[Ronde 5] Charlotte Izetta - Ayam-ayam keparat

By: Kagetsuki Arai

Chalice mendorong kursi roda melewat hanggar antar dimensi, dan seperti yang sudah ia duga, pasukan NGSR bersama sang manusia kaleng sudah menodongnya di pintu depan.

"Selama pertandingan Battle Of Realms berlangsung, harusnya peserta tidak boleh kembali ke dunia asalnya," Rasyid berkata, "Namun aku senang kau kembali."

"Aku belum mencapai tujuanku, lho, tuan Rasyid," kata Chalice santai, namun sama seperti Charlotte yang menggenggam tangannya, ia gugup menghadapi si manusia kaleng ini.

Chalice tahu betapa kuat dan canggihnya teknologi NGSR, tidak semua teknologi buatan mereka bisa ia kendalikan, bukti bahwa meskipun dunia mereka tergolong sangatlah maju dan berkembang, NGSR lebih canggih setengah abad.

"Meski begitu, kau harus tetap mendapat hukuman," kata Rasyid, "Aku akan ambil nona Izetta darimu dan kau dilarang menemuinya selama ronde lima berlangsung."

"Chalice..." suara Charlotte berkata khawatir.

"Dan orang-orangku akan memastikan semua hal yang menghubungkanmu dengan Charlotte di lepas," Rasyid melanjutkan.

"Kau lupa, ya?" Chalice mencoba mengingatkan, "Sebagian sel dalam tubuh Charlotte adalah virusku, ia adalah sumber kekuatanku. Kalau kau memutuskan hubunganku dengannya berarti..."

"Tepat sekali," Rasyid memberikan seringai, "Sampai ronde lima selesai, Charlotte akan kami rawat. Bagaimana nasibnya selanjutnya tergantung pada performamu."

"Charlotte," Chalice kemudian berjongkok, menatap muka Charlotte dengan wajah serius, "Kamu mau percaya aku?"

"Aku mempercayaimu dan kau meninggalkanku, dasar abak bodoh!" Charlotte mencubit pipi si Ganster, "Tapi aku mempercayaimu kau bisa menang dan mendapatkan apa yang kau mau."

"Terima kasih," Chalice memegangi tangan charlotte dan memberikan senyuman. Ia kemudian bangkit dan menatap Rasyid.

"Aku akan menerima hukumanmu," jawab Chalice dengan mantap.

Sekelompok orang berjubah putih lalu muncul dari balik tubuh Rasyid dan mendorong kursi roda Charlotte menjauh. Chalice kemudian menarik pundak Rasyid dan memberikan suara paling seriusnya.

"Apa kau bisa berjanji untuk menjaganya meski aku mati?"

"Nona Izetta adalah aset berharga," jawab Rasyid, "Dari sudut pandang penelitian tentunya kau paham itu. Aku akan menjamin ia merasa nyaman di ruangan barunya. meskipun aku ragu bisa membuatnya nyaman tanpa dirimu."

"Bertahanlah hidup," rasyid memberikan seringai dan meninggalkan Chalice sendirian.

*

Ruangan itu amat besar dengan banyak sekali kepompong mekanik di dalamnya. Beberapa peserta memeriksa kepompom itu dengan rasa tertarik dan yang lain tampak tak sabar untuk memasukinya. 

Ruangan VR. 

Saat kau memasuki kepompom itu, tubuhmu secara efektif tertidur, namun gelombang otakmu akan dikirimkan ke sebuah avatar di dalam dunia VR. 

Sejujurnya Azusa masih saja dibuat kagum oleh teknologi yang dimiliki NGSR, namun mengingat gadis mungil yang ia temui di ronde pertama dan ketiga, Azusa mengingatkan dirinya kembali bahwa teknologi bisa berbahaya.

Memandang ke sekeliling ruangan, ia bisa melihat Chalice memegangi setiap inci kepompom VR dengan wajah serius. Sekilas, ia terlihat seperti anak-anak yang mengagumi mainan barunya, namun Azusa paham betul bahwa gadis kecil nan imut itu sedang mencari strategi terbaik untuk menyiksa lawannya dan menang dengan banyak sekali monster dalam perintahnya.

Kalau dipikir lagi, mengingat apa yang terjadi pada dua kali pertemuan mereka, Azusa beruntung. Ia masih ingat bagaimana Jazdia harus dirawat di ruang kejiwaan setelah dua kali berhadapan dengan Chalice. 

Tentu saja Rasyid sudah mengatakan bahwa semua virus Ganster dalam tubuhnya sudah dihilangkan, namun Azusa akan selalu waspada.

"Baiklah para peserta, waktunya ronde lima dimulai," Suara Rasyid terdengar, "Masuklah ke dalam kepompom dan kalian akan dapat instruksi dari progam pembantu di dalam kepompom."

Azusa menghembuskan nafas dan kemudian melangkah ke kepompom VR di hadapannya. 

Saatnya membalas dendam.

*

Berada di dalam komputer membuat tubuh Chalice tidak stabil. Saat ia memasuki komputer, ia tak pernah membutuhkan avatar saat seperti di dunia nyata, jadi tubuhnya selalu meleleh ke biner. 

Chalice kemudian memutuskan untuk menyelam ke sistem agar proses yang dipakai untuk membentuk avatarnya bisa berjalan otomatis dan melakukan hal itu hanya memakan waktu lima menit untuk Chalice.

Ia menghela nafas dan kemudian melihat sekelilingnya. Seluruh avatar peserta lain tampak dalam posisi stand by, membaca tutorial dan peraturan. Beberapa memasang wajah tak sabar sementara yang lain membaca tutorial itu di interface mereka dengan seksama. 

Namun bukankah lebih baik kalau pertandingan dimulai dari awal?

Chalice menyentuh dinding pesawat yang mereka tumpangi dan kemudian mematikan mesinnya. Seketika pesawat tertarik gravitasi dan terjatuh menuju pelukan bumi.

Chalice langsung mengambil parasutnya dan menuju ke pintu keluar. Beberapa peserta tampak keluar dari posisi stand by mereka dan melihat ke sekeliling kebingungan.

"Tuan-tuan dan nyonya-nyonya," Chalice berkata, "Waktu tutorial telah habis, selamat tinggal~" dan dengan kalimat itu Chalice melompat dari pesawat. 

Belum puas dengan jatuhnya pesawat, Chalice kemudian meretas kode pada pesawat itu dan seketika ekor pesawat itu terbakar. Chalice menyeringai dan kemudian berfokus ke pendaratannya.

Semoga saja tak ada yang selamat dari kehancuran pesawat itu.

*

Ada lima total pesawat, setelah satu meledak karena retasan Chalice, yang lain berhasil menerjunkan peserta lain. 

Chalice menghela nafas dan menyentuh M4A1 di pegangannya. Ia bisa saja meretas seluruh kode di senjata ini dan membuat pelurunya bisa langsung membunuh, namun ia yakin sekali Admin akan langsung turun dan menghapus avatarnya.

Chalice menghela nafas dan kemudian berjalan menuju sebuah mobil yang tak jauh dari tempatnya berada. Tak ada GPS di dalam mobil jeep itu, namun Chalice tak mempermasalahkanya. Pada akhirnya setiap 'controlable unit' di game ini adalah interface dan setiap unit yang digerakkan oleh variabel bisa menjadi gerbang baginya untuk meretas. 

Menembus tembok api, menelusuri gerakan data, Chalice menemukan dimana poin terakhir yang tersisa di pulau ini. Perlahan pulau ini akan melebur menjadi data, saat peserta ada di zona yang terlebur ia otomatis kalah. Ia hanya berharap dengan menuju ke tempat ini lebih dulu ia bisa selamat tanpa harus berarung.

"Sialan!" 

Tiba-tiba sebuah tembakan terdengar dan tiga peluru mengenai tubuhnya. Chalice tak merasakan rasa sakit, namun jelas sekali tangan kanannya kini berubah menjadi data kembali. Chalice melompat ke dalam mobil dan kemudian langsung menginjak pedal gas. 

Secara otomatis luka Chalice menyembuhkan diri, membuat bar HP-nya penuh kembali. Chalice mengarahkan mobilnya ke arah penembaknya.

Sang penembak, seorang laki-laki dengan Vector SMG, melompat dari tempat persembunyiannya karena panik, namun seluruh tubuhnya berubah menjadi biner saat mobil itu menggencetnya ke tembok apartemen.

Satu lawan musnah, namun Chalice sudah mendeteksi lima musuh lain dan itu bukan hal yang bagus. Chalice segera menyetir mobilnya ke poin terakhir dengan terburu-buru.

*

Chalice masih menyetir mobil jeepnya, namun kini ia tidak sendirian. Laki-laki yang ia tubruk tadi kini telah bangkit penuh dalam kendalinya. Efek samping virus Ganster di dunia digital? ia sendiri baru pertama kali menginfeksi avatar digital jadi ia sedikit terkejut bisa membangkitkan avatar yang sudah kembali menjadi data. Namun rupanya virusnya itu bisa membuat Chalice mengambil data yang sudah terhapus.

Tora Kyuin, itulah nama laki-laki yang saat ini menjadi budaknya itu. Saat ini wajahnya melebur menjadi satu dengan helm hijaunya dan kedua tangannya melebur menjadi satu dengan vector SMG yang tadi ia pegang. Pengaruh dari Gansterifisasi dan kegagalan mengambil kesuluruhan data yang dihapus.

Masalah muncul saat Chalice tak tahu sejauh mana ia bisa mengacak-acak server game ini dan mengubah parameternya? jelas sekali kemenangan instan tak mungkin namun...

Tunggu, bukankah ia bisa mempercepat durasi game ini? 

Chalice menghentikan mobilnya dan kemudian kembali meretas server game. Parameter durasi ditemukan dan diubah. Saat itu selesai sebuah tembok transparan bewarna biru muncul di sekeliling pulau dan dengan cepat semakin menyempit.

Chalice menyeringai dan hendak melaju kembali, namun lagi-lagi sebuah tembakan diarahkan padanya, kali ini sniper dengan peluru yang hampir mengenai kepala Chalice.

Meski tembakan pertama gagal, tembakan kedua berhasil mengenai dadanya dan Chalice memuntahkan darah digital.

"Tora Kyuin! lacak penembak itu!" perintah Chalice sembari ia menyembuhkan lukanya.

Tanpa banyak tanya sang tukang ojek melompat dari mobil dan kabur entah kemana. Namun rupanya masalahnya belum selesai saat tiba-tiba seorang perempuan melompat dari ranting pohon dan mendarat di bangku belakang mobil jeepnya.

Pedang di tangan wanita itu memotong tangan Chalice. Chalice menggeram menahan sakit dan langsung melompat keluar mobil, sayangnya senjatanya tertinggal di mobil.

"Eh, kamu to?" Chalice tersenyum kecil, "Aku kira kamu tidak akan selamat lho."

"Aku ingin berterima kasih padamu soal virus yang masuk di dalam tubuhku lho," jawab wanita itu, "Sakit sekali tahu saat menjadi monster itu."

Wanita itu, Azusa sang pengguna pedang, tampak marah pada Azusa. 

"bahkan di dalam game masih saja kamu menemukan pedang, dasar maniak," kata Chalice, "Tapi maaf, kau tak akan bisa membalaskan dendammu saat ini."

Tiba-tiba mobil bergerak sendiri dan membuat Azusa terjatuh. Namun meski terjatuh, pedang masih di tangan. Chalice mengendalikan mobil itu dan mengarahkannya ke jurang terdekat. Namun sayang meski mobil itu jatuh ke jurang, Azusa sang pengguna pedang berhasil melompat keluar. 

Namun saat Azusa melihat kembali ke arah Chalice, Tora Kyuin sudah kembali dan tanpa logika, menggendong Chalice seperti seorang putri dan berlari secepat mungkin, lebih cepat dari seharusnya.

"Sialan!" Azusa memaki, "Ah, aku harusnya tahu ini tak akan mudah."

Namun tiba-tiba sebuah motor muncul di hadapannya dengan sebuah surat tertempel di joknya.

Azusa menyeringai lebar.

*

Seorang gamer pernah berkata untuk selalu berhati-hati terhadap ayam. Meski mereka tampak tak mengancam, di dalam game, mereka bisa menjadi makhluk paling berbahaya.

Chalice bisa melihat tak jauh dari tempatnya, sekelompok orang sedang melawan zombie yang ukurannya tiga kali lipat lebih besar dari manusia. 

Chalice kini ada di perbatasan area Urban dan Medieval, dan alih-alih menghadapi Peri atau Zombie, ia menghadapi ratusan ayam yang mengepungnya sembari berkokok marah.

Mungkin Admin sedang menghukumnya? 

Tora Kyuin sudah habis dipatuk ayam-ayam itu, ayam-ayam yang liar itu mematuk kakinya lalu saat ia jatuh, mulai mematuk badan, tangan, kepala hingga akhirnya tak bersisa. Lebih payahnya lagi, Kaki Chalice yang terpelatuk tidak bisa lagi disembuhkan. Saluran data untuk meretas jumlah HP kini telah ditutup dan sembari berusaha kabur dari ayam-ayam sialan ini, ia berusaha mencari jalur baru dan tanpa bantuan interface dari controlable unit, hal ini amatlah susah.

Poin terakhir sudah tidak jauh dari tempatnya berada. Namun sebuah tembakan lagi-lagi terdengar dan bersamaan dengan peluru, sebuah tombak meluncur menembus perut Chalice.

Chalice dengan cepat menyentuh perutnya dan mencabut tombak itu, bersyukur akhirnya ia memegang senjata. Ia bisa melihat Spearman tampak terkejut dan seorang goblin kecil menatapnya sebal. Namun ia mengabaikan keduanya dan kemudian menyabetkan tombak di tangannya ke arah ayam ayam di sekitarnya dan memukulkannya ke arah Spearman dan sang Goblin.

Tak diduga, ayam-ayam yang ada di dekatnya kini menyerang Spearman dan sang Goblin dan perlahan avatar mereka menghilang di patuk ayam.

sementara ayam-ayam ganas itu terdistraksi mematuki avatar lawannya, Chalice menemukan sebuah mobil vans dan segera mengendarainya, poin terakhir semakin dekat. Namun dari kaca spion ia bisa melihat ayam-ayam keparat itu masih mengejar.

*

Ayam-ayam itu tidak terpengaruh oleh virus Ganster. Chalice tak terkejut mengingat mereka adalah alat Admin untuk menegakkan peraturan di dunia ini. Yang membuatnya terkejut adalah virusnya masih mampu menginveksi Spearman dan sang Goblin. Bagaimana bisa?

Namun Chalice menyimpan pertanyaan itu di balik kepalanya. Ia sampai di coloseum dan sebaiknya ia bersembunyi di sini terlebih dahulu sampai waktu habis. Lagipula, tembok biru transparan yang mengelilingi pulau sudah semakin menyempit.

Chalice menyentuh dashboard mobilnya dan mempercepat laju tembok itu. Berharap ia bisa keluar dari game ini secepatnya dan mengeliminasi lebih banyak peserta dalam prosesnya.

Mobil van yang ia kendarai kini memasuki coloseum dan tujuh orang sudah berkumpul di dalamnya, beberapa familiar, seperti sang bocah ninja Riven, sementara yang lain ia tak mengenalinya.

"Oh, satu peserta lagi," suara familiar lain menyambutnya dan ia mengenal sang pemilik.

"Kau juga di sini to, Nadaa," Chalice tersenyum, "Senang melihatmu masih hidup."

"Kau orang ke delapan yang ada di sini," jawab Nadaa.

Namun Chalice tak sempat ngobrol lebih jauh saat ayam-ayam ganas kembali muncul dari belakangnya. Sayangnya chalice tak bisa menemukan parameter mana yang mengendalikan ayam-ayam.

"Masalahmu?" nadaa bertanya.

Chalice hanya menghembuskan nafas panjang dan mulai memacu mobilnya, menginjak sebanyak mungkin ayam yang ia bisa. Ayam-ayam ganas itu memang memiliki kekuatan serang yang menakutkan namun jumlahnya terbatas dan mereka mudah diinjak karena ukurannya yang kecil dan HP bar mereka, meskipun tebal, tidak bisa beregenarasi. 

Sehingga Chalice memacu mobilnya, berharap kalau ayam-ayam itu dilindas berkali-kali, mereka akan kembali menjadi partikel data.

Namun tampaknya masalahnya tak selesai karena tiba-tiba sebuah motor masuk ke coloseum lewat kursi penonton, melompat dan kemudian mendarat di atap mobil Chalice. 

Selanjutnya sebuah katana menembus atap mobil dan mengenai pundak Chalice. Chalice membalas dengan menusukkan tombak yang tadi ia dapat ke atap mobil, namun sayang sekali tombak itu tak mengenai apa-apa selain membuat lubang di atap mobil.

Jadi Chalice menginjak rem sekuat tenaga dan seorang wanit jatuh dari mobil itu.

"Oh, kamu lagi," chalice menatap Azusa dengan sebal.

Azusa kini seperti Musashibou Benkei, dengan puluhan pedang tersarung di punggungnya.

"AAAAAAAAAA!"

Azusa berteriak.

"AAAAAAAAAAAAAA!"

Chalice berteriak.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" 

Azusa berteriak.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Chalice berteriak dan kemudian menekan pedal gas mobilnya, menubrukkan mobilnya ke azusa dan menggencetnya di tembok coloseum, Namun rupanya itu tak cukup membunuhnya. Jadi Chalice memerintahkan Spearman dan sang Goblin keluar dari mobil lalu menembaki Azusa point blank range.

"Si...alan!" dan dengan kalimat terakhir itu Azusa berubah menjadi partikel data.

*

Pengumuman ronde selesai terdengar di seluruh koloseum. Tembok biru transparan sudah berhenti tepat di luar koloseum dan di dalamnya ada tepat delapan peserta selamat.

Saat tujuh peserta Log Out, Chalice mengira ia akan Log Out bersama mereka, namun dugaannya salah besar saat Rasyid muncul di hadapannya.

"Aku tak bisa bilang aku menyukai caramu meretas game server," Rasyid memulai, "Tapi aku butuh dirimu menang dan kau tak mengecewakanku."

"Aku ingin cepat-cepat keluar dari game ini untuk bertemu Charlotte," jawab Chalice.

"Oh, Dia baik-baik saja kok," jawab Rasyid, "Cuman sepertinya seseorang baru saja menculiknya."

"Sialan kamu Rasyid!" Chalice memaki sebelum melakukan Force log out.

Rasyid menghela nafas panjang.

"Duh anak ini, masa tidak mau mendengarkan lebih lanjut terlebih dahulu," katanya sebal.



Komentar

  1. Koreksi saya bila salah. Intinya Chalice ini virus pada tubuh Charlotte yang punya wujud menyerupai inangnya, kah? Is this Ex-aid reference?

    Terasa singkat. Agak gak puas juga. Baru mulai sudah berakhir. Kayak masih bisa dikembangkan lagi dan lebih panjang supaya sempurna, tapi, ya kelihatannya terhalang waktu sih, ya. /Dihajar/

    Dan ide sudah berulah selagi masih di pesawat juga terjadi di entri ini, sama Fransisca. Di entri saya juga. Ya, memang ide epik, sayangnya di sini ditunjukkannya kurang, seakan kejadian yang tidak terlalu butuh atensi.

    Juga, ide ayam-ayam penegak sistem ini dapat dari mana? Unik, lho.

    N : 7

    BalasHapus

Posting Komentar