[Ronde 1] Tora Kyuin - Bojekers, Balap liar dan Big T-Rex


By: IzunaLord


Race One
Bojekers, Balap liar dan Big T-Rex

“Pulang bekerja, tidur ah”
Deru mesin dari kendaraannya menemani suasana malam di kompleks Sankarea daerah selatan, dan nampak mengiringi petir yang bersahutan tiap menitnya. Kemudi dipacu, bergegas mencapai rumah sebelum langit menumpahkan isinya dengan deras. Rembulan bersinar menandakan pekerjaan hari ini selesai.

Pagi hari, dan jatah libur di bulan September. Tepatnya cuti dari balapan. Berkenaan dengan masa istirahat tiap pertandingan NASCAR. Kebiasaannya berada di belakang kemudi membuatnya merasa risih. Melakukan kegiatan bengkel? Membosankan. Mengajar di sekolah? Bukan bidangnya.

“Ojek katamu?”

“Iya bos. Sampeyan jadi supir ojek aja, nganter pelanggan. Kan sampeyan biasa ada navi navi ituloh”

“Navigator cak”

“Nah iya bos. Navigator. Anggep aja pak bos nganter navigator ke tempat tujuan” wajah berbinar si ajudan nampaknya berhasil menggoyahkan imanku untuk “mendaftar” menjadi supir ojek yang disarankan olehnya. Dan inilah keseharianku. Menjadi supir ojek online [Bojek].

Menggunakan kendaraan dari Estoc-Series R8-X, [Stryker], hasil menabung dari memenangkan tiap perlombaan NASCAR. Nampaknya cuti balapan akan jadi ajang yang menyenangkan
=*=*=*=

Suatu hari di sudut kota Sankarea, selepas mengantar seorang ibu-anak berbelanja ke mall. Kuparkirkan mobilku di lahan “Rest Area”. Disitu aku terdiam. Rasanya ada yang aneh. Perasaan aneh, seperti aku melupakan sesuatu, kehidupan lamaku, nampaknya bukan seperti ini.

[Lah kan memang bukan].

“Siapa kamu?” Aku kaget akan suara tersebut.

[Gaperlu tahu untuk sekarang, ntar juga tau. Anggap saja aku ini instingmu. Akan kupandu kamu untuk mencari apa yang hilang dari kehidupanmu].

“Apa kamu tuhan?” tanyaku pada suara gaib barusan.

[bukan tuhan, tapi juga bukan segalanya. Bisa dibilang, aku ini salah satu sihir andalanmu].

“Sihir? Duh pusing”.

[Sama. Ah sudahlah. Ikuti instingmu, alias perkataanku. Nanti ada orang yang order ojek ke kamu. Minta diantar ke suatu tempat. Pas di perjalanan, dia bakal nawarin macem2. Iyain aja. Abis nurunin penumpangnya. Kamu ngekor dia].
“Oh…oke”

Dan benar saja. Setelah menuruti “instingnya”, yaitu mengantar seseorang di suatu titik kompleks, portal yang dimaksud dapat ditemuinya. Dan masuklah ia kedalamnya.

“Loh, kemana penumpang tadi?” tanyanya setelah sadar saat berada didalam lorong portal, si penumpang ternyata menghilang.

Masih diatas kendaraan, dinding portal kini berubah menjadi ratusan layar televisi, yang menampilkan jejak rekam ingatan seseorang. Beberapa nampak ironis, beberapa nampak menggebu-gebu.

Tetapi semua rekaman menampilkan hal yang sama: sosok tersebut selalu menggenggam sebuah smartphone ajaib, dan tak pernah lepas sedikitpun.

“Hei, itu, aku kan?” ucapku memecah keheningan.

[Benar sekali. Bagaimana kau bisa tahu?]

“Entahlah. Semakin dilihat, tindak tanduknya, semakin mirip diriku….”
“Atau jangan jangan, itu aku?”

[Benar. Berarti kau sudah mengerti ada yang mengubah memori kehidupanmu. Mari, kubantu mencapainya. Aku sudah mendaftarkanmu kedalam sebuah perlombaan multi dimensi di ujung sana. Sebenarnya kau sendiri yang mendaftar, tapi kau nampaknya masih belum mendapat ingatan kenapa mendaftar. aku hanya bisa membantu sampai sini. Setelah melewati lorong ini, seluruhnya adalah tindakanmu sendiri. aku hanya pemandu semata]

“Ba…baiklah” aku yang masih belum bisa mencerna segalanya, hanya bisa mengiyakan si suara ajaib didalam kepalaku.

[sekarang, tidurlah. Aku akan memasukkan beberapa “memori” kemampuanmu. Sebagai bekal perjuangan disana]

Dan, terlelaplah si Tora Kyuin, dalam perjalanannya menuju perlombaan yang dimaksud. . . .


    Dalam tidur, diriku nampak mendapati sebuah mimpi…nampak samar….dimana aku, memberi komando kepada sekelompok orang….. orang orang bodoh, tapi setia, dan juga. Sama sama gila. Dan sama sama tidak mau berpikir panjang. Luar biasa bagaimana pribadi tersebut terpatri dalam diriku.

    Lalu perlahan memori bahwa smartphone yang tadi kulihat, perlahan meresap kedalam batin, dan isi kepala. Mencoba memfamiliarkan diri dengan memori yang ditimpa… dan, sebuah pistol ajaib, yang mode tembaknya bisa diatur, dan…pelurunya tak terbatas…selalu menemani si smartphone….sensasi aneh apa ini….

    Terakhir, beberapa memori seperti apa yang harus kulakukan esok, semuanya nampak sudah ditulis sedemikian rupa… membuatku kembali bingung.

    Beberapa proses barusan membuatku terbuai, hingga tak terasa, ujung portal dicapai, dan kendaraan melaju secara otomatis, ke sebuah lahan parkir, di sebuah hotel raksasa. Nampak asing karena arsitektur gedungnya, dan juga, lokasi hotelnya termasuk mencurigakan.

    Masih dibuat bingung, sesosok robot—tepatnya dua robot menyambutku. Salah satunya berpakaian rapi, satunya berbalut topi tinggi dengan troli khas hotel. Mereka memanduku untuk ke kamar yang telah disediakan, mengatakan seluruh perlengkapan dan barang yang kubutuhkan untuk menginap sudah diurus mereka.

Darimana mereka tahu semuanya? Jangan-jangan…

[INI PASTI ULAH GOLGOM]
“Gak gitu goblok”

“Ah, melelahkan. Tidur saja deh” terlalu banyak hal yang harus dicerna hari ini, membuatku memilih tidur saja. Mempersiapkan diri untuk esok hari. Welcome back, kasur.

*06.44*

    Suasana pagiku dibuka dengan tayangan televisi yang secara otomatis menampilkan daerah peta dengan logo  raksasa dari salah satu sponsor utama (katanya).
Acara khusus katanya dengan salah satu titel bertuliskan "Infinity". Nampak samar karena masih setengah terjaga.

Kemudian kesadaranku kembali saat pintu diketuk tiga kali.

"Tuan Kyuin?" suara robotik nampak menyahut dari balik pintu. Aku yang setengah terjaga bergegas membukakan  pintu, dan mendapati seorang maid, tapi robot, nampak siap dengan troli berisi nampan makanan pagi, dan pakaian  ngojek yang sudah disetrika.

"Oh, buatku?"
"Benar, Tuan Kyuin. Dan, menurut tuan Rasyid. Balapan akan dimulai pukul delapan" ucap si maidbot memberi  hormat, sekaligus menginformasikan apa yang harus kulakukan.

"Hah. jam delapan?" tanyaku melihat jam dinding. Masih pukul 6.

"Anuu, kau bisa menunggu disini hingga jam 7?".

"Tapi, balapan pukul delapan"

"Sudahlah. Sebelum jam delapan, peserta bisa bebas kemana saja kan?"

"Ituuu.." si maidbot nampak kebingungan.

"Baiklah. Disetujui. Aku akan bergegas. Atau, kalau ragu, kau bisa menetap di kamar dan menjagaku" ucapku  sembari berusaha menarik troli berisi makanan dan pakaian untuk balapan kedalam kamar. 

"Tidak usah. Aku akan menunggu di luar saja"

"Baiklah"

Cklek.

Troli berisi sarapan tersaji: Double Decker sandwich, teh panas, dan beberapa potong buah kiwi, segelas jus jeruk,  dan selai strawberry sachet. T-Shirt bergambar anime "Mahou no Rakuen Shoujo",  {dan disingkat Mahoraku}.

Sisa 16 menit kumanfaatkan untuk melahap semua sarapan yang ada, sambil memakai pakaian kenamaan, memastikan semua peralatan “ngojek” siap.

“Rompi militer? Yes”

“Pengecekan isi rompi” melakukan inspeksi adalah satu kewajiban, terlebih saat masuk ke portal kemarin, aku tak yakin membawa semua barang yang dirasa perlu.

“Recehan? Gak usah” kukeluarkan beberapa bungkus plastik berisi recehan kembalian, menggantinya dengan beberapa gulung sachet minuman dari sling bang,

“Obeng serbaguna? Yes”

“Senter? Pisau lipat? Obat mual? Tablet hisap? Yes”

Kuputar tubuhku ke samping kasur, dan nampak sebuah smartphone hitam elegan, dan sebuah pistol, terlihat rapi dan siap untuk beraksi kapan saja. Instingku mengatakan aku akan selalu menggunakan kedua benda itu di hampir setiap waktu. Jadi, kuikuti saja instingku untuk meraih benda tersebut.

Memastikan isi sling bag sebagaimana mestinya: power bank, kabel data, powerbank cadangan, beberapa bungkus makanan ringan, dan satu plastik besar berisi setengah porsi Double Decker, sarapan pagi ini. Menunya terlalu besar. Aku segera keluar dari kamar, dan si maidbot segera menyambutku

"Segalanya telah disiapkan". Suara salah satu maidbot dari NGSR memanduku menuju portal

Terlalu melamun, membuat pandanganku tak menyadari, ada sebuah benda yang mendarat, tepat di kepalaku....  melesat begitu saja.
*-*-*

"Isekai hajimaru kara. Kono sekai. Isekai."

Sekali lagi kata kata Isekai terngiang di kepalaku, seiring kedua mataku membuka setelah benturan keras  yang  kurasakan, semenit lalu. Rasa sakit di kepala masih menjalar, berdenyut mesra seperti konser dangdut di malam jumat. Penasaran, kuraba  sumber rasa sakit, dan ku dibuatnya tercengang. Bahwa ternyata rasa denyutan bukan karena bekas benturan. Objek benturannya masih tertancap disana.

"WAIT, ORANG GILA MANA YANG NEKAT MEMBENTURKAN BENDA TAJAM KE SEKITARNYA?"  Aku hanya bisa berteriak didalam hati karena rasanya tenggorokanku tercekat. Susah berbicara.

Mungkin lebih tepat bila disebut korban penusukan dibanding korban benturan. Yah lagipula, luka yang  kudapat  sepertinya sulit untuk dilepaskan. Untuk saat ini.
"Sungguh nasib yang sial" rutukku.
***

08.00
Satu jam berlalu, dan masih belum ada tanda tanda keberadaan seseorang, kehidupan, bahkan hewan sekalipun.  Dua mentari sudah melewati tubuh ini. . . .Dua mentari? Err. Iya. Benda langit berupa bola pijar raksasa yang biasa disebut matahari. Ternyata ada dua. Matahari ada dua...Seperti iklan saja. Tapi sayangnya ini bukan iklan. (Sedih memang).

Panas dari dua matahari menjalar, membuatku basah oleh keringat, juga memperparah denyutan yang masih berdansa dengan syahdu di kepala. Aku tak bisa menjamin ini kepala akan tetap utuh bila kucabut benda yang  masih menancap di kepalaku ini. Jadi kubiarkan saja.

Atau tidak.
Berdiam diri tidak akan memberikan hasil. Ditambah, daerah asing, sudah pasti harus ditelusuri. Jadilah. Kuputuskan untuk berdiri, dan menyusuri jalan kecil di hamparan pasir ini.  "Terasa natural. Jarang kurasakan" desisku sambil berjalan.

Terbuai oleh lamunan membawaku ke sebuah pinggiran pantai, dengan jembatan kayu yang melintang panjang didepan sana. Rasa penasaran membawaku mendekat, dan nampaknya beberapa kendaraan balap sudah dipersiapkan. “Oh. Itu kendaraanku” pekikku girang melihat [Stryker] terparkir.

Saat aku melangkah di sebelah ATV yang disediakan panitia, seketika rasa sakit di kepala kembali menjalar. Diikuti suara “pop” kecil, tampak melompat.

“AKHIRNYA, INANG BARU. MUEHEHEHEHEHEHE” nampak objek kotak tsb girang, dan segera memposisikan dirinya diatas kemudi ATV.

“Hah. Siapa kau?” tanyaku masih memegang rasa nyeri.

“MUEHEHEHEHEHEHE. AING MAH iSOUL. HAPE SMARTPHONE MASA NOW” si kotak berwajah jelek memperkenalkan dirinya. Ternyata smartphone toh.
Eh tunggu..

“JADI ELU YANG MENDARAT DI KEPALA GUE??!!!” dampratnya ingin meraih pistol yang berada di paha kirinya, namun sirine tanda lomba dimulai berdengung mesra. Membuat balapan secara resmi dimulai.

“HEHEHEHEHE. AKU DULUAN, BOCAH TOLOL. NGEEEENGG!!!! Sudah secara sempurna “menyatu” kedalam ATV, kendaraan dan si hp sialan itu tancap gas mendahului diriku.

Merasa kesal, dan mengabaikan rasa sakit, segera kuakses [Soundcloud] dan memanggil para Bojekers.
“Buruan, Ge Pe eL. Panggil bocah2 lainnya. Dateng pke motor ama Hovercraft orderan Cang Imin” titahku di telepon, sembari melompat ke kendaraan, dan segera memasang smartphone ke Phone Stander di dashboard. Juga sebagai pengenal dan cara untuk menyalakan kendaraan. Sebelum menyalakan mesin, kudapati ada seorang gadis yang nampak diam, membisu, dibalik topengnya.
“Anu, anda siapa?”

"Namaku Morgan. Charterflug. Panggil aku Charta. Dan tolong abaikan saya. Saya hanya menumpang" begitulah balasan dari si gadis.

"Yaudahlah. Tancep lah, [Stryker]!!!. Deru mesin meraung gahar saat sirine kedua diluncurkan panitia, dan dengan kecepatan tinggi, garis start sudah ditinggalkannya jauh.

    Trek pertama. Jalanan pasir pantai. Tak ada kendala berarti, selain kejar-kejaran dengan beberapa peserta lain, salah satunya? iSoul, si smartphone sialan. Kemandirian ATV tersebut harus diakui patut diapreasiasi, tapi suara tawa yang benar benar mengganggu telinga, haruskah dibiarkan? Rasanya tidak. Aturan ronde satu yang tak memperbolehkan peserta lomba dibunuh atau terbunuh membuatnya terpaksa mengurungkan niat untuk menembak habis smartphone tersebut.

    Namun kedatangan kawan kawan [Bojekers], terutama pasukan [Telolet Party] yang paling pertama menjawab panggilan. Menumpang [Bojek Squad], para telolet dengan hp poliponik andalan, menyetel suara "OM TELOLET OM" sekeras-kerasnya, dan memperparah keadaan dengan manipulasi dari [Resonance Room], sungguh kombinasi terburuk dalam apa yang disebut polusi suara. Dan bisa ditebak. Ledakan suara barusan berhasil membuyarkan konsentrasi pebalap didepan sana, termasuk iSoul, berusaha membuat telinga elektriknya mengalami konslet.

"Mantab jiwa bozque!!" Salutku pada mereka yang berhasil mengusir jalanan. "Dimana para bocah hekel, kan gue panggil bareng kalian?"

"Nganu pak bos" cuap salah satu Bojekers dengan toa dari Teloleters. "bocah hekelnya lagi sibuk berenang di arah laut barat bareng [Scuba Diver]. Katanya hiu purbanya bisa dibajak"  "Bocah goblok emang. Yodahlah. Formasi anak panah. Tar gue atur di Smartphone dlu" titahku lagi sambil mengatur formasi secara digital.

[CHESS MASTER!]
    Perintah suara dimasukkan. Alhasil rombongan Bojekers yang berjumlah 6 unit motor membentuk formasi yang dimaksud. Dua unit motor didepan, satu unit masing2 di kanan dan kiri, dan terakhir, dua unit di belakang.  “Anu..mohon maaf ya neng”
“Tak apa. Aku hanya penumpang semata. Yang penting aku bisa kabur” ujar si gadis
“Waduh. Iya neng”
[Mau diceritain gak asal usulnya neng Charta?]
“Ntar dlu lah. Belom finish”

Perjalanan memasuki daerah hutan.
“Woy, cah goblo, laporan—“
“BOSS, LAPORAN BOSS. ANAK HEKEL AMA SCUBA DIVER DITELEN HIU PURBA. ALSO, BEBERAPA PEBALAP MENURUT PANTAUAN [Suzuran Boys], UDAH FINISH” pekik si telolet sekeras mungkin melalui toa.

“GOBLOKKKK!!! Emosinya nampak memuncak. Tapi. Ini balapan. Harus bergegas.
“Neng, pegangan ya” Sebuah anggukan menjadi jawaban untukknya bergegas. Dipenuhi rasa marah, memaksanya memacu kendaraan andalannya mengejar target didepan. Sebuah jalanan yang lurus, hanya bermodalkan beberapa suar magis yang berjejer rapi di kanan kiri. Sesekali jalanan berbelok, memberikan kesan dramatis dan dinamis dalam pengejarannya hari ini: Garis Finish.

Namun tampaknya bukan hanya dia yang bersemangat dalam balapan hari ini. Dentum langkah dan raungan menggelegar membuat beberapa hewan lokal di sektor hutan berhamburan keluar, menyelamatkan diri sendiri. Dan ini sebuah pertanda buruk: sang penjaga pulau merasa terusik akan balapan ini.

[Yap. Ada T-Rex dan sudah mengejar]

“Kau tak perlu memberitahu hal yang begitu trivial bodoh”

[Masalahnya dia sudah di sampingmu loh]

“NANIIIII?!!!!

Tepat setelah instingku mengatakan hal tersebut, si empunya nama hadir. Sungguh panjang umur.  Mengandalkan refleks, kemudi mobil dipuntir, memberikan arah kiri yang berbelok tajam bak menikung, berusaha menghindar dengan masuk dari sisi kanan si raksasa bertaring besar, salah satu ancaman utama di trayek hutan. Deru mesinnya tampak  meraung penuh amarah, selaras dengan si pengemudinya. Yang dihantam tak mau kalah. Bersikukuh tidak mau mati konyol ataupun kalah secara bego. Ini balapan, dan apapun bisa terjadi. [PADAHAL DIA T-REX]

“YA, DAN T-REX INI MENGEJARKU!!! Sebenarnya siapa sih peserta balapnya?”

[Entahlah. FYI, T-Rex bisa mengejar hingga 60km/jam loh]

“KAU PIKIR INI DI FILM FIKSI DENGAN JUDUL ITU?”

[Ini balapan, dan apapun bisa terjadi]

“SERAAAAH”

"ROARRR" raungan si monster bertaring besar mulai menapakkan kaki besarnya ke tanah, dan putaran dari kiri membuat ekor si raksasa bertaring terayun,  mencoba mementalkan si pengemudi.

"EBUSET!!!" Rem diinjak, kopling dan perseneling ditarik bersamaan. Setir dibanting kekiri, melawan arah  ayunan ekor tsb, lalu pedal gas diinjak sekuat tenaga. Dan jadilah sebuah teknik meluncur asal jadi: KANSEI DORIFTO ditengah trek hutan.  Untunglah separuh trek hutan sudah porak poranda oleh pembalap sebelumnya. Lebih tepatnya, terbakar separuhnya.

"MUEHEHEHEHEHE, Tokkyun ternyata lamban juga"
Suara ejekan itu lagi. Kuputar visualku, dan mendapati bahwa ada satu kendaraan bangsat yang meluncur dengan nikmat ditengah hiruk pikuk T-Rex dan belasan velociraptor di kanan kiri. Usaha para Bojekers dan Telolet dalam “meminggirkan” ancaman nampaknya masih berlanjut.

Dan sumber suara itu. Si HP Keparat. iSoul.
“MUEHEHEHEHEHEHEHEHEHE, Begitu saja tidak becus menjadi pembalap. HEHEHEHEH” kekeh licik si HP Smartphone tapi pemakai lamanya tidak smart, karena tidak mewariskan pemahaman logika dan tatakrama sebagai smartphone yang mandiri. “Aku duluan yaaa. Ngeeengggg” Menirukan suara ATV yang dirasukinya, kembali, si smartphone melesat meninggalkanku. Benar2 tak habis pikir.

“Hei supir. Fokuslah ke jalanan” suara halus Charta membuyarkan lamunanku. Tak ada faedahnya berlama2 disini. Balapan didepan mata.

“Trek terakhir, tebing” ucap Charta pelan.
Ya, aku tak bodoh, gadis topeng. Segera kuparkirkan kendaraanku di perbatasan trek. Dan memaksa Charta turun.

“Tunggu sebentar. Nampaknya trek terakhir perlu kendaraan yang sesuai” Ucapku yang menekan beberapa tombol, dan menelpon seseorang.
“Bojekers. Bawain [Bobojek] ke koordinat ini. Sekalian bawa pulang [Stryker] ke markas”. Flip. Panggilan dimatikan, dan saatnya menunggu. Karena beberapa ekor velociraptor nampak mengelilingi kami. Ada sekitar belasan.

Ancaman datang, dan hal itu membuat Charta secara refleks menyilangkan tangannya, siap bertarung, namun kucegah. “Jangan. Aku sedang kesal hari ini. Biarkan aku yang membunuh” kuraih pistol di paha kiri, mengokangnya sekali, menyetel ke mode Homing, setting ke peluru tak terbatas, dan mulai menembaki para Velociraptor yang menghadang.

*-*-*

Sepuluh menit membasmi para dino, kendaraan yang dimaksud datang: [Bobojek], Sebuah motor hitam raksasa bak moge, dengan bagian depan bak kereta peluru. Lengkap dengan phone stander, toolbox, Hazard Lamp, dan beberapa slot untuk persenjataan di kanan kiri motor. Seorang supir yang mengantar nampak memberikan helm pada Charta, dan juga padaku. Setelah memberi hormat, dirinya bergegas ke [Stryker], dan segera membawa pulang [Stryker] ke hotel.

“Ayo naik” tawarku pada Charta, yang sedari tadi membisu, masih ragu akan memakai helm tersebut atau tidak. “Atau mau mati konyol disini?”
“Tidak. Tidak perlu” Balasnya nampak kesal, dan segera naik di kursi penumpang. “Pegangan yang erat, gadis topeng, karena ini tanjakan”. Mesin dipacu, asap membumbung tinggi, dan sekali hentakan, [Bobojek] melesat dalam kecepatan 2x lipat [Stryker]. Hingga 90km/jam.

“Charta. Katakan padaku, apa alasanmu ikut balapan ini?” Tanyaku dibalik kemudi. Sepuluh menit perjalanan nampak sepi pastinya.
“Haruskah kujawab?” balas Charta, nampaknya merasa terganggu.
“Kurasa harus, karena jika kau ikut balapan, kenapa kau tidak mau menyetir kendaraan yang disiapkan?”
“Aku, menolak, untuk, menyetir—AWAS KIRI!!
Suara pekikan Charta membuatku segera membanting setir kearah kanan, berusaha menghindari mara bahaya yang mengancam.
“MUEHEHEHEHEHEHE” Suara itu lagi.

Dan benar saja, si iSoul keparat (lagi). Takkan kubiarkan kau lolos hape sialan.
“MUEHEHEHEHEHEHE, APA MAKSUDMU, TOKKYUN, FUAHAHAHAHA”. Kekeh liciknya dibalik kemudi ATV, masih menghina tanpa henti
[Technically bukan dibalik kemudi sih. Kan dia jadi satu]
“Bacot”

Ajang balapan dimulai. Kendaraan saling berpacu satu sama lainnya. Bedanya hanya satu: Aku diunggulkan oleh sebuah pistol ajaib. Florence Gun. Masih dalam settingan tadi, kumuntahkan saja tiga tembakan acak, namun memang sial, makhluk seperti iSoul sulit ditarget.
“Pegangan”. Menarik tuas gas, kupacu motor semakin menanjak, karena tebingnya semakin curam. Namun si henpon sialan nampak bersikukuh untuk menyalip.

“Cepatlah Tora” panik Charta melihat garis finish didepan mata.
“Kalau kau bersikeras untuk menang, kenapa kau tidak duluan saja” kesalku yang segera menekan tombol merah di samping tangki bensin. Dan hal itu mengaktifkan kursi per yang melontarkan penumpang ke arah yang dituju.

“LOH, LOOOOOOHHHHH??????!!!!!!!” pekik Charta diatas langit.

“TENANG SAJA. SUDAH TERMASUK PARASUT. DULUAN SAJAAA” Ucapku melambai padanya. Sekarang sisa aku dan ATV ajaib.
Mengacungkan pistol ke storage kiri, fokusku pada motor kini dalam kuasa penuh, membuatku bisa menyalip si ATV. Memasang seting Automatic, kuhujani si ATV dengan tembakan beruntun, dengan tetap menjaga kecepatan agar tidak disalip oleh si iSoul.

“Nyeeeh. Boleh juga kau” ejeknya mulai mengakui pressure yang kuberikan. “Apa motivasimu untuk memburuku, hei supir ojek?” kekeh si iSoul merasa kepo.

“Kau, yang memberikan informasi palsu pada [DeadSec] dan [Scuba Diver] untuk mengarungi laut barat kan? Kau yang membajak sistematis info mereka kan, sengaja membawaku jauh?”
“Hehehehehe. Ketahuan ya? Baiklah. Itu salahku” nampaknya iSoul mengaku.

“Maka ini hukumanmu” suara tombol ditekan. [KOPAJEK!!!]
Kopajek: Memanggil kendaraan berupa bis kopaja dengan klakson "Telolet Mhanx" yang dapat disupiri manual atau dikendalikan secara remote via smartphone. (Bila dikontrol via smartphone Kopajek akan jatuh ke target yang dituju). Perintah dari smartphone, maka kopajek jatuh di belakang motor, berusaha menghalangi iSoul.

“Ciao” ejekku kini, memacu kendaraan ke garis finish. Meninggalkan si iSoul yang panik. Tenang saja, dia takkan mati kok.

Sampai juga di gacha box. Kutubruk saja boxnya dengan motor. Hadiah yang didapat? Fitur upgrade pada tiap kendaraan untuk dapat diinstal persenjataan militer. Namun bukan hal itu yang kucari. Tapi, bagaimana cara membalas kematian para bojekers.

“Awas saja kalian” batinku yang segera mengutak-atik [Soundcloud] dengan penuh emosi.
-FIN-

Komentar

  1. Pertama kali saya baca ini kesan saya adalah : Meme
    ga semua jokes yang dipakek lucu, dan beberapa malah sekedar asal lempar demi ngeluarin meme. Saya akhirnya kudu baca CS juga gimana si Tora ini dan gimana kekuatannya, dan saya masih ga paham sepenuhnya.

    Jadi ini saya kasih 6/5 ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. 6/5 ini bijimana?
      Sejujurnya masih belom puas emg di entri ini krn tantangannya 3k + wajib bawa 2 oc. Susah explore semuanya. Jdilah terkesan asal lempar seperti yg anda bilang. Andaikata lolos. Bkal sya usahakan lebih ringan bawaannya.

      Makasih

      Hapus
    2. Katanya di beberapa awal nggak ada eliminasi sih. Jadi pasti bisa diperbaiki. berjuaaang~!

      Hapus
    3. ah lupa, buat panitia
      Nama OC : Charlotte Izetta

      Hapus
  2. Apa yang saya suka dari entri ini :

    + Preparation scene yang kayaknya memang gabisa lepas dari IzunaLord, gak di sini atau di sana. Meski banyak yang tidak dipakai akhirnya (hope Tora use it later).
    + Variasi diksi sudah lumayan.
    + Karakterisasi iSoul yang usil banget (gatau nanti authornya sependapat/tidak).
    + Scene-scene menarik kayak yang masuk lorong televisi, atau yang nyuruh maid nunggu meski saya gak tahu alasannya(?), ngejelasin sedikit karakter Tora di sana.
    + Ending scene

    Apa yang menurut saya mengganjal :
    - Koma atau titik setelah petik dua omongan karakter harusnya ada. (Abaikan jika tidak suka komentar berbau tanda baca hehe)
    - Ini karakternya kok dialog banyak kapital, dan ngomong juga bahasa tidak baku asal Indonesia, nama karakter juga Jepang. Tidak menemukan kesinambungan :(
    - Spam kapital yang way too much (mungkin kalau ada koma sama titik bisa teratasi)

    Cuma mau tanya saja :
    - Mungkin skill-skillnya Tora bisa dimasukkan ke Charsheet sekalian? In case ada yang mau pakai karakter ini di entri.

    Untuk intro lumayan, 8/10.
    Tapi kalau kesalahannya diulang mungkin kalau mampir lagi nilainya ngurang. :( /Slap/

    OC : Worca S.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau diberi kesempatan sama panitia utk memasukkan Skill-List. Bakal kumasukin sih.
      Bagian preparasi, itu udah habit di tiap kegiatan. Perkara kepake sih belum tentu semua.
      Makasih2

      Hapus
  3. 1. kesan pertama kali saat membaca adalah: "ini heboh banget!" terutama MC nya, yg terkesan heboh (ditandai dengan penggunaan capital hampir di semua tempat) nge-bossy (dapat diliat sikapnya yang sok dan maunya sendiri) dan seperti uncontrollable, ke-marah2 an, apalagi ketika suara ilahiah mengganggu dirinya XD
    sepertinya hal seperti itu perlu ditambahkan di CS.
    2. banyak istilah kekinian yg aku gak faham, Teloleters?KANSEI DORIFTO?DeadSec?KOPAJEK?Bobojek?
    3. Penggunaan tanda [ ] lumayan mengganggu. maksudku apa ini baku? kalau memang nama jurus atau mode, kan bisa dijelasin/dideskripsikan, bukan cuman sekedar dikasih tanda [ ], gak semua orang jg paham maksudnya.
    4. banyak hal2 gak perlu dijelasin (krn gak ada sangkut paut dgn cerita) tapi dijelasin juga, seperti: pake t-shirt anime berjudul mahou dst disingkat maho-apa, bagian ini gk ada hubungannya dgn cerita, tp ya disebutin. perlu dipertanyakan apa fungsinya? mgk saya yg lewat?
    Penyebutan "Isekai hajimaru kara. Kono sekai. Isekai." ini manfaatnya juga apa?
    - Sekian dari Irene, terima kasih.
    Skor: 7/10

    BalasHapus
    Balasan
    1. batasan 3k emg jadinya asal tempel sih. Andai dilebihkan bisa dikeluarkan. Dan cara interaksi si Tora memang "heboh" h3h3h3.
      Itu plesetan semua kok. Biar ga kena copyright, tapi emg kedepan bkal curi2 slot bwat jelasin satu2. Perkara [] itu lebih nunjukin bahwa itu adalah skill. Sbenernya penjelas aja sih. Takut dianggap masuk narasi atau dialog.

      Tapi, makasi dh dikomentarin

      Hapus
  4. Saya pakai OC ojek online di FBC dan dia hilang ditengah hutan kalimantan, beda ceritanya dengan Tora yang mampu mencapai garis finish tanpa tersesat.

    Anyway, Saya suka interaksi antara Tora dan suara batin(?)nya, tapi interaksi Tora dengan karakter lain selain ISoul dan suara batin terasa agak kaku. Ada banyak potensi dari interaksi Tora dan tim Bojekers/memers, tapi sayang kalau kurang dimanfaatkan.

    Ada juga beberapa bagian yang bisa dipotong untuk memberi space untuk adegan lain, semisal bagian Tora sarapan dan menyiapkan peralatan ojeknya(rompi,recehan,obeng,dsb) karena peralatan ojeknya tidak digunakan sama sekali. Also, role Charta di sini sepertinya lebih enak digantikan dengan suara batin karena kontribusi Charta ke Tora cukup sedikit(Yah, namanya juga numpang).

    Verdict? I died in a car crash and go to another world to be a car driver?
    Nilai : 7/10

    OC : Morgen "Charta" Charterflug.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah supir ojolnya kurang imba mbaknya. OC saya pengalaman malang melintang di berbagai kejadian luar biasa jadilah begini. Saya pun salut loh dia bisa finish (?).
      Utk iSoul karena semuanya eksperimen. Bermodal CS ama cara dia berbicara. dan utk Mocha...ini satu2nya yg reference paling banyak karena sempet "bermain" di turnamen yang berbeda cma takutnya jadi sotoy. Interaksi yg saya bayangkan sih Charta emg tipikal penumpang yang "Udh males interaksi krn cape" jdi ga banyak chit chat.

      Kedepan ada kesempatan mungkin bakal mengulas lebih utk anak2 buah kesayangan.

      Tapi makasih dh dikomentarin

      Hapus
  5. Saya suka entri kakak. Meski di bagian awal terlalu banyak menceritakan tokoh utama, bagian balapannya cukup dieksplor dengan baik. Namun, interaksi antar para tokoh cameo kurang sekali. Charta cuma dibawa ikut aja. Tapi saya rasa iSoul cukup menjadi antagonis, meski kurang kuat dan malah terkesan komedi. Kematian para rekannya pun... dianggap bukan apa-apa. Tapi, saya tetap suka. Kakak meramu banyak meme di sini dan overall ceritanya menghibur. Saya beri nilai 7/10.

    Kadadanangwanibalawanniurang

    BalasHapus
    Balasan
    1. iSoul disini kesannya kayak setan alas yg ngusilin pemain sih. Jatohnya gtu. Soalnya ancaman alam sudah memberi tantangan tersendiri. Kendala 3k membuat saya bingung memberi fokus dimana. Alhasil balapan dlu. Memang saya akui ini termasuk kurang krn banyak potensi yg bsa digali.

      Kedepan bkal sya coba pangkas2 fokusnya,

      makasih dh dikomentari

      Hapus
  6. Nice opening, tiktok sama dialognya enak, tipe narasi yang gw suka.
    Semua karakter dapet porsi sepadan, dengan Tora Kyuin yang tampil menonjol, iSoul jadi pengganggu potensial, dan Charta meski minim dialog dan karakter sampingan masih kerasa hidup.

    Balapannya kerasa, alurnya sederhana tapi enak diikutin. Sayang, endingnya kurang konklusif (?) alias 'dah gitu aja'. Padahal, gw ngarepin lebih, which is karena Tora itu kyk-nya tipikal bos merakyat(?), Reaksinya pas tau anak buah pada mati terlalu biasa(atau gw-nya aja yg terlalu sentimental?)

    But, karena enjoyment readingnya dapet, overall 8/10.

    Tom

    BalasHapus
    Balasan
    1. Endingnya maksa ya? kepepet sama limit kalimat jadi cma gtu aja. Makasih dh berkomentar.

      Hapus

Posting Komentar

Entri terbaru

Tampilkan selengkapnya