[Ronde 2] Tora Kyuin - Pahlawan vs Solidaritas

By: IzunaLord

Race Two
"Pahlawan vs Solidaritas"

Suatu hari di bagian jacuzzi hotel. Seorang supir ojek sedang menikmati masa istirahatnya: bermain game mobile  di smartphonenya. "Kenikmatan dunia yang hakiki" katanya menyesap milkshake yang disediakan.

Sepuluh hari semenjak selesainya balapan tahap pertama, di pulau purbakala. Hotel yang disediakan  ternyata tidak  main main dalam janji mereka bahwa mereka sudah mempersiapkan segala yang dibutuhkan.

Benar sekali, bahkan bengkel semi workshop pun mereka sediakan di basement hotel. Lengkap dengan peralatan  mutakhir, seolah workshop di Sankarea direplika sedemikian rupa.

"HEI PAK BOS DATENG EI!!!" Salah satu Bojekers yang sibuk bergumul dengan bagian bawah mesin  nampak  antusias menyambut kedatanganku yang penuh rasa kagum. Serentak seluruh Bojekers  menghentikan pekerjaan  mereka dan segera menghambur kearahku. Saling bersorak gembira karena berhasil lolos di balapan pertama.

"PAK BOS HEBAT. BISA JUARA GITU" Pekik si Bojekers yang belepotan oli di wajahnya.

"LAH KAMU GIMANA, SI BOS KAN DLU PEMBALAP. PEMUDA BERBADAN GELAP. HAHAHA"  Kelakar kawannya menimpali si wajah oli.  

"PAK BOS, HADIAH BOXNYA MANTEB PAK BOS. SENJATA SEMUAAA LOH PAK BOSSS!!" Salah satu  Bojekers dengan helm militernya nampak begitu antusias melapor, seperti anak kecil yang mendapat mainan  kesukaannya.

"Hus. Gaboleh teriak2. Pak bos disini. Sopan dikit kek" Timpal si Bojekers bertopi rajut, nampak menjitak si helm  militer. Yang dijitak hanya cengegesan karena yang meringis kesakitan malah si topi rajut, lupa bahwa dia baru saja  menjitak sebuah helm.

"Ampas. Curang sekali kau kerdil. Sini kau"

"Eits gabisa. Hehehehe" Keduanya nampak saling mengejar satu sama lain.

"Hahaha, ramai betul seperti di rumah saja. Jadi, laporan apa hari ini?" tanyaku pada si montir berbaju hijau.

"Siap pak bos, seperti kata si montir, hadiah box sudah dikonfirmasi isinya. Semua berkat topi militer yang sudah  mendata isinya. Dan 100% bisa kita gunakan di balapan selanjutnya"

"Betul itu kata si ijo" timpal si kacamata retak, menyeruak di sela sela bojekers bertubuh jangkung. Membawa  setumpuk kertas berisi analisa data yang dikerjakan sehari semalam suntuk. "Hasil kerjaan saya bareng mas ijo"  tudingnya pada si montir.

"Anu pak bos. Pasukan Spartans juga dikabarkan baru datang. Sekarang lagi main di kolam renang" si rambut merah  tak mau kalah dengan laporan si montir.

"Iya pak bos. Anak anak Idol Agency juga udah dateng. Saya yang duluan loh" sahut lagi si ikat kepala, menunjuk  dirinya sebagai perwakilan Idol Agency.

"Betul itu. Pasukan Piyungan juga udah dateng kemarin"

"Susuran Boys juga lapor pak bos"

"Moderator tim juga"

"Saya juga" sahut si Teloleters.

"Kamu udah debut kemarin!!!" Semua kompak memarahi si Teloleters
.
"Lhadalah, ini balapan ato pesta kawinan sih? rame betul. HAHAHAHAHA"
"HUAHAHAHA"

Semua tertawa, semua saling antusias melaporkan situasi kondisi masing masing. Sesuatu yang selama  ini  dicarinya, semenjak kehidupan lamanya "direnggut" oleh artefak aneh yang menyebut dirinya Arcana  "The World".

"Yaudah gapake lama. Tim Desain kendaraan?"

"Siap komandan". Dua orang dengan jas lab berjejer rapi satu sama lain.

"Persenjataan?"

"SAYA PAK BOS!!!" Pekik si topi militer yang tergesa gesa memposisikan diri di sebelah duo jas lab.  Diikuti si  topi rajut yang juga sama-sama kelelahan.
"Berhenti bermain-main. Gapake lama. Aku ingin kendaraan kedepan kayak gini, lalu gini dan gini"  Titahku sambil  membuka smartphone dan mulai memproyeksikan blueprint 3 Dimensi dari desain yang  dimaksud. Yang  diperintah nampak mengangguk-angguk dan segera mencoret-coret kasar papan jalan  mereka, nampaknya  gambaran desain sudah didapat oleh mereka.

"Yang kedua. persenjataan. Saya sarankan pak bos masang Sniper tipe M82 di bagasi belakang, ditambah  satu M60. Bagian jok terutama kanan kiri kupasang Browning M1918, buat jaga2. Bagian depan nanti kita akan kanibal  kendaraan excavator-- Bner kan excavator?"
"Iya bner" sahut si topi rajut.
"Nah iya itu. Lanjut. Karena mobil pak bos kenceng, kita pasangnya baja ringan campur komposit buat armor  depan. Kita kanibal sama lebur sedikit senjata api yang didapat. Jumlahnya turah-turah loh pak bos" si topi militer  menjelaskan dengan detil sambil memanipulasi gambaran citra 3 Dimensi dari yang kuberikan. Kadang aku heran  mengapa anak buahku sangat, apa ya sebutannya? Geek? entah deh.

"Eits eits eak. Jadi gini hasilnya pak bos" suara si topi militer memecah lamunanku, dan apa yang disajikan olehnya: sebuah cetak biru dari desain kendaraan, lengkap dengan persenjataan yang disarankan.

"Mantap jiwa kisanak. Tunggu apa lagi? Pasang saja sudah kamerad. Kalian berdua urus ya" ucapku memberi  hormat pada mereka.

"SIAP KOMANDAN!!!" Keduanya nampak sumringah.

"Laporkan kalau kendaraan sudah jadi. Aku daftar jadi drivernya soalnya. Yasudah aku ke kamar dulu. Bojek no  Tame Ni"

"SIAP PAK BOS. BOJEK NO TAME NI" sahut seluruh Bojekers yang ada di workshop tersebut mengepalkan  tangan mereka ke udara.

"#"

Hari demi hari dalam rentang waktu beristirahat selama sepuluh hari. Kegiatannya dipenuhi oleh istirahat, makan,  test drive kendaraan, trial dan error rancangan senjata, dan lain sebagainya. Tiga hari terakhir? Mempelajari data  setiap peserta yang sudah menyelesaikan Isla Wunder di ruang baca. Menerka-nerka siapa lawan mainnya esok hari.  "Siapa kira kira ya?"
Tepat ketika jam menunjukkan pukul 00.00, roster balapan di salah satu televisi di ruang baca menampilkan siapa  lawannya.

"Dasar sponsor stalker. Tahu saja aku masih terjaga. Tapi.....WTF? lawanku?" Ekspresinya campur aduk, melihat  siapa yang menjadi lawannya esok hari.

"Seriusan dia?" Aku gak mimpi kan?"

"#"

Hari balapan tiba. Seperti yang sudah-sudah, setiap televisi menayangkan trailer perlombaan kedua. Dan kali ini?  gedung-semi-menara. Analisanya meleset sedikit. Tapi sudah ada dalam prediksi "Bojekers" bahwa dalam skenario  terburuk, mereka akan sangat dibatasi.

"BRIEFING ONLINE ANAK ANAK!" Pekikku dari smartphone, melakukan Radio-Call seluruh nomor kontak  para Bojekers. Segalanya tergesa-gesa. Bahkan proses penjemputan ke helikopter, yang harus berlari. Seperti  militer saja. Membuatnya tak sempat melakukan pengecekan pribadi seperti biasanya.

"Bojekers, siapin kendaraan, backup Teloleters. Spartans ama Idol Agency juga. Piyungan belakangan aja. Susuran  mana? ..Loh, [Stryker] kemana? dianter malem2?"

Hingga didalam helikopter pun kontak dan diskusi serta briefing masih berjalan. Rasa lelah, kesal, semua keributan  yang ada, diperjuangkan olehnya, demi kehidupan dan interaksi seperti ini, selamanya.

"Memasuki daerah Almnesse City. Peserta diharap turun" Salah satu pilot memberitahu bahwa tujuan sudah  didepan mata.

Dirinya diturunkan di sisi timur kota. Sisi terparah karena dipenuhi patroli polisi dan kendaraan yang hiruk pikuk.  Turun secara militer menggunakan rappling, instingnya mengatakan bahwa strategi baru harus dilakukan, namun  nahas, ketika dia ingin mengontak nomor baru, smartphonenya seketika berkedip manja (?), tanda baterenya akan  habis.

"Ah tolol. Lupa dicas kemarin" Gerutunya menarik keluar powerbank dari vest kirinya, segera memasang kabel dan  mencharge smartphonenya.

"Guys, sampe masuk ke mobil. Gue bakal offline. Stay with the latest plan sampe gue perintahin orderan baru"

"SIAP PAK BOS" sahut mereka kompak dari balik Radio-Call. Panggilan dimatikan.

"Sekarang saatnya melewati patroli polisi" gumamnya menarik [Florence Gun] dan mengendap-endap dibalik apa  saja yang bisa dipakainya untuk berlindung.

"#"

Di sisi lain.
Sisi barat kota. Sisi dimana banyak sekali penduduk lokal, dan stand makanan. Nampaknya ada pesta rakyat, atau  festival kuliner. Diturunkan bersamaan, ekspresi si pahlawan tombak nampak berbinar-binar, melihat ramainya  daerah timur yang nampak begitu "Hidup". Aneka makanan, wangi kue, harum manis, suara blender yang  memproses minuman. Riuh rendah anak anak dan tawa renyah para golongan tua, disusul denting gelas porselen.  Benar benar daerah idaman dari apa yang dicari si pahlawan tombak.

"Hmm hmmm. Benar benar kehidupan yang kucari. Semua damai, tanpa ada penjahat. Warga hidup tenang" ujarnya  merasa senang. Bahkan lupa alasan dia diturunkan disini.


"Jadi, buat istri beliin apa ya" melihat-lihat kios makanan, sedari tadi dia hanya berputar dari satu tempat ke tempat lainnya. Masih bingung ingin membeli apa.  

Transaksi antar pengunjung, ditambah kemeriahan di sudut Barat benar benar membuat terlena mereka yang  mencari cara melepas penat. Hingga datanglah seorang--tidak. Dua orang anak kecil yang tatapannya terpaku pada  sosok Spearman.

"Waaahhh, ada om badut"

"#"

Sementara itu di sektor timur
"Local Driver Goes Rampage After Stealing Car From Tow Truck"
Salah satu headline berita di televisi secara "Live" menyiarkan aksi kejar-kejaran antara polisi dengan sebuah  kendaraan modifikasi kelas berat: Belasan pelat baja ringan, duri dan ramp mobil dari komposit. Serta berjejer  senjata jenis serbu di belakang dan depan kendaraan tersebut.

[Tebak milik siapa itu kendaraan?]

[Yap benar sekali. Itu kendaraan dari salah satu peserta yang saya sponsori secara psikis. Huahahahaha]

"Diamlah. Dan darimana saja kau?"

[Hehehe. Rahasia perusahaan. Yang jelas kedepan akan seru loh]

"Bebas deh. Auk ah. Mau balapan nih"

Raungan mesin "memutus" percakapan mereka seiring asap tebal semakin membumbung tinggi, ditengah peliknya ancaman dari berbagai sisi.

"Pelaku bergerak menuju blok empat. Tolong blokir dengan Interceptor"

"Jadi arah blok empat ada Interceptor hah" radio call sang polisi yang berhasil dibajak oleh Tora menjadi panduannya menyusuri jalanan kota yang penuh kendaraan lalu lalang. Rencana yang disusunnya selama briefing nampak berantakan karena intervensi polisi ternyata diluar dugaan Tora dan para Bojekers: satuan polisi yang menjaga sektor Timur merupakan gabungan pasukan elite sekelas SWAT, membuat segalanya menjadi sulit.

"Kejar kejaran dengan polisi. Satu satunya hal yang paling kuhindari. Bojekers. Change of Plan. Amankan sektor  depan menara Bebal. Akan kutabrak pintu depannya. Pantau juga apabila musuh yang sudah kuberi datanya  menampakkan dirinya"

"SIAP PAKBOS!!!"

"Kyuin out!"

Radio-Call dimatikan, kini fitur [Soundcloud] adalah full ke [Resonance Room]. Manipulasi output suara diatur  sedemikian rupa untuk mengecoh para polisi. Pertama: memutar rekaman suara tembakan M60 dan BAR. Sebagai  distraksi agar bisa kabur. Rencananya? Melepas ledakan suara di persimpangan keempat, dimana kendaraan polisi akan menghadangnya.

"Ini beresiko. Tapi harus. Demi mereka. FOR BOJEKERS!!!!!"

Perseneling ditarik, kendaraan dipacu, segalanya dipertaruhkan untuk menerobos ancaman polisi didepan sana......

"#"

Kembali ke sektor barat.
      Kemeriahan foodcourt semakin bertambah dikarenakan aksi Spearman yang menjadi "badut" dadakan, yang unjuk  kebolehan memainkan koleksi tombak-tombaknya.

"Waaah, ada om mentalist kayak di acara tv" sahut seorang bocah bertopi, nampak antusias dengan atraksi Spearman.

"Hahahaha, anak anak memang penuh keceriaan. Biarkan pahlawan Spearman ini unjuk aksi. Hyup" mengeluarkan Whip-Pike dari ketiadaan, bentuknya yang aneh segera mengikuti jemari-jemari Spearman, meliuk-liuk dalam sudut yang sulit.

"WAHHH itu sudut tumpul. Kemarin kita belajar di kelas ya" salah satu anak menerka bentuk tombak yang ada di  hadapannya.

"Wahh iya. itu sudut siku siku" satunya lagi menunjuk bagian teratas tombak.

"Hahaha, kalian anak anak cerdas. Saya suka saya suka" Raut wajah Spearman nampak bahagia bisa menghibur warga sekitar dengan atraksi murah meriah darinya. Warga yang sedang santap malam pun dibuat senang karena anak anak mereka mendapat hiburan yang juga murah.

Keceriaan dan ramainya kios makanan seketika terganggu saat salah satu televisi kecil di kios makanan ringan menayangkan isi berita terkini.

"Local Driver Goes Rampage After Stealing Car From Tow Truck"
Kira kira itulah headline berita di televisi yang secara "Live" menyiarkan aksi kejar-kejaran antara polisi dengan sebuah  kendaraan modifikasi kelas berat. Pantauan dari helikopter dan ulasan dari reporter mengatakan pengemudi kendaraan modifikasi tersebut ditemani oleh belasan kendaraan yang tak kalah aneh juga modifikasinya, dan nampaknya tujuan mereka adalah menara di tengah kota.

Sontak hal itu membuat Spearman sadar, siapa orang yang berada di balik kemudi kendaraan tersebut.
"Peserta lomba Battle of Realms. Kukira hanya aku sendiri yang diturunkan disana. Pantas aku diberikan Rollerblade di helikopter" batinnya bergejolak, tak menyangka lawannya sudah mencuri start terlebih dulu.

"Hehehe, maaf anak anak, pahlawan Spearman nampaknya mendapat tugas mulia. Menghentikan penjahat itu, yang sudah mengganggu kenyamanan kota. Saya pamit dulu anak anak" ucapnya melambai dan segera melesat secara zigzag membelah kerumunan warga, secara heroik, yang disambut meriah oleh warga sekitar, terutama anak anak.
"HATI HATI PAHLAWAN SPEARMAN!!!!"
Tujuannya? Menara Bebal, sama seperti lawannya.

"#"

Rencana Tora sukses. Mengecoh para polisi dengan suara tembakan yang diputar sedemikian rupa, membuat para polisi mulai menyebar. Tepat ketika [Soundcloud] kembali ke mode magical. Suplai tak terbatasnya kembali di waktu yang tidak tepat. Kenapa harus sekarang? Paniknya. Tapi itu bukan alasan untuk tidak fokus kedepan.

Jarak gedung terpaut berapa ratus meter lagi. Kanan kiri nampak aman, tidak ada polisi. Asap dari suar dan granat asap kemerahan menjadi tanda bahwa para bojekers berhasil mengamankan sektor gedung. Terlihat dari beberapa "Militer" dadakan Spartans dengan tameng kanibal bis kopajek, satu echelon [Serdadu Noobs] dengan senapan angin dan pistol dari rampasan polisi. Juga para [Telolet] yang sibuk menyetel rekaman telolet mereka di tiap sudut jalanan.

"PAK BOS DATENG ARAH BARAT" salah satu Teloleters berteriak memberi aba aba, dan para Spartans bergerak maju memberikan perlindungan Letter U, agar mobil bisa terparkir dengan aman. Mobil segera masuk, dan para Bojekers segera mengerumuniku.
"Kalian kok lama sih, bukannya laporan juga?"

"Nganu pak bos. Kita daritadi ditembakin di udara—"
"LOH JADI KALIAN DIATAS PESAWAT KARGO PAS AKU SURUH STICK TO PLAN? YA PANTES LAMA RESPON NDUK"

"Maaf pak bos"
"Yaudah gak pake lama. Bojekers, amankan mobil. Aku langsung masuk soalnya. Ada tanda-tanda si manusia tombak?"

Semuanya menggeleng. Entah karena tidak tahu perawakan Spearman seperti apa, atau memang mereka belum bertemu Spearman.

"Yaudah aku masuk" ucapku segera mempersiapkan persenjataan. [Florence Gun] di kanan, Smartphone di kiri.

"#"

Lima menit setelah Tora Kyuin masuk.

Perawakan Spearman yang berkostum dan dipenuhi delapan tombak yang melayang secara telekinetis membuat pergerakannya menjadi ringkas dan cepat. Ditambah jarak yang memisahkan kios makanan dengan menara bebal hanya terpaut dua blok saja. Berjalan kaki atau jogging pun bsa. Tapi terlalu lama membuang waktu menghibur anak anak, membuat fokusnya menjadi kacau.

"Haahh…aku memang sudah berumur. Tapi, demi anak anak tadi". Tekadnya membulat, sebulat kepala Teloleters dan para Spartans yang sudah menghadangnya didepan pintu masuk.

"PAK BOS BAKAL MENANG. KEMON GAES!!!" Masing masing dari mereka mulai menyerbu Spearman.

'#"

Lantai delapan puluh enam. Sejauh ini tampak lengang. Mungkin warganya banyak yang ke sektor barat. Siaga penuh akan ancaman yang datang, ditambah lift yang dimaksud lokasinya termasuk sulit dicari. Karena lift staff. Terlebih rasa lelah karena berdiri terus terusan.

Skema gedung yang dibajak bersama anak anak Susuran, meski lengkap namun tidak 100% akurat karena hanya citra kasar. Dilanda kebingungan, salah satu tembok disinari sebuah cahaya, dan secara ajaib tembok tersebut "membelah" seperti pintu, dan ada satu sosok disana yang menunggunya: Spearman. Air mukanya menunjukkan satu ekspresi: bertarung.

"WTF" kaget karena lawannya sudah didepan mata, satu tembakan secara refleks meletus dari moncong senjatanya. Naas, laju peluru dapat dengan mudah dihindari Spearman. Satu lembing berjenis Javelin meluncur dalam hitungan sepersekian detik. Tak mau kalah, dua tembakan meletus secara acak. Arah tembakan diaturnya agar menangkis lemparan lembing dari lawannya.
Satu tombak berbentuk bor meluncur dari sisi kiri Tora. Ditangkisnya kembali dengan mode tembakan tabur dari kanan. Tangan kirinya nampak sengit menekan-nekan sesuatu, tapi hasilnya nihil.


"Oh. Semangat anak muda. Aku suka itu. Sayangnya semangat seperti itu tidak bisa ditiru oleh mereka"

"Apa maksudmu?

"Mereka yang dibawah. Nampaknya anak buahmu tidak bisa menemanimu hari ini ya, Pak Bos" ejek Spearman mematerialisasi kembali lembing di kanannya. Salah satu lembing nampak menusuk handpone yang sangat dikenal oleh Tora.

"Kau….KAU APAKAN MEREKA??!!!" rasa amarah memenuhi isi kepalanya, yang membuat Tora secara kalap menerjang Spearman. Rentetan tembakan diluncurkannya secara acak, yang lagi lagi mudah dihindari oleh lawan bertarungnya.

"I dare you, Spearman. I DOUBLE DARE YOU!!!" makinya menubruk Spearman, sesuatu yang tak diduga oleh si penombak.  Jarak sedekat itu, refleks tubuh rentanya tak bisa mengimbanginya. Hantaman lutut kiri menabrak lutut spearman, menyikutnya hingga jatuh, disusul hantaman smartphone di wajahnya. Tinju kiri, pukulan kanan dari popor pistolnya, terus berulang ulang. Mengerti alasan dari serangannya, Spearman hanya diam menerima semuanya. Seolah dirinya baru saja melakukan sebuah dosa, dan pantas untuk dihajar seperti itu.

"KEMANA MEREKAAAAA!!!
"DIAMLAH ANAK MUDA!! Tiga buah tombak menghujam punggung Tora. Mengabaikan rasa sakit, dirinya semakin beringas menghajar Spearman.

"Heh"
Kesal karena lawannya hanya terkekeh, nyaris saja nyawa si pahlawan dihabisi. Jika saja si penombak tidak mengintervensi gerakan Tora dengan mengangkat tangannya, tanda menyerah.

"Katakan, padaku, anak muda. Apa alasanmu ikut lomba ini? Ucap Spearman. Tombak yang sedari tadi melayang, sudah jatuh. Tidak ada ancaman darinya lagi. Tak ada alasan lagi untuk menghajar lawannya, yang nampaknya sudah menyerah.
"Untuk apa kau bertanya?" balasnya ketus. Berdiri dari posisinya menghajar, dan duduk diam memunggungi Spearman yang terbaring lemah.

"Ah, kau tak perlu menjawabnya. Dari seranganmu dan reaksimu. Nampaknya mereka alasanmu bertarung ya? Aku suka itu. Semangat anak muda yang kucari"
"Dan kau sendiri, penombak?" masih membelakangi Spearman.
"Aku ingin seperti Mighty Lancer, idolaku. Hidup tenang dengan istriku, bergelimang harta untuk kehidupan masa tua. Juga, ingin membuktikan bahwa Iron Man dan Batman bisa jadi pahlawan bermodal uang" racau si pahlawan berandai-andai.

"Tapi", lanjutnya lagi,
"Melihat senyum anak anak di kios makanan tadi, rasanya, minatku untuk menang, menipis. Tak tega aku melihat mereka sengsara. Jadi..anak muda. Menangkan balapan ini, demi mimpimu" Ucapnya parau.

"Biarkan aku istirahat disini. Sana, panjat menara ini, menangkan apa yang kau cari, demi mereka, anak buahmu itu. Ayo. Pak Bos" satu tepukan lembut menyadarkan Tora, akan satu hal: dirinya disini berkat mereka semua.

"Kau yakin?"
"Iya. Buruan sana"
"Nampaknya, kau memang cocok jadi pahlawan, Spearman".
Masih membelakangi si penombak, diraihnya smartphonenya yang retak. Langkahnya yang terseok-seok, dipaksakannya untuk mencapai lift yang tadi dinaiki Spearman. Tujuan akhirnya: Lantai staff dan Maintenance.

"#"

Tangga panjang di lantai maintenance menjadi teman melangkahnya, juga sebagai renungan Tora Kyuin, akan apa yang dia kejar selama ini.
"Demi mereka. Bertahanlah, diriku" gumamnya pada diri sendiri


Lantai 88, ruang panel yang dimaksud terhampar jelas di depannya. Tiga panel besar.
Misinya hari ini: membuat seluruh lampu kota menggunakan 3 panel utara, barat dan timur menjadi berwarna pink.

Panel terdekatnya ada di sisi timur. Melakukan scanning dengan smartphonenya, nampaknya panel ini dapat dibajak secara remote. Untuk mengaktifkan ketiganya. "Syukurlah"

"Hacking Panel, Commence"
Proses membajak dilakukan oleh [Hacker] Magic, selama radius sihirnya tidak lebih dari tiga ratus meter.
Menunggu proses Hacking selesai, dirinya merebahkan diri, usai mencabut setiap tombak yang menancap di tubuhnya. Beristirahat, dari rasa lelah secara fisik maupun batin.

"Rasanya ada yang salah. Tapi apa?" tanyanya pada diri sendiri, merenungi setiap interaksi dan perkataan yang dirasa menyakitkan anak buahnya.
"Maafkan bosmu ini ya gaes" ucapnya lirih.
"Kita menang hari ini, tapi….." ucapannya terputus, terlalu lelah untuk melanjutkannya.

[HACKING COMPLETE. ALL SYSTEM: PINK]


'#"


Jauh di lantai bawah…..tepatnya di pintu masuk.

"Laporan status gaes"
"Spartans aman"

"Teloleters Aman"
"Bojekers aman" 
"Waduh biyung. Itu kang tombak serem pisan. Ya gak, Spartans?"
"No koment deh sodara" 
"Naon atuh. Spartans mah enak cui. Ada tameng"

"Yeee gblk. Elu enak. Maen musik kenceng2. Pengang maksimal ini kuping"

"Maen musik apanya atuh. HAPE URANG DITUSUK DEUI"
"WOAKAKAKAKAKA. SUKURIN KISANAK!! 
"Hus. Moga2 pak bos mau gantiin deh"
"Bacot ah. Semoga pak bos menang"
"Betul, semoga menang pak bos mah. Biar enak kita" 
"Benar. Karena semua demi Bojek"
"BOJEK NO TAME NI—ADUH BIYUNG ENCOK" 
"HAHAHAAA KUALAT KAU—ADOH KERAM KAKI SAYAA"

-Fin-

Komentar

  1. hah? kok bawa temen?
    saya merasa kalau side characters nya lebih menarik daripada Tora atau bahkan Spearman. dan dan itu aneh.

    oc : Charlotte izetta
    6/10

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tmen yg hadir via magic saya :) Ternyata fleshing di interaksi mendalam antar anak buahnya, malah mereka yang menonjol. Sbenernya yg mw sya tekankan memang ya berkat mereka si Tora ini bela-belain ngelakuin apa aja, sampe mau ikut balapan ginian. Biar merekanya "Makmur". Mungkin porsinya kedepan aku coba kurangin deh.

      Makasi dah berkomentar

      Hapus
  2. Benar kata mbak Chalice di atas, porsi teman-teman Tora lebih banyak dan lebih heboh dari porsi Spearman yang harusnya berbagi spotlight di sini. Adegan battle dengan Spearman juga benar-benar kurang, gak kerasa ada tension dan stake yang dipertaruhkan sama-sekali. Cukup disayangkan sih, padahal Spearman asli keren. Namun, narasinya tetap menghibur. Saya beri nilai 7/10. Semangat~!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Secara jujur saya belom dapat gambaran penuh/reference bagaimana Spearman bergerak dan berinteraksi sehingga yang bisa saya tangkap adalah yang seperti ini. Fleshingnya kurang ternyata. Tapi saya senang interaksi para anak buah sudah dianggap "meriah". Mungkin porsi mereka bakal ditakar lagi. Ibarat racikan minuman udah tau resepnya. Makasi dh berkomentar

      Hapus
  3. Rame banget ya ww. Interaksi antar Bojekers itu rasanya paling fun~

    Kalau ada poin minus di sini mungkin cuman cara nulisnya, yang, keliatannya ga ada rencana buat dirapihin lagi. Tapi kalau itu diabaikan sebenernya isinya sendiri udah solid(-aritas).

    ...I'll excuse myself out.

    Nilai: 8
    OC: Litus Kamara

    BalasHapus

Posting Komentar