[Character Sheet] Caraka Karang - NGSR


By: Saktiwijayarahman



Catatan:

Kemampuan

Ktaa Tak Btaeurarn:
Caraka dapat mengacaukan lidah lawan dengan cara menjentikkan jari, kemudian menuding dengan palunya, membuat lawan sulit berkata-kata. Walaupun ada kata yang keluar, susunannya jadi kacau-balau.

Aturannya, kecuali huruf awal dan akhir urutannya jadi berantakan.
Contoh:
"Sotp! Bhretni di stiu!"
"Loh, ldaihku kaenpa ini?"
"Tloong!"
"Blaejar ngoomng r dluu, golbok!"
Tak diragukan lagi, intervensi dalam kemampuan berbicara tentu akan menyebabkan kemarahan yang teramat sangat. Lawan akan tetap dalam pengaruh sihir Ktaa selama Caraka masih menudingkan palunya.

Tempakata:
Caraka berpantun dengan sajak a-b-a-b sembari menghantamkan palunya dalam setiap interval. Jika bisa selesai tanpa interupsi, efek yang dihasilkan bisa dipilih dari dua variasi:

Soksarkas!:
Jika syairnya berbentuk hinaan, kata-kata yang telah diucapkannya akan menjadi "setajam sembilu", mengaduk-aduk emosi lawan sehingga merusak konsentrasi. Bahkan yang tak mudah terpengaruh pun, tetap akan merasakan emosi negatif diluar kendali, entah marah atau malah sedih. Contoh:
Ada singa ada surai
Ting!(suara palu)
Ada kambing ada jenggot
Ting!
ibumu pasti sudah capai
Ting!
punya anak seorang idiot
Ting!
----
Mewujud!:
Caraka dapat mewujudkan benda yang disisipkannya dalam pantun, dan dia dapat mengendalikan benda-benda tersebut dengan telekinesis. Contoh:
Kalau kakek sudah meninggal
Ting!
tentu nenek yang jadi kepala
Ting!
Kalau pedang sudah tertanggal
Ting!
Tentu pena yang jadi adikuasa
Ting!
Karena ada "pena" dan "pedang", maka kedua benda itulah yang tercipta. Maksimal hanya ada dua benda yang bisa dibuat oleh Caraka dalam satu pantun.
Setelah mengakhiri pantunnya, Caraka harus mengucapkan "Soksarkas" atau "Maujud" untuk menentukan efek mana yang ia pilih. Jika Caraka diganggu di tengah-tengah pengucapan pantun, maka ia gagal total dan harus mengulang dari awal. Jika Caraka tidak memukulkan palunya pada saat interval, pantunnya tak akan berefek apa-apa.


Bakat Jadi Pengisi Suara
Caraka dapat menggunakan ventriloquism/suara perut. Ia bisa menirukan suara orang lain juga, walau pada akhirnya ia malah lebih sering menggunakan kemampuan ini untuk mengisi suara Meng, palunya.

Perisai Amarah
Jika lawan menyerang dengan disertai kemarahan, atau lebih buruk lagi sambil mengumpat--termasuk yang sudah dikacaukan oleh Ktaa Tak Btaeurarn-- maka akan tercipta satu lapisan pelindung berjarak satu meter dari tubuh Caraka. Perisai tersebut akan melindunginya dari serangan, baik magis maupun non-magis. Perisai akan makin tebal jika lawan makin emosi, atau makin sering berkata-kata kotor.

Tolkien-ish
Ras elf terkenal karena pengetahuan luas tentang hutan, kelincahan dalam bergerak, serta pendengaran yang tajam.

Maka dari itu, Caraka dapat berlari dua kali lipat lebih cepat dari rata-rata manusia, dan tak akan mendapatkan kesulitan yang berarti jika disuruh melintas, atau bertahan hidup, di tengah hutan. Telinganya pun mampu menangkap suara dari jarak yang cukup jauh.


Kelemahan:

Super-Ceroboh:
Caraka sering terantuk sesuatu terutama jika sedang buru-buru. Ia juga sering tersedak makanan, dan selalu sembarangan dalam menaruh barang.

Takut pada luka Fisik:
Caraka tak suka melihat darah, ia benci berkelahi(kecuali dengan kata-kata), dan ia selalu diejek sebagai banci oleh elf dari kalangan serdadu.
Oleh karena itu, Caraka sebisa mungkin akan menghindari kontak fisik dengan lawan. Jika terluka, apalagi cukup serius ia akan histeris, sangat gugup, dan lupa semua mantra-mantra yang ada dikepalanya.

Kurang Olahraga:
Walau dibantu oleh Lagu Teruntuk Para Pemburu Yang Buru-Buru, Caraka tetaplah seorang elf yang mudah lelah. Ia jarang mengolah tubuhnya, sehingga cepat ngos-ngosan kalau dipaksa lari terus-menerus.

Bergantung pada Meng:
Jika lawan berhasil merebut atau malah menghancurkan palunya, Caraka akan berusaha mengambil kembali atau merestorasi  palunya dengan cara apapun. Tanpa palu, Caraka tak akan mampu menggunakan Ktaa Tak Btaeurarn dan Tempakata. Bakat Jadi Pengisi Suara-nya pun juga seolah lenyap tanpa adanya Meng dalam genggamannya.

Komentar

Entri terbaru

Tampilkan selengkapnya