa Familiar. Seperti pernah kenal orangnya}
"Masa?"
{Iya. Tapi aku tak yakin apa ini orang yang sama, atau kebetulan saja auranya sama. Kau saja yang tanya. Coba singgung urusan bantal dan kepala}
"Hah? serius?"
{Iya. Coba saja}

Tepat setelah si [Ancient Word] selesai mengoceh, sosok yang dimaksud sudah menghampiriku.

"Dimana kertas undianmu?"
"Kertas undian?
"Di belakang kepalamu. Kemarikan"
"????"

Apa itu sensasi dihantam saat diajak masuk tadi? Kuikuti perintahnya. Dan benar saja. Saat kuraba bagian belakang kepala, sebuah energi sihir mewujud menjadi sebuah kertas undian. Dengan satu nama didalamnya: Gubbins.
Aku kaget, si Kurator juga kaget. Walau raut wajah dan gesturnya berhasil menyembunyikan rasa terkejutnya.

"Hm, menarik. Gubbins Lollygag" Si Kurator menyebut nama di kertas tersebut. Si empunya nama segera menyahut, masih mengunyah gula kapas pemberian Soraya.
"Kau, dapat darimana?" Tanyaku terheran heran.
"Dari Soraya. Katanya aku ini anak baik. Jadi dikasih hadiah ini" Ucapnya santai. Masih mengunyah permen besar berwarna pink tersebut. Bagiku, itu nampak seperti bulu kemoceng. Bedanya bisa dimakan.
Dalam hati ku berpikir. Jangan jangan Soraya ini predator di bawah umur. Entah deh.
"Kalian sudah selesai? Ikuti aku kalau begitu" Ujarnya segera membalikkan diri, menuju sebuah lorong temaram.

Rasa penasaran dan keheningan yang tercipta (minus suara langkah sepatu pantofel yang begitu mengganggu telinga), membuatku menanyakan hal ini. Yang bagiku, sangatlah berjudi.

"Tuan curator. Bisakah aku meminta bantal? Kepalaku rasanya berat".
Dan dalam sekejap, si curator sudah menghadap diriku, dengan raut wajahnya yang begitu garang, seperti ingin menerkam seseorang. Dan itu ditujukan padaku.

"Jangan, sebut, kata kata itu lagi" Nada bicaranya begitu tegas, seperti memarahi seseorang. Setelahnya, dia membalik badannya, dan melangkah memandu kami, seolah tak terjadi apa apa.

Entah apa yang membuatnya begitu marah. Apa momentnya tidak tepat?

#
Kami sampai di tempat yang dimaksud. Ternyata kami dibawa ke sebuah lukisan besar dengan tinggi dua meter dan lebar enam meter. Sebuah papan kecil bertuliskan "War Field" tertulis disitu. Ada yang menarik dari pemandangan di dalam lukisan ini.  Setengah bagian lukisan terasa familiar dengan tempat hidup. Tempat tinggalku. Satu putaran memori berdesir, memanggil ingatan bahwa ini adalah Sankarea, kota tempat tinggalku. Tapi bagaimana bisa si curator ini mengetahui dengan detail setiap suduh kota Sankarea?

Ada Xearth, juga Primarian Plaza, Pulau Deneo Borwata, juga Neptune House.
Namun separuh lukisan berisi hal yang cukup asing. Dan kini raut wajah Gubbins yang begitu sumringah melihat bagian lukisan ini. Matanya berbinar-binar seperti bocah yang mendapat mainan. Menunjuk-nunjuk berbagai tempat di sudut lukisan. Dan mengucapkan kalimat kalimat asing.

"Inilah wilayah pertarungan kalian. Welcome to Museum Ingatan. Esmestas sang Kurator. Yaitu aku. Izinkan aku memperkenalkan diriku lagi. I am Curator of Light. Pemilik Museum ini. Dan perhelatan pertarungan dari tradisi Battle of Realms, kini berada dalam genggamanku. Mari, jiwa muda yang haus akan ambisi dan mimpi. Bertarunglah hingga kebodohan dan rasa naif merenggut impian suci kalian."

"Sebelum itu", si Kurator mengeluarkan sekeping koin. Satu sisi bergambar kepala kuda, satu sisi bergambar ekor ular.

"Kau, pilih sisi mana?" raut wajahnya masih nampak keras. Jelas saja membuatku bergidik ngeri. Kujawab sekenanya "Kepala"

"Berarti kau Ekor" ujarnya pada Gubbins. Yang diajak bicara hanya mengangguk bodoh.

Si curator melempar kepingan koin ke udara. Flip flop. Kepala didapat.

"Artinya hak milik lukisan akan didominasi oleh Tora Kyuin". Ujarnya datar. Jelas membuatku kebingungan. Apa maksudnya coba?

"Dan dengan ini, pertarungan kalian kubuka. Selamat bertarung"
Usai si Kurator berpidato, pusaran partikel magis menyelimuti tubuh kami, dan memecahnya menjadi ratusan partikel cahaya, dan terserap kedalam lukisan.

Pertarungan babak perempat final, dimulai. Kira kira itu terjemahan dari kata si curator.
Teleportasi khusus dari lukisan membawa kami ke sebuah lorong pikiran yang begitu lurus, seolah tanpa hambatan sama sekali. Tak ada interaksi berarti dari kami berdua, selain karena dipisahkan satu membrane tak kasat mata, seperti tembok pemisah. Beberapa memori dari kedua isi kepala bertabur di sekitar, hadir seperti lembar kamera film generasi lama. Satu memori milikku nampak kabur, milik Gubbins hanya sedetik dua detik. Entah apa yang membuat memori tercampur seperti ini.

Satu kilatan cahaya memisahkan kami berdua, dan kesadaranku juga ikut larut bersama cahaya barusan.

#
"Dimana ini?" Pertanyaan klise di (hampir) trope apapun, namun krusial karena mencari informasi adalah hal yang natural. Terlebih kau sadar bahwa lokasi yang kau datangi nampak familiar, tapi juga secara bersamaan, tidak terasa familiar.

Satu nelayan yang hendar berlayar kuhampiri. Dari raut wajah dan bawaan di perahunya, ada sesuatu di pusat kota.
"Permisi pak. Ada gerangan apa bawaan bapak seperti ini? Dan, ini dimana ya?"

"Oh. Ada perhelatan di pusat kota, di Primarian Plaza. Anda mau kesana? Mari naik. Kebetulan saya juga akan kesana"

!!!!

Satu kata itu secara magis, menyihir isi kepalaku begitu saja. Seperti mendapat flashback/wejangan.
Primarian Plaza. Kota pertama. Lokasi pertama. Semuanya dimulai dari sini. Segala petualangan yang membentuk pribadi dan juga nama dari Tora Kyuin.

Sebuah tulisan magis muncul di hadapannya.
[Oh. Ini informasi dari rentang waktu dunia lama kita]
"Apa katanya?"

[Penanggalan Golden Time aka GT. Tepatnya 116 GT]
"Bacakan"

"Primarian , Primarian Plaza (24-12-116 GT ; 18:32)
Seseorang ditangkap di Plaza dengan tuduhan menculik seorang 'Maid' yang dijualbelikan pada hari ini , akhirnya keberadaan pelayan wanita itu tidak diketahui sampai sekarang.
 
Tak hanya itu , orang itu juga dituduh telah memasuki Dentro Primarian yang membuat kerajaan memilih untuk mengeksekusi orang itu.
 
Tidak ada bukti tentang itu , saksi yang ada pun tidak jelas. Nama orang itu adalah "Bambi Elquattro" seseorang yang sangat kaya di Deneo , dia mengatakan
"Sepuluh juta untuk siapa saja yang mampu membebaskanku eksekusi nanti..."

"Seketika aku merasa nostalgia. Tapi karena ini diekstrak dari memori. Aku tak yakin perjalanan pertarungannya akan seperti waktu itu"

[Maksudmu?]
"Kemampuanku masih berbasis manipulasi darah, bukan sihir pemanggilan. Itu berarti satu. Hasil akhir dari "Pentas Seni" dari para SCP bukanlah prank untuk mencari anggota. Ayo bergegas"

"Pak ayo pak. Kita kesana"

"Oke den"




#
Sementara itu di pusat Plaza. Tepatnya di lokasi eksekusi Bambi Elquattro.

"Dua jangkar sihir. Berkah dari Nudiustertian. Para Idyllicist, juga Vendetta pasti akan bangga dengan ini" gumam seseorang yang masih mengunyah permen kapasnya.

Belasan pasang mata yang memperhatikan tingkahnya hanya bisa menjaga tindakan, situasi dan kondisi. Salah satunya yang berada di pojok plaza hanya bergumam kecil.

"The Dragon Will Rise".

Kembali ke situasi semula.
Perjalanan perahu nelayan yang terlewat "santai" karena arus sungai yang juga ikut "santai" membuatnya kesal, namun juga bahagia. Kesal karena kemungkinan besar skenario waktu akan sama seperti yang dialaminya waktu itu. Bahagia karena intervensi dari lawan, dan semuanya berjalan baik baik saja (Sejauh ini. Duh). memberi kemungkinan bahwa ini adalah dunia alternatif. Satu hal yang bisa membuatnya bernafas lega.

"Sudah sampai"
"Terimakasih pak" ucapnya melempar kepingan koin yang ditemukannya sekilas saat "mendarat" disini. Langkah kakinya terasa mantap karena serpihan memorinya menjadi pemandunya untuk "memperbaiki" rentang waktu ini.

Semua berjalan sebagaimana mestinya. Dan menjadi nilai plus karena skenario diluar kuasa visualnya kini diwakilkan oleh [Ancient Word]. Salah satunya: Krissen Themum, salah satu partisipan Illuminati yang sedari tadi memantau sosok bertudung merah dan biru. Menggumamkan sesuatu, namun lamat lamat didengarnya kata "Sugarcookie".
"Ah. Sugarcookie. Ceritanya panjang" gumamnya memposisikan diri di tempat seharusnya: diatas balkon kafe. Sesuai tempatnya berpijak, bila memorinya serve him right.

Belasan S-Rank Mage sudah berbaris, membentuk pagar betis. Hampir di setiap sudut plaza sudah dibanjiri penduduk yang penasaran akan tontonan gratis hari ini: Eksekusi seorang tertuduh pencuri. Satu suara meneriakkan para Algojo untuk mempercepat eksekusi. Ternyata itu Psy Engine. Pria ambisius yang nantinya akan menjadi penggerak utama dalam revolusi mental tiga faksi utama di Sankarea.
[Diiingat ingat lagi, kalau bukan karena Psy Engine, mungkin kau tak akan menemukan jatidirimu kan? semua kekacauan kan berasal dari dia?]
"Bisa jadi sih. Bisa juga tidak. Toh kepindahanku karena memang rasa berdosa karena ngebiarin Agumia mati gitu aja"
[Kok aku jadi penasaran ya? kapan kapan nanya mereka ah]

Lanjut
Satu sosok nampak menepi sambil sesekali membekap mulutnya. Dilihat dari identitasnya, nampaknya dia paham sosok itu siapa.

"Rhett. Erubia Rhett. Sosok yang nantinya akan menjadi satu petinggi faksi, dan juga yang menjadi "Partner-in-crime" di late-game Sankarea.

[Self claimed. Aku juga yakin si rentenir laknat itu takkan sudi mendapat titel seperti itu]

"Kau benar"

Berbagai wajah yang tak asing nampak jelas dan begitu mencolok. Ada Alex, kemudian Kosoku, dan nama nama lain. Semuanya mengeluarkan satu tindakan yang sama: Gelagat untuk beraksi.
Satu kebiasaan dari orang orang yang sudah dirinya kenal sejak lama: Mereka tidak pernah suka terkekang dalam apa yang disebut "Scene" atau skenario dari penggerak cerita. Tepatnya mereka ingin segera beraksi, namun aturan tak tertulis kadangkala menjadi penghambat utama pergerakan mereka, belum lagi reaksi berantai dari aksi yang mereka lakukan. Entah seperti melempar bola api kearah lawan, tapi dihindarinya, menghasilkan efek berantai berupa gedung runtuh karena serangan meleset. Membuat yang lain menerima efek buruk dari apa yang tidak dilakukannya.

Sudah berkali-kali pemandangan seperti itu dihadapinya.
Dan keramaian plaza nyaris membuatnya terdistraksi untuk ikut larut dalam "kemeriahan" ini, jikalau saja pengumuman dari pengeras suara bergema tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Bambi Elquattro didakwa telah menghancurkan dokumen penting di Dentro Primarian. Selain itu , Bambi juga melakukan penculikan yang berakhir dengan pembunuhan" ucap seorang diatas panggung yang bersiap mengeksekusi Bambi.

Plaza dipenuhi penonton membuat suasananya semakin ramai
"Tapi tak ada bukti kan?" ucap seorang penonton.
"Ah , yang penting ada tontonan... aha aha aha" satu penonton hanya tertawa receh.

"Itu Benar! Tak ada bukti". Teriakan itu meluncur dari bibir Rhett, nampaknya sudah tak bisa tutup mulut lagi, terlebih iming iming dari Bambi berupa sepuluh juta. Terang saja membuat siapapun tergiur. Tak terkecuali si rentenir nomor satu ini.

"Langsung saja!!" Satu teriakan malah mendukung oposisi petinggi di plaza untuk melangsungkan kegiatan eksekusi.

"Dan ternyata fokusnya teralihkan padaku"
Kedua mata kami bertatapan.
"Psy Engine. Ternyata sudah sejak lama kau mengincarku"

Satu sentakan memaksaku untuk bergerak. Tapi teriakan satu lagi menjadi pertanda bahwa aksi pertarungan cepat atau lambat akan terjadi.

"Rrrraaaaah!!!" sekumpulan orang dengan jubah hitam berlari berpencar menuju ke satu titik , yaitu panggung eksekusi.

S-Rank Mage yang melakukan penjagaan siap menahan mereka , sementara warga yang tak terlibat lebih memilih menonton dari sisi terluar Plaza , begitulah... orang orang sudah percaya dengan kekuatan S-Rank Mage dan menganggap pertarungan mereka pasti seru untuk ditonton.

"Itu pertanda dari yang maha kuasa, untukku menumpahkan darah". Intervensi sihir dari [Soundcloud] perlahan menyeruak dari balik smartphone, tapi bukan pikselasi sihir berwujud manusia kerdil yang muncul, melainkan rentetan pisau darah dari pergelangan tangan.

"Hm, menarik. Aku lupa di rentang waktu ini sihir [Soundcloud] belum aku rancang" gumamku mendapati fenomena dari si Kurator cahaya berhasil mereplika memoriku yang "separuh" saja kuingat. Satu sabetan meluncur dari belasan pisau darah yang melayang di pergelangan tangan. Mencoba membelah si Psy Engine tersebut. Tapi secara ajaib, tubuh lawan hanya tergores secara magis, hanya menyemburkan serbuk cahaya, terhambur begitu saja.

Dua lompatan mundur diambilnya, merencanakan ulang strateginya.
"Ada apa ini, kenapa aku tak bisa melukai Psy Engine, apa karena dia bukanlah yang harus kulawan?"
[Mungkin kau harus menghabisi Gubbins di lokasi waktu ini]
"Masa sih?"

Seorang S-Class Mage muncul dengan jubah merah sebagai seorang anggota suatu faksi yang diakui pemerintah. Aka-Ryu.
"The Red Dragon... will rise"
 
Sebuah tinju api dilesatkan kepada Alex dan membuat Alex terlempar jauh dari panggung. Penonton di Plaza bertepuk tangan.
"Waaah!! Ai yang terkenal itu!"

"Tunggu. Bagaimana si Ai bisa tahu kalau itu si Alex?" Desisku masih menebas-nebas tubuh Psy Engine yang menghalangi. Nampaknya percuma.
Memikirkan cara mengatasi ini hanya akan menguras waktunya. Setidaknya itu yang dipikirkannya. Namun semuanya harus bergerak dengan cepat ketika beberapa sosok di hadapannya mulai terpecah menjadi partikel sihir. Disusul oleh hal yang cukup mengerikan: Semuanya berhenti, seperti ada yang menghentikan waktu disini.

"Ada apa ini?" rasa panik jelas menjalar karena beberapa lokasi pun mengalami hal yang sama: menjadi partikel sihir. Dan sayup sayup suara denting senjata beradu dengan benda keras dari logam.

"Gubbins. Apa yang kau lakukan di rumahku!!!".

#
Irama senjata yang beradu menjadi pemandunya ke sumber suara tempat segala anomaly berasal: dua buah jangkar magis berbentuk kait mengikat tanah tempat mereka berpijak. Satu mata jangkar mengarah ke tanah tempat mereka berpijak, berwarna hijau lumut. Satu lagi mengarah ke atas. Di langit sana, berwarna biru laut. Dan si bocah jerawatan ini sibuk menghajar jangkar yang mengarah keatas.
Satu dentingan, tiang gantung di plaza mulai tersedot oleh lubang hitam tak kasat mata. Dentingan kedua, kini pelataran plaza mulai terurai partikel cahayanya. Ini hal buruk. Dia tak mau dunia yang ditinggalinya harus hilang sekali lagi.

"HHRRRGGHHHH, KAU APAKAN RUMAHKU!!!! Emosi yang memuncak membuatnya menumpahkan darah dalam jumlah banyak, dan melemparkan rentetan pisau bergerigi kearah lawannya.

Flibbertigibbet yang menjadi tunggangan Gubbins dengan ekspresi teduhnya, membentengi tuannya dengan tubuh yang juga dipenuhi akar dari pohon ajaib. Membuat serangannya nihil.

"Pertahanan lumayan dari seekor hewan yang namanya saja sulit dieja oleh ahli bahasa sekalipun" Ejekku pada Gubbins yang masih saja mengunyah permen kapasnya. Yang dihina hanya merespon dengan terus menyerang objek di hadapannya. Sesekali kotak di kepalanya berputar, meresap masuk ke dada. Pohon barusan nampak menelan utuh Gubbins, dan mengeluarkan tiruan Gubbins dari dahi tunggangannya. Membuat pribadi Gubbins dan juga hewan aneh tersebut menggandakan diri. Dalam ukuran kecil.

"Jangan berpikir kalau hanya kekuatanmu yang bisa memanggil pasukan khusus. Milikku lebih superior dari manusia kerdil versimu. Selamat menikmati" Mengakhiri dialognya dengan mendaratkan tendangan ke jangkar, resistensi waktu di tempat ini semakin kacau.

"Aku tak tahu apa maksudmu menyerang rantai itu. Tapi firasatku mengatakan itu adalah hal buruk. Serta instingku mengatakan rantai itu berkaitan dengan dunia ini. Takkan kubiarkan" Desisku.

Kembali belasan pisau memadat menjadi sebilah pedang darah, tergenggam di tangan kirinya. Satu ayunan memberikan kerusakan berarti pada tunggangan Gubbins, terutama di sambungan pohon dan tubuhnya. Satu serpihan darah memadat karena beradu serang dengan tendangan si tunggangan, dan menabrak kepala jangkar yang ujungnya menancap di tanah.

Mendapat kerusakan signifikan, secara ajaib rentang waktu berjalan sebagaimana mestinya. Salah satunya: timingnya tepat dengan salah seorang pengunjung melemparkan kompresi bola magis yang sangat panas dan juga berisik secara acak. Sebuah budaya dari dunianya, dunia pemakai kekuatan dimana mereka melempar serangan serangan acak bernuansa chuuni dan dengan nama yang juga tak kalah delusinya. Dan mereka tak pernah memperdulikan apakah serangannya akan menjadi senjata makan tuan atau tidak, atau bahkan melukai pengunjung sekitar.

[Ah. Iridescent Sky Magic. Sihir api yang sangat berisik]
"Kau tahu banyak tentangnya"
[Yah jelas sih. Kan saya ngelacak isi shop kekuatan sebelum kesini]
"Ya ya ya"

Kompresi bola barusan menabrak rantai sihir berwarna hijau, dan kembali keajaiban terjadi: waktu berjalan dengan begitu cepat, seperti fast forward di DvD Player. Retakan sihir terpampang di sekitar. Cukup jelas untuk membuat Gubbins yang melihatnya berang dan meluncurkan rentetan koin panas dari puncak pohon di tunggangannya.

"Rasanya aku sedikit banyak paham cara memenangkan pertarungan ini"

#
Pertarungan di babak ini kini dimenangkan oleh Tora Kyuin. Kerusakan yang ditimbulkan dari alam sekitarnya jelas membuat kerusakan rantai mencapai puncaknya. Kejadian selanjutnya adalah sebuah robekan berskala dimensional muncul di atas langit, menyedot dunia yang jangkar magisnya rusak, tanpa sisa.

Berbeda dari partikel cahaya yang terjadi tadi. Kami berdua yang juga nampak terkesima akan kejadian ini, hanya bisa diam membisu, sama sama tak tahu apa yang terjadi. Semuanya terjadi terlalu cepat.

Barulah saat semuanya sudah selesai. Kesadaran kami kembali.

"Apa, yang terjadi?" Yang pertama membuka suara adalah Gubbins. Ekspresi santainya berubah menjadi panic. Tak percaya akan apa yang dia lihat.

Semua menghilang. Kosong. Tempat mereka berpijak tadi, kini menjadi sebuah layar putih. Dimensi kosong. Begitu saja. Padahal rasanya baru saja menginjakkan kaki di Primarian Plaza.

"Satu dari sepuluh jangkar waktu telah hancur. Skor saat ini, satu untuk Tora Kyuin"

Suara gaib yang begitu datar, ternyata si curator menjadi wasit dalam pertandingan ini.

"Katakan padaku wahai ksatria mimpi. Apa impian kalian?"
"Tentu saja tanpa ampun menghabisi lawan didepanku". Dengan lantang kuucapkan itu, tepat didepan wajah Gubbins.

Tak ada yang boleh macam macam dengan duniaku, atau anak buahku.

Sedikitpun!!

#

Setelah penghitungan skor "dimulai" secara resmi, sebuah lompatan dimensi dari portal yang muncul secara tiba-tiba mengantarkan kami ke berbagai lokasi secara acak. Beberapa tempat secara jelas kukenali. Beberapa tidak. Menandakan kuasa lukisan ini tidak 100% kumiliki. Lawan pun mendapatkan porsinya.

Selang dua menit setelah diaduk-aduk didalam portal, lokasi kali ini merupakan tempat asing. Betul betul asing. Sebuah wilayah hutan dengan pelat besi dan ratusan lembar uang kertas sebagai dedaunan, dan berbagai keping receh sebagai buahnya. Jika itu bisa disebut sebuah tanaman sebenarnya. Tersesat di hutan ini jelas membuatku kalah secara geografis. Karena ini kali pertama ku menginjakkan kaki ke tempat ini. Dan melihat dari alamnya, sudah jelas ini dunianya Gubbins.

"Pak Bos, gapake lama, kita keluarkan buldoser aja"
"Trus aku yang nyetir?"
"Lah kalo enggak, kalah kita bozqu"
"Oke siap. Formasi Bojekers, Telolet. Muncul plis"

Yang diperintah mencuat dari smartphone, dan semua berbaris dibawah pohon pakis.
"Keluarkan peralatan kalian. Dan selaraskan dengan kemampuan ini" Titahnya segera diikuti dengan sigap. Semua mengeluarkan HP dan pengeras suara khas telolet.

"Ability On: Volume Control!"
Volume Control (metode yang membuat usernya mampu mengontrol desibel suara secara drastis, baik mengeraskan suara hingga maksimal atau menurunkan hingga seolah senyap tak bersuara) (H: 300 dB / 2.000 Hz, Low 30 dB/ 200 Hz)

"Dan juga ini. Keluarlah, [Shovel Knight]" Satu tombol ditekan, sebuah kendaraan berjenis bulldozer dengan sekop raksasanya, datang menghampiri.
Shovel Knight: Heavy Machine berupa mobil sekop raksasa di pabrikan skala besar dalam ukuran 8m bersenjatakan Shovel untuk mengeruk tanah.

"Woaah Sugoi bozq"
"Baru dikeluarin juga"
"Woiya donk. Baru kesampean sekarang"
"Woke pak boz. Strategi biasanya ya?"
"Tul. Nyebar sono. Bikin keributan"
"SIAP AKMJ!!!!"

Para Bojekers dan Teloleter meringsek hutan dengan peralatan seadanya: motor butut dan pengeras suara, saling melempar sinyal radio dan morse suara sebagai detector keberadaan jangkar sihir.

Sementara itu, di pusat dimana jangkar muncul.

"Yarborough".
Lawannya yang merasa diatas angin dengan mengandalkan ratusan lembar uang kertas dari salah satu kekuatannya, mulai menghabisi para Bojekers dengan kekuatan Yarborough: membunuh mereka yang menerima lembar uang dari skill ini. Tapi dari setiap tindakannya, nampaknya Gubbins selalu melupakan satu kemampuan utama dari [Soundcloud]: Hero's Follower. Mereka akan selalu meregenerasi selama ketuanya masih hidup. Dan itu satu skor lagi bagi Kyuin.

"VROOM VROOOM MADAFAKAA!!!!"
Deru mesin dari [Shovel Knight] sukses mendobrak lebatnya hutan, dan menggilas jangkar milik lawan begitu saja. Tunggangannya pun lebih memilih mundur meski ukuran tubuhnya sepuluh kali lebih besar dari bulldozer lawannya. Tapi melihat ekspresi aku-dipecundangi-lagi nampak tergambar jelas di wajah Gubbins, dia tak punya pilihan selain menyelamatkan tuannya dari sambaran supir liar. Sekali lagi, Gubbins harus tunduk sekarang.

==========================================
Skor kini 4-0 untuk Tora. Portal dimensi di ujung hutan mengantarku ke tempat lain secara acak. Salah satunya tempat ini. Deneo Borwata. Tempatku pertama mendapatkan Image [Harem Time]. Sayangnya kali ini intervensi dari Gubbins dan Flibbertigibbet telah lebih dulu mengungguli dengan kecepatan tunggangan mereka.
"Seharusnya gak rebutan Image. Atau harus rebutan juga. Tapi gak gitu jugaaaaa"

Dan akuisisi dari jangkar kini bernilai 4-1. Jatahku tersisa satu jangkar lagi.

Berada didalam portal lagi. Membrane tipis kini membesar, seperti ditiup. Sekarang sudah membungkus kami berdua, seperti didalam kotak telepon umum. Bedanya adalah, kotak ini bersifat seperti lift. 

"Sekarang balas dendam ya?"
"Maha benar pria yang curang dengan mengandalkan anak buahnya"
"Maha licik seorang bocah ingusan yang selalu menyembuhkan dirinya"
"Itu self-heal. Dan itu kemampuan bawaan dari ras Idyllicist"
"Peduli setan bangsat"

Adu argument tak terelakkan, mengingat sudah dua kali Gubbins merasa dipecundangi olehnya. Di lain sisi, jangkar yang rusak karena kalah kecepatan malah ditanggapi santai oleh Tora begitu saja.

"Kenapa kau begitu santai? Apa itu semua karena pekerjaanmu sebagai seorang supir ojek?"
"Kalau aku santai sih aku malah akan membiarkanmu memenangkan ronde-ronde awal loh. Secara, akulah yang mengerti duniaku melebihi dirimu"
"Berlaku sebaliknya ketika duniaku muncul"
"Dunia apanya? Dunia uang gituan?. HAHAHAHAHA. Gak"
"Grrr"

"Menuju stage selanjutnya: Xearth"

Pembicaran terpaksa berhenti karena wilayah pertarungan sudah ditentukan. Kedua jiwa segera bersiap untuk mengeluarkan kekuatannya masing masing. Dan kembali kilatan cahaya membuat segalanya nampak asing….


Kota selanjutnya adalah Xearth, wilayah para budak. Satu kota raksasa yang begitu masif dan terstruktur dalam urusan organisasi hitam. Mafia, penjahat seksual, gembong narkoba, perbudakan, transaksi illegal, kau sebut saja semuanya.

Akses kekuatan dari [Soundcloud] sudah mencapai puncaknya. Tepatnya beberapa fungsi persenjataan dari kendaraan dan lainnya tetap ada. Bahkan nampak meningkat. Di satu sisi, Gubbins semakin kewalahan menghadapi rentetan dunia yang berpindah-pindah, terlebih akses dunianya semakin menyempit karena kalah undian. Dan juga kalah cepat. Benar benar kalah cepat.

"Seberapa kuat ambisimu untuk menang, Kyuin?" wajah Gubbins menunjukkan ekspresi lelah, dan sedikit amarah. Sesuatu yang jarang, bahkan hampir tak pernah kulihat. Tapi apa perduliku? Kesalahanmu adalah kau melawanku. Itu saja.
"Karena aku adalah protagonist dalam ceritaku"

#
Slavery Store (Xearth) (02-02-117 GT ; 18:34)
 
Di suatu tempat yang tak diketahui banyak orang , sebuah rencana dan hal hal gila ada didalamnya.
 
Xearth , begitulah namanya. Sebuah tempat dimana segala hal buruk dilegalkan , membunuh , mencuri , menyandera atau apapun adalah budaya tempat ini. Hukum rimba berlaku.
 
Slavery Store , adalah tempat penjualan budak yang mana baru saja hari ini terjual karena Virtues gagal mendapatkan informasi. Akibatnya seorang Putri Sankarea bernama "Berurin Hauina" dijual disana dengan harga yang fantastis.
 
"100 juta Unn" adalah harganya.
 
Sudah terjual oleh seorang pria bernama "Tamamaru Hitosimaru" , entah apa alasan pria itu membeli-nya tapi 100 juta unn bukanlah jumlah yang main main.
 
Virtues harus menyelamatkannya karena mencegahnya sudah terlambat.
Sugarcookie Party? Ini adalah saat gajian , lebih baik culik atau ajak saja putri itu mengikuti kalian agar kalian bisa menukarkan uang 100 juta atau lebih ke Sankarea sebagai timbal balik.
Illuminati? Ini area kekuasaan kalian , jadi tau kan harus apa?

"Gaes. Strategi seperti biasa ya"
"Siap bozque"

Menyebarkan para pasukan, totalitas karena misi yang diemban di rentang waktu ini adalah merebut dan merekrut seseorang. Tepatnya memastikan transaksi dari si gadis bernama Berurin terlaksana, dan 100 juta Unn ada di tangan faksi Illuminati.

Moncong pistol dari [Florence] sudah bersiaga sedari tadi, mencari mangsa yang akan merasakan timah magis darinya. Tapi belum ada tindakan berarti. Terpaksa meladeni scenario sesuai rentang waktu di Xearth: melawan para Sugarcookie Party dan Virtues.

"Terlalu sepi. Tak ada deteksi dari Gubbins boz" lapor salah satu anak buah. Masih bersiaga di sektor utara. Bagian selatan dan barat pun mengatakan hal yang sama.

"Kemungkinan saat panggilan—"

!!

Getaran besar terasa di pijakannya. Mereka datang. Para kaum Virtues dan masyarakat yang terusik. Siaga 45 terjadi, tapi kejadian selanjutnya memaksanya untuk meninggalkan pos berjaganya: Sebuah Buster Call diaktifkan oleh orang, entah siapa pelakunya. Sukses meluluhlantakkan sekitarnya.

Buster Call. Sebuah perintah mutlak dari petinggi negeri sebagai perlindungan informasi, dengan menghancurkan sebuah daerah tanpa sisa menggunakan bom raksasa.

"Tunggu, Buster Call tidak dipanggil secepat ini, berarti ini ulah Gubbins. SEMUA UBAH HALUAN, CABUT DARI SINI!!. EVAKUASI ANAK-ANAK LAINNYA!!!"

Satu motor yang terparkir begitu saja segera dinaikinya, memacu kendaraan tersebut melesat ke titik terjadinya ledakan, kecurigaanya muncul karena jangkar ingatan akan muncul sebagai titik singularitas, seperti di Primarian Plaza, dimana jangkar muncul di sekitar panggung eksekusi.

"GUBBINS!!!!!"
Teriakan barusan disambut dengan kloningan tunggangan Gubbins dan juga dirinya yang kembali menghadang kinerjanya. Tembakan koin receh dari pohon uang Gubbins kembali menghujaninya, memaksanya memutar arah ke utara untuk mendekati lawannya. Yang menyerang hanya sibuk memainkan balok balok tembaga yang menancap di kepalanya, nampaknya dia berada di dekat ledakan.
Atau dialah pemicu dari Buster Call. Entah bagaimana caranya dia mampu "mengganggu" rentang waktu dari dunia ini.

""RARARARARGARGAGRGGHHHHH!!!" Kemudi dipacu, menerobos begitu saja ditemani letusan dari moncong [Florence] mencoba meledakkan isi kepala dari kloningan Gubbins tanpa ampun. Mode otomatis diaktifkannya, membuat tembakan beruntun dan roda yang menggilas belasan mayat tak berdosa dari warga Xearth maupun intervensi dari Gubbins.
Tak mau kalah, si empunya kekuatan alias lawannya malah semakin gencar untuk menghabisi jangkar ingatan yang secara ajaib muncul di hadapannya, sepuluh langkah dari tempatnya berdiri.

"WTF, dia muncul di titik ledakan" umpat Tora, tidak menyangka kemunculannya seperti itu.
"Terpujilah wahai Idyllicist. Akulah sang konten creator" rapalan barusan nampak seperti ajian semangat untuknya menghantamkan kepalanya pada jangkar ingatan, memberikan kerusakan signifikan.

"WOI!!!" Tak mau kalah, dirinya juga segera membajak komponen motor yang ditungganginya untuk dapat dibentuk sedemikian rupa: menjadi senjata pemukul dari motor. Kombinasi [Hacker] dan [Rider] didalam aplikasi [Souncloud] membuat motor yang ditungganginya dapat dibelah menjadi Dual-Wield Motor Hammer, dan mulai menghajar Gubbins dari ketinggian.

Satu ayunan kiri dilepaskan, lawannya hanya diam memperhatikan, karena lagi lagi tunggangannya menjadi tameng hidup. Tak bisa ditembus, kini Tora membalas dengan menghantamkan ayunan kanan ke jangkar ingatan jatahnya, warna hijau lumut lagi. Waktu kembali bergerak sebagaimana mestinya. Yang menyerang menampakkan ekspresi sumringah, lawan mainnya merengut kesal. Menampakkan wajah jeleknya lagi.

"Aku takkan sudi kau menang lagi Kyuin!!" marah Gubbins memerintahkan tunggangannya menembakkan peluru koin lagi. Yang diserang hanya terkekeh sambil menghantamkan motornya sekali lagi, lalu menjauh dari jangkar ingatan dan membiarkan tubuhnya mendapat serangan panas, alias menerima tembakan koin tersebut. Yang menyerang jelas kaget, kenapa lawannya begitu "woles" menerima serangannya.

Pikirannya jelas kacau, itu satu kelemahan Gubbins. Tidak bisa berpikir cepat karena fokusnya hanya bisa di satu sisi. Sesuatu yang berhasil dieksploitasi oleh Tora Kyuin.

"Juga karena hal ini kok" senyum liciknya tergambar jelas kearah Gubbins.

!!!!
Getaran kembali terasa, tapi kali ini bukan berasal dari sebuah ledakan, melainkan sebuah pilar raksasa yang muncul dari tanah, dan memerangkap Gubbins yang tidak berpindah dari lokasinya.

"Welcome back, [Marchen Awaken Romance], Kubawakan tamu dari dunia sebelah: Gubbins."

[Marchen Awaken Romance]. Image dengan Arcana the Tower. Berkekuatan MAR: Kemampuan 10 tingkat Tower , dimana tiap tingkatnya mampu memiliki dunia berbeda beda yang mampu dikontrol pemiliknya. Dunia ini berdasarkan memori penggunanya. Cara untuk keluar dari sana? Lolos dari 10 lantai MAR dan "menjebol" tembok teratas dunianya.

Apa yang menjadi alasannya segera menarik diri dari lokasi jangkar?
Karena ini.
- Special Ability : Unbreakable World (Kemampuan Tower ini mengembalikan serangan kearah sebaliknya jika diserang dan menyerap orang lain kedalam selama orang itu berjarak 10m dari Tower ini)
Info lantainya?
1st Floor : Careful Erubia (Lantai perhatian. Lantai ini berisikan jebakan jebakan atau senjata senjata konvensional yang tak kasat mata dan tak bersuara)
 
2nd Floor : Foolish Sado (Lantai kebodohan , latar dari lantai ini adalah laut sedalam 3m. Lantai ini mengendalikan makhluk makhluk laut ataupun kutub beserta latarnya.)
 
3rd Floor : Moody Alexis (Lantai perubahan , berwujud perkotaan , penuh manusia berlalu lalang , manusia itu merupakan bagian dari tower. Salah serang , bisa berakibat fatal bagi siapa saja.)
 
4th Floor : Maniac BANNED (Lantai kemarahan , berwujud pangkalan militer. Di lantai ini, waktu tak berjalan kecuali untuk makhluk hidup.)
 
5th Floor : Naive Kunizuka (Lantai kebalikan, berlatarkan Gachafe/Cafe. Bedanya, apa yang seharusnya dingin disini terasa sepanas api , apa yang seharusnya hangat terasa sedingin pluto)
 
6th Floor : Truthseeker Zazel (Lantai pengetahuan , berwujud perpustakaan. lantai ini mengharuskan siapapun harus mengucapkan aksinya sebelum dilakukan. Ketika aksi tidak diucapkan maka pengguna akan merasakan serangan jantung , jika lawan yang melakukannya, pengguna mampu mengabulkan keinginannya setiap 1 pelanggaran dilakukan)
 
7th Floor : Silent Miyuki (Lantai kesepian , lantai ini berwujud ruang kelas. Lantai ini membuat apapun yang didengar , diketahui & dilihat dari orang lain akan dilupakan)
 
8th Floor : Betrayal Icefrost (Lantai penghianat , berwujud hutan. Lantai ini membuat benda mati seolah hidup dan berbicara , semuanya tunduk pada pemilik tower)
 
9th Floor : Tsundere de Blois (Lantai yang kepalsuan , lantai ini mampu memanipulasi nilai. Kepadatan , licin atau tidak suatu benda dsb. Namun hanya terbatas 1 benda dan mengendalikan 1 nilai. Berwujud laboratorium obat obatan)
 
Final Floor : Colorful Party : (Lantai penuh warna , berwujud rumah dengan orang orang yang berpesta. Lantai ini mampu melakukan 'konstruksi' dengan benda yang ada didalam tower).


"KAU TIDAK PUNYA MALU APA, MENGHAJAR ANAK KECIL SEPERTIKU DENGAN BALA BANTUAN ANAK BUAHMU, DAN SET UP LICIK SEPERTI INI!!! Umpat Gubbins, benar benar marah di salah satu lantai. Hawa dingin menguar dari atas kepalanya, padahal emosinya memuncak, pasti terjebak di lantai kelima, Naivette Kunizuka.

"Maaf saja Gubbins. Mereka anak anak yang kucintai dan kubentuk kepribadian mereka sejak dini. Juga, aku yang menyelamatkan mereka dari ancaman kematian. Jadi tolong, no hard feeling jika aku melakukan apapun untuk mencapai apa yang kuincar. Bisa kan?" ekspresi datarnya merespon tantrum dari Gubbins jelas membuat para Bojekers bergidik ngeri, tak menyangka bossnya bisa menjadi pria berhati dingin seperti ini.

"Selamat berjuang Gubbins" ucapnya masih tertawa bebas, sebelum memerintahkan anak buahnya menghancurkan jangkar yang menjadi jatahnya.

Dan Jangkar Ingatan terakhir, berhasil diakuisi Tora Kyuin, lagi.

#
Stage terakhir. Kondisi tubuh Gubbins yang semakin tidak karuan karena dihajar oleh berbagai penalty karena dunianya semakin menghilang, nyaris saja menimbulkan rasa iba yang mendalam. Tapi bagi seorang Tora Kyuin. Perduli setan. Karena persyaratan jelas. Ini dunianya. Ini rumahnya. Sebagai akses dalam mewujudkan kehidupannya, segalanya haruslah dilakukan. Membrane tipis didalam lorong dimensi kini memadat menjadi sebuah ruangan, tepatnya kamar hotelnya. Kamar VIP yang "katanya" penuh fasilitas. Padahal tidak (ergh!!).

Tulisan raksasa pada membrane Gubbins menyatakan lawan sudah tidak mampu berpartisipasi, otomatis aku pemenangnya. Dan kejadian itu terulang lagi dan lagi.

Satu kilatan cahaya, dan kesadaranku kembali kabur, memutih dan…….

"Selamat atas kemenanganmu, Kyuin" suara datar yang tak asing menyambutnya dari depan. Ternyata si Kurator sudah menunggunya. Membuka mata, apa yang kudapati hanyalah sebuah lukisan, yang menggambarkan geografis dari rumahku, Sankarea. Kini lengkap dengan beberapa lokasi yang nampak "menghitam".

"Biar kutebak Kurator. Yang menghitam ini lokasi pertarungan?"
"Betul"
"Dan kenapa di satu tempat ini, salah satu kekuatanku malahan manipulasi darah? Bukan smartphone ini?" Tunjukku pura pura tidak mengerti, namun ini sebagai klarifikasi.

"Untuk orang sepertimu, kau cukup jeli Kyuin. Esmestas Museum menjawab keinginan terpendam mereka yang mimpi dan harapannya begitu kuat. Anggap saja kesempatan kedua. Sebagai pemilik dari museum, kuasa atas waktu dan dimensi jelaslah kami punya. Maka hal yang seperti itu tak mustahil kami wujudkan. Memundurkan waktu dan menyesuaikan dimensi sebagaimana mestinya, kami semata hanya mengabulkan permintaan berdasar memori dari kalian"

"Dengan kata lain, jika aku ingin di satu waktu punya kekuatan A padahal tidak, maka Esmestas Museum akan mewujudkannya?"

"Correct. Dan kau salah satu dari sekian peserta yang memorinya masih terbilang….segar"

"Maksudmu?"

"Biarkan itu jadi rahasia museum. Ada pertanyaan lagi?"

"Tidak ada"

Lebih tepatnya, belum ada yang bisa kuterka apa kemauan dari tiga sponsor dalam melaksanakan pertandingan seperti ini.

Melangkahkan kaki menuju bis, pertandingan selanjutnya akan kupersiapkan lebih baik.

Satu korban tumbang. Dan itu si bocah jerawat. Salah sendiri melawan si protagonist dunia ojek. Heh.

-Fin-


Komentar