[Ronde 1] Nadaa Kirana Swastikachandra - Hippity Hoppity Number One Is Priority

By: A Certain Cute Cat

Hippity Hoppity Number One Is Priority
Balapan dimulai. Troya dengan sigap menginjak pedal gas memacu Dart Swinger miliknya ke lintasan balap pertama kali. Nadel duduk disampingnya, mengisi double-barreled shotgun dengan dua shells. Ia menurunkan kaca pintu mobil, membidik seseorang yang menggunakan motocross, memuntahkan dua peluru dalam sekali tembak. Terdengar bunyi ban pecah dan sumpah serapah suara maskulin yang berlebihan.
"Kau biasa menggunakan senjata api?" tanya Troya.
"Ayahku seorang pengoleksi shotgun." Nadel tertawa puas.
"Masuk akal, kurasa."
 Jalur pertama yang dilewati adalah pasir pantai, lurus tanpa satupun kelokan. Dart Swinger menderu keras, tanda mesin telah mencapai kinerja maksimal. Speedometer menunjukkan angka 120 miles per hour atau jika diterjemahkan ke istilah yang lebih familiar 190 kilometer per jam. Tak ada masalah, mereka memimpin.
Hanya saja, satu mesin motor lain mendekat, terbakar api layaknya Ghost Rider kecuali yang mengendarainya bukan seonggok tengkorak tak berisi. Sosok itu seorang gadis dengan tanduk seperti iblis, mengarahkan pistol Colt Magnum ke arah Nadel dengan sinis.
"Irina Feles." Ucap Nadel lirih disertai menembak duluan iblis itu tanpa pikir panjang.
Ducati Monster yang Irina tumpangi pun oleng, ia menyebut nama-nama neraka mengutuk Nadel yang baru saja menembaknya.
"Troya! Banting kiri!" seru Nadel.
"Apa? Apa kau gila?" teriak Troya sama kerasnya.
"Tabrak saja! Pengendara motor itu berbahaya!"
"Sialan!"
Troya membanting stir ke kiri, menabrak Irina dengan kecepatan penuh. Aneh, Dart Swinger hanya berbelok, tak menubruk benda keras apapun.
"Apa yang terjadi?" ujar Troya kebingungan.
Nadel juga tercengang, mereka entah kenapa dengan tiba-tiba berubah menjadi semacam sesuatu yang tak dapat melakukan kontak dengan benda padatmereka berubah menjadi hitam.
Nadel menyadari sesuatu. "BayanganMorgen Charterfluggadis bertopeng."
Morgen, gadis yang Nadel sebut ternyata menumpang motor Irina, merubah Dart Swinger beserta Nadel dan Troya di dalamnya menjadi bayangan di detik-detik terakhir sebelum benturan terjadi.
Troya menurunkan kecepatan, menstabilkan Dart Swinger kembali ke jalur tengah, di depan mereka, Irina, tak menurunkan kecepatan sama sekali. Mereka memasuki area hutan dipenuhi pohon, Troya tak bisa menginjak pedal gas kuat-kuat. Masalah lain terjadi, bahana makhluk-makhluk purba mulai terdengar, beberapa velociraptor keluar dari semak-semak berlari serampangan. Salah satunya mengarah ke mobil antik ungu Triya. Nadel tak segan menembak makhluk purba itu hingga kepalanya hancur.
"Kau sadis. Tak perlu membunuhnya dengan keji!" protes Troya.
"Aku di sini untuk melindungimu, bukan mendengar opinimu." Balas Nadel.
Jalan mulai menanjak, pohon melebat, jalur banyak terdapat hambatan. Bukan area yang tepat untuk dilewati oleh mobil jenis manapun. Troya menggertakkan giginya, berkonsentrasi tinggi, berkelak-kelok kesana kemari menghindari apapun yang merintangi. Dibawah kendalinya, secara ajaib Dart Swinger mampu melewati medan berat walau lambat dan disalip peserta-peserta lain yang menggunakan kendaran lebih kecil.
"Kau lambat Troya, kita tertinggal jauh!" keluh Nadel.
"Kau tak melihatku bersusah payah?" bela Troya.
Ketika mereka berdua ribut sendiri, muncul gemuruh yang lebih melengking. Suara mengerikan yang berasal dari makhluk besar bergigi runcing, dengan mudah Troya dan Nadel dapat menebak siapa pemilik suara tersebut.
"T-rex." Ucap mereka berdua bersamaan.
Hanya saja ada satu hal yang mengganjal, mereka seperti mendengar suara uap yang dipompa keluar turut serta dalam simfoni menghasilkan melodi gila.
"Awaaas! Minggir! Selamatkan diri kalian!"
Dari kedalaman hutan, muncullah perawakan besar berbulu lebat merah kecoklatan serta punggungnya yang tampak membawa sebatang pohon. Ia berlari memotong jalan dari sisi kiri, melompati Dart Swinger dan kembali masuk ke hutan, keluar dari lintasan balap. Nadel seperti mengenalnya, tentu saja, ia yang paling mudah dibedakan dengan perawakannya yang absurd itu.
"Lollygag?"
"Awas! Awas! Ada kadal besar ngamuk!" teriaknya lagi.
"I-itu apa?!" jerit Troya ta mau kalah.
Kehebohan datang silih berganti. Kali ini rasa penasaran mereka terjawab, membuat Troya dan Nadel membelalak serasa mata mau copot. Kereta uap tiga gerbong turut keluar dari hutan mengikuti tunggangan Lollygag. Troya panik tak kuasa, ia memandang si masinis dengan putus asa. Si masinis mengerti apa yang akan terjadi, keretanya akan menabrak Dart Swinger jika ia tak berbuat apa-apa.
"Jesus fucking christ!" Troya tak bisa berhenti histeris.
"Pegangan!" perintah Nadel sembari merebut kendali serta menginjak kaki Troya untuk memacu Dart Swinger lebih cepat.
"Kau sinting, Nadel!"
"Menginjak rem pun sudah terlambat!"
"Lalu apa yang ingin kau lakukan?"
Nadel mengarahkan Dart Swinger sedikit ke kanan, menuju gundukan tanah sehingga mobil antik itu terbang berputar spiral. Keduanya menjerit hingga menyentuh suara sopran C6. Si masinis tahu itu terlambat tapi ia tetap mengerem lokomotifnya sedari tadi. Masinis itu menyaksikannya, sebuah mobil kuno terbang berputar tepat melewati kedua matanya, merusak cerobong asap karena menyerempet bagian besar tubuhnya.
"Apa yang baru saja kusaksikan?" ujarnya dengan tatapan kosong.
Dart Swinger mendarat dengan roda terlebih dahulu, mesin itu tetap bergerak seperti tak terjadi apa-apa barusan. Troya melihat Nadel dengan tatapan tidak percaya, Nadel sama-sama bingungnya tak bisa mengerti. Keduanya lalu tertawa melepaskan rasa lega dalam tubuhnya.
Sedetik kemudian mobil tak bisa dikendalikan. Dart Swinger terdorong ke pinggir lintasan, berguling jauh masuk ke hutan. Seekor Tyrannosaurus rex datang menyusul kereta uap, menyeruduk Dart Swinger keluar dari perlombaan.

1

Diiringi cahaya kerlap-kerlip, mereka berpesta, mereka melepaskan penat yang mengganjal. Siapa dirimu, status, kekayaan, keinginan, semua tidak penting di sini. Kau hanya datang untuk melupakan semuanyaatau untuk membuka segala rahasia yang ada. Dentingan gelas-gelas berulang kali terdengar, tak peduli itu vodka, tequila, sampanye, maupun hanya sekadar birseluruhnya membasahi kerongkongan, meleburkan pikiran.
"Aku tak menyangka kau sebenarnya gadis yang menyenangkan, Mira"
"Hah? Kau bergurau? Aku selalu bisa membuat orang senang, bodoh!"
Dua gadis tampak menikmati waktu yang mereka miliki sekarang. Duduk di stool dan bersandar di meja penyaji, mereka kembali bersulang lalu meminum lagi vodka yang telah tertuang.
"Andai seluruh peserta bajingan itu sepertimu, Nadaa. Pasti akan lebih menghibur!"
"Andai panitianya semua sepertimu, Miranda. Mereka semua aneh kecuali dirimu."
Miranda tertawa, ia sudah mabuk sejak kali pertama meneguk minuman pertamanya dan merokok gulungan mariyuana hadiah dari Nadel. Sedangkan Nadel sendiri tampak belum kehilangan akal sehatnya, ia terus-terusan mengepulkan asap tebal hingga rokok di bibirnya menipis sampai habis.
"Sekarang boleh kita kembali ke bisnis?" Nadel turun dari kursi yang ia duduki, menatap kalem ke arah Miranda.
"Bisnis ya? Bisnis seperti apa? Kau mau beternak Brachiosaurus? Atau kau mungkin tertarik menginvestasikan danamu pada pengembangan mass relays?"
Nadel menepuk kepalanya seraya cekikian, jelas ia sudah membuat Miranda terlalu mabuk.
"Tidak, Cantik. Kau kan sudah janji memberiku data-data peserta balapan Infinity ini atau apapun kau menyebutnya."
"Oh, ya?" Miranda cegukan ketika mencoba menopang dagunya, "aku pernah bilang begitu ya?"
Nadel mendekatkan wajahnya ke Miranda, hidung mereka bersentuhan. "Iya, aku akan sedih jika itu hanya bualanmu saja, kau tak mau aku sedih, 'kan?"
Miranda tampak ragu-ragu. "Hmm, bagaimana ya? Harusnya aku"
"Oh, ayolah," Nadel meraba pelan kedua pipi Miranda. "Aku tahu sebenarnya hati kecilmu ingin membantuku."
"Harusnya aku memberikanmu ini dari tadi!"
Miranda mengeluarkan sesuatu serupa flashdisk dari dalam sakunya, menyodorkannya ke jidat Nadel, lalu terhuyung jatuh mencium lantai bar.
"Ini apa?"
"Oh, kau akan menemukan apa yang kau inginkan disitu, Nadaa." Jawab Miranda cepat. "Lucu-lucu! Masa iya ada ninja pemotong bawang, ada telepon genggam, sama angka tujuh ikut-ikutan!"
"Sudah, Miranda." Nadel membantu gadis mabuk itu berdiri, menyadarkannya pada meja bar. "Terima kasih ya." Ucapnya sambil mengecup lembut pipi Miranda.
"Ohoho ya ya tentu! Tapi aku lebih berharap kau lebih tertarik pada bisnis pengembangan teknologi mass relays! Jika berhasil kita bisa berpergian lebih cepat dari cahaya!"
"Kau mulai mengigau lagi, Miranda." Nadel tersenyum tipis, rokoknya ia hisap kembali dan menghembuskan asapnya kea rah langit-langit. "Ngomong-ngomong soal teknologi, apa kau punya semacam alat komunikasi nirkabel dua arah yang kecil dan praktis?"

2

Sungguh malam yang ramai. Malam dimana tinggal satu hari lagi sebelum balapan dimulai, seluruh peserta berkumpul di restoran hotel untuk melegakan rasa lapar merekaatau sekedar datang untuk mengetahui lebih dalam siapa musuh mereka masing-masing sebenarnya.
Nadel pun disana, baru saja ia menghabiskan suapan terakhir steak yang ia sendiri tak yakin terbuat dari daging binatang apatapi setidaknya itu enak. Matanya tak bisa berhenti bergerak, sedari tadi ia mengawasi kumpulan orang yang berlalu lalang berharap segera menemukan sosok yang ia cari-cari.
Tak selang berapa lama, penglihatannya menangkap empat target yang ia sudah dambakan. Seorang pria tua dengan perawakan mengerikan, dua orang aneh dengan helm metal abad pertengahan, dan seorang pemuda dengan dandanan anak jalanan. Data-data peserta yang Miranda beri benar adanya, semoga saja kepribadian dan kemampuan mereka juga seperti yang tertulis pada charseet masing-masing.
Nadel tak membuang waktu lagi, ia melemaskan lehernya, mengecek suaranya, menebalkan lipstiknya, memakai parfum ke tubuhnya. Ia bangkit dan bergegas berjalan ke arah mereka, semoga saja makhluk-makhluk aneh itu bisa tunduk pada pesona seorang gadis jelita.
Saat melangkahkan kaki, Nadel baru saja sadar akan kehadiran seorang gadis yang akan menjadi bagian terbesar dalam rencananya. Inginnya ia segera menghampiri gadis itu dan melupakan semua tentang pria-pria tak jelas di sana. Kedua kakinya berhenti dan berbelok ke arah si gadis, namun ia segera menepuk kepalanya.
"Sabar, diriku. Simpan dia untuk besok."

3

Perlombaan yang dinanti akhirnya tiba. Masih tersisa satu jam sebelum balapan ini benar-benar dimulai. Nadel menatap jauh ke arena yang mereka sebut sirkuit. Sebuah cagar alam yang  berisi dinosaurus sungguhan. Sebelumnya ia tak akan percaya sebelum melihat Brachiosaurus dengan mata kepalanya sendiri. Sialan, ia teringat kenangan menonton film Jurassic Park dengan ayahnya.
Semua peserta tengan bersiap, tak terkecuali dirinya. Nadel menyalakan rokok, menghisap beberapa kali memastikan otaknya untuk tenang lebih dahulu. Ia sudah berada di tempat si gadis bun hair yang akan berandil besar dalam rencananya, tampak sedang mengelap mobil klasiknyahanya perlu untuk sedikit meyakinkannya saja.
"1969 Dart Swinger, eh?" seru Nadel membuka percakapan, "aku tak menyangka ada seseorang di sini yang juga mengapresiasi mesin klasik."
Setengah terkejut, mata biru si gadis menatap Nadel penasaran. Sebenarnya, ia tak suka diganggu disaat seperti ini. "Tentu, kecantikan sesungguhnya," sahutnya singkat.
"Aku juga memiliki satu," lanjut Nadel, "1970 Charger R/T, sial, hanya saja mesinnya sedang rewel sekarang."
   Si gadis menghentikan pekerjaannya, menyeka keringatnya dan meminum sebotol penuh air putih dalam sekali teguk, "apa aku mengenalmu?" tanyanya.
Nadel berjalan mendekat dengan senyum paling ramah yang ia mampu, "Nadaa KiranaNadel." Lalu menawarkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Troya." Sahut si gadis dingin tanpa menjawab jabat tangan Nadel.
Sunyi terjadi, Nadel dengan sedikit menggerutu menarik telapak tangannya kembali. Ia memalingkan wajahnya, menghisap rokoknya lagi.
"Apa yang kau tawarkan?" tanya Troya tiba-tiba.
"Apa yang aku tawarkan? Mak"
"Jangan anggap aku ini bodoh, kau kemari menginginkan sesuatu dariku."
Nadel tersenyum simpul, ia menghisap rokoknya dalam-dalam, mengeluarkannya sekali hembus menciptakan awan mini. "Aku ingin menumpang dirimu pada balapan ini."
Troya memicingkan matanya. "Apa untungnya buatku?"
"Aku bisa memberimu perlindungan."
Tepat sesaat Nadel mengatakannya, seorang pria tua dengan rompi militer datang meghampirinya.
"Ini." katanya tanpa ekspresi saat memberikan Nadel seonggok senapan.
"Double-barreled shotgun, seperti yang kuminta, terimakasih Pak Tua Abu."
Pria itu menatap Nadel sebentar, lalu meninggalkannya tanpa sepatah kata apapun.
"Shotgun?" tanya Troya memastikan.
"Sudah kubilang aku bisa memberimu perlindungan."
"Siapa orang tua tadi?"
"Oh, dia?" Nadel menepuk-nepuk senjata apinya sembari berjalan mendekati Troya, "ia yang akan memastikan kita melewati garis finish untuk pertama kali."
Troya mengahlihkan pandangannya, menatap jauh ke arena balapan yang dipenuhi hewan-hewan buas zaman prasejarah. Jujur saja, ia sedikit takut untuk melakoni perhelatan tak masuk akal ini. "Aku menangkap rencanamu lebih dari sekedar memberiku perlindungan."
Nadel menghisap rokoknya hingga habis, membuangnya dan menginjak gulungan tembakau itu hingga bara apinya padam. "Tentu, akan ada beberapa orang yang bersedia membantu kita sepanjang perjalanan, dan kau bisa mempercayakan akhirannya pada orang tua tadi."
Troya bersandar pada pintu mobilnya, melipat kedua tangan di depan dada. "Bisakah aku mempercayaimu?"
"Dengar, Troya." Nadel mencondongkan badannya ke gadis yang wajahnya kotor oleh noda oli itu. "Aku tak akan datang kesini jika mobilku bisa digunakan sekarang, meninggalkanmu sendirian bertarung dengan peserta lain dan hewan-hewan konyol itu. Kau mendengar penawaranku, aku dan orang-orangku bisa memberimu perlindungan serta memastikan kita yang akan menempati posisi pertama. Jika kita posisikan disini, dirimulah yang beruntung aku datang kepadamu."
"Oh, begitukah?" Troya mendorong Nadel agar wajahnya yang menyebalkan itu sedikit menjauh darinya. "Baik aku menerima tawaranmu, bersama lebih baik daripada sendiri bukankah begitu?"
"Tepat sekali."
"Hanya dengan satu kondisi."
"Apa itu?"
"Aku akan menghajarmu hingga babak belur jika mobilku sampai rusak."
"Cukup adil."
"Tapi, kenapa kau tak menumpang orang-orangmu saja?"
"Oh, mereka hanya sekedar pion yang mengawal ratu untuk kemenangannya."
4

"Kau baik-baik saja?"
"Jangan khawatirkan aku. Aku segera keluar."
Nadel telah keluar dari Dart Swinger yang terbalik, ia hanya menderita memar di kepala, pergelangan tangan dan sedikit di kaki. Ia memandangi sekitarnya, menyadari bahwa mereka telah jauh masuk ke dalam hutan. Sial memang, kesialan apa lagi yang akan mereka derita?
Velociraptor, memang dinosaurus yang sangat reseh. Tanpa disadari enam dari mereka mengawasi Nadel sejak tadi dan kini berlari mendekat. Reflek, gadis berambut hitam panjang itu menembak salah satu dari mereka. Nahas, serangan itu meleset, saat Nadel mengisi ulang kembali senapan sebarnya, Velociraptor talah mengerumuninnya.
"Dark Souls! Dimana kalian? Bangsat!" sembur Nadel selagi menarik kerah kemeja merahnya, berbicara ke semacam benda bundar kecil.
"Di belakangmu, Nona." Balas dua suara segera dari dalam alat itu.
Nadel menoleh ke belakang, javelin meluncur di samping pipinya menembus dua velociraptor sekaligus. Lalu dua ATV melayang di atas kepala Nadel, salah satu penungganggnya memakai helm krusader melompat turun dan menusuk seekor velociraptor dan menebas satu lainnya sembari mengucapkan, "praise the sun!" dua lainnya lari terbirit-birit.
"Oke, siapa lagi ini?" potong Troya seakan sudah cukup oleh kekacauan hari ini. Ia berhasil keluar dari mobilnya dengan kunci inggris di tangannya siaga untuk menggunakannya.
"Oh, dia yang memakai javelin, Spearman, dan si penyuka matahari, Solar." Jawab Nadel kalem seraya membuang shotgun yang sudah kehabisan peluru.
"Kita harus kembali ke balapan, cepat!" Spearman memberi komando.
Segera ia dan Solar menggandeng kedua lengan gadis itu, menuntun mereka ke ATV untuk kembali ke jalanan utama. ATV dapat melintasi medan hutan dengan mudah, oleh karena itu mereka dapat kembali ke perlombaan tak memakan waktu lama. Tanjakan tebingrintangan terakhir terlihat di depan mata.
"Kita tak akan pernah mencapai garis finish jika menaiki benda ini, Nadel." Marah Troya tiba-tiba, diiringi dengan berbagai kendaraan yang lebih cepat menyalip mereka.
"Itulah kenapa aku menyiapkan cadangan," Nadel tersenyum, ia menggeret kerah kemejanya mendekat ke bibir. "Ebenezer, bawa ia menepi, aku akan menggunkannya sekarang."
Sebuah mobil hitam bergaris putih menyalip mereka seketika, membunyikan klakson bermaksud menyapa. Tangan bersarung tangan coklat keluar dari kaca mobil memberi kode untuk mereka agar menepi di depan. Troya seperti mengenal mobil  itu, ia memicingkan matanya mencoba mengidentifikasi lebih dalam lagi. Mobilnya adalah hasil buatan manufaktur Dodge, begitupun dengan mobil yang ia lihat, tak salah lagi. Troya pernah melihatnya, dan mendengar namanya.
"1970 Dodge Charger R/T!"
Mereka menepi saat mobil itu berhenti di sisi kiri jalan. Seorang laki-laki berpakaian jaket biker dengan rambut hitam dreadlock keluar dari mobil segera menyambut Nadel yang terburu-buru berlari ke arahnya.
"Aku membawanya dengan aman seperti yang kau minta," ujarnya.
"Terima kasih, Ben." Nadel mengecup dahinya, lantas masuk ke dalam mobil.
"La-lalu apa yang harus kulakukan?"
"Pergi bersama Spearman dan Solar, kacaukan balapannya."
"Oke, siap!"
Ebenezer pergi dengan semangat yang membara. Ia mengambil alih kemudi ATV si kesatria matahari dan mereka bertiga segera berangkat melaksanakan perintah sang Tuan Putri. Troya turut masuk ke dalam mobil duduk di kursi penumpang. Tak bisa dipungkiri gadis mekanik itu merasa kesal, ia menutup pintu mobil dengan sangat keras.
"Kau menipuku!" bentaknya.
Nadel tak segera menggubrisnya, ia memasukkan gigi, menginjak pedal gas, melakukan burnout sekejap, kemudian Charger R/T langsung melaju dengan kecepatan tinggi. Nadel menyenggol beberapa peserta lain yang menggunakan ATV, mereka jatuh serta kehilangan kendali, namun Nadel terlihat tak peduli.
"Itu harus kulakukan, oke?" akhirnya ia bersuara.
"Apa? menipuku dan mengorbankan mobilku untuk hancur?"     
"Jika aku hanya memanfaatkanmu, aku sudah meninggalkanmu di hutan tadi. Tapi lihat sekarang, kau masih bersamaku." Nadel memasukkan transmisi ketiga, mata fokus ke lintasan balap, mendahului siapapun yang berada di depan. "Aku janji akan memenangkan pertandingan ini dan membiarkanmu yang membuka peti harta pertama kali, aku memang berhutang padamu.
Troya diam tak memberi jawaban.
"Lagipula," tambah Nadel. "Panitia akan memperbaiki kendaraan peserta yang hancur."
Ekspresi Troya melunak, ia menghela napas berat. "Baiklah," lantas memainkan kunci inggris yang masih ia bawa, "ingat, aku akan menghajarmu jika kau tak memenuhi janjimu."
Tak jauh dari mereka, pasukan Dark SoulsSpearman, Solar Solitaire, ketambahan Ebenezer sedang berpesta ria. Spearman berada di tengah jalan memanggil Whip Pike miliknya, ia memutar-mutar senjata aneh itu layaknya cambuk yang mengerikan, membuahkan siapapun tak berani mendekatinya.
Di sisi lain, Ebenezer dan Solar sudah melompat dari ATV mereka, membajak mobil Estoc Series R8-X yang tak memiliki atap. Dengan mudah mereka menendang keluar si pengemudi selagi Solar meneriakkan, "praise the sun!" Ebenezer juga menyiapkan pistol lasernya menembak serampangan.
Cukup menghebohkan situasi yang mereka ciptakan, peserta lain menjadi ragu ketika ingin menyalip mereka. Namun ketika Nadel membunyikan tiga kali klakson mobilnya, pasukan Dark Souls menyingkir memberikan jalan.
"Dari mana kau mendapatkan orang-orang seperti itu?" tanya Troya keheranan.
"Oh tunggulah sampai kau melihat satu yang tersisa. Ingat pak tua yang memberiku shotgun itu?" Nadel menggaet kerah kemejanya lagi, bercakap pada alat komunikasi kecil itu. "Ash?"
"Ya?"
"Hancurkan semua jadi abu."
Terdengar suara "klik" sebelum komunikasi terputus. Bom meledak, membakar hutan, menghancurkannya. Ledakkannya mengalihkan perhatian segenap yang berlomba, tetapi Nadel tetap fokus ke depan tak meghiraukan, ia semakin menambah kecepatan. Bom kedua terjadi, kali ini di sepanjang jalur tebing sebelum garis finish.
Banyak yang tak menduganya, terutama mereka yang berada di depan mobil Nadel. Bom itu dirancang sedemikian rupa, tak ada yang terkena, tak ada yang mati, melainkan memekakkan telinga, mengaburkan pandangan, memicu jantung berdetak agresif. Para peserta itu kehilangan kendali kendaraannya, mereka terjatuh hingga terjun dari tebing.
Nadel tertawa puas, gadis itu hanya tinggal meliuk-liuk diantara orang-orang yang terjatuh dan mengambil posisi terdepan. Ia pun menyaksikan Irina Feles dan Morgen Charterflug baru saja jatuh berguling mencium tanah, klakson ditekannya dengan sangat keras ketika ia melewati mereka.
"Aku sudah kehilangan kata-kata untuk mengataimu," ungkap Troya menepuk dahinya, "sejak kapan kau dan orang-orang anehmu menyiapkan ini semua?"
"Ah, itu aku jelaskan lain kali. Aku juga sudah kehabisan kata-kata untuk merincikannya." Nadel menyalakan sistem Nitorus Oxide mobilnya, menghasilkan kerja mesin semakin cepat. "Tapi, lihat sisi baiknya, kita menjadi juara pertama meski ada sedikit masalah di hutan tadi."
Troya menghela napas, ia mengayun-ayunkan kunci inggrisnya sambil menilik garis finish yang semakin dekat. "Aku tak percaya akan mengatakan ini, Nadel. Tapi silahkan, kau saja duluan yang membuka peti harta itu."

Komentar

  1. Kya! Nadel! entah kenapa saya tertarik dgn OC ini saat pertama kali ketemu. mungkin karena dia tukang manipulasi, mungkin jg karena dia sebenarnya lemah, tapi berusaha kuat dgn segala cara, mungkin karena dia indon tulen dan cantik (dilihat dari ilustrasu nya), itu yg bikin Nadel punya porsi perhatian terbesar di kisah Irene nanti. mohon maafkeun apabila ada bagian2 yg ternyata gak cocog dgn deskripsi.

    for this story, saya suka dialog antar karakternya, natural. Selain itu bagaimana nadel memainkan perannya sebagai tukang manipulator sdh oke, tapi sayangnya, efek kejutan ceritanya kurang, jd istilahnya kurang twist, padahal peluangnya besar. dan lagi entah kenapa, rasanya nadel begitu menggembar-gemborkan "bantuan"nya, mgk karakternya macam itu kali ya.

    di bag awal, saat nadel berhadapan dgn charta, nadel dan troya masuk ke wilayah bayangan. ini kemampuan charta yang mana? dan kapan mereka bisa lolos dr itu?

    di bag tengah, troya akan menghajar nadel kalo terjadi apa2 dgn mobilnya, tapi setelah terjadi apa2 dgn mobilnya, troya gak ngapa2in nadel?

    -skor 8/10 dan salam sayang dari Irene, moga2 bisa ketemu di ronde berikutnya :x

    BalasHapus
  2. Baca ini duluan karena kebetulan bakal lawan Nadel di entri R2 Troya. Hahaha.
    Pembawaan ceritanya asyik banget. Unsur tegangnya langsung terlihat di awal cerita. Jujur aja lumayan bikin saya ngiri sama teknik ngebangun nuansa aksi di sini ditambah enjoy banget baca tiap percakapan yang ngalir dan berasa natural.

    Selebihnya tak ada lagi yang bisa dibahas, saya cuma pengen tahu aja gimana sikap Nadel saat ketemu Troya. :D

    8/10 dari penulis Troya Meredith. Thanks a lot, udah memasukkan OC saya ke dalam cerita. ;)

    BalasHapus

Posting Komentar