[Ronde 3] Tora Kyuin - Operation Idol World.

By: Izuna Lord
Race Three: Operation Idol World.

[Jadi, bagaimana rasanya "Kalah" secara mental?"]
"Maksudmu?"
[Tenanglah. Kau belum mati kok. Kesadaranmu sedang mampir di tempatku. Kopi?"]

Alam bawah sadar membawaku ke tempat--tepatnya sebuah ruangan. Dengan meja panjang, kursi tinggi, aku disambut olehnya: Dia yang mengaku sebagai suara ajaib. [Si Bahasa Kuno].

[Yo. Nampaknya kau baru bisa datang sekarang. Mari duduk]. Suara decit kursi menjadi pembuka pembicaraan.
"Kau, tak seperti yang kupikirkan"
[Maksudmu?"]
"Penampilanmu, sangat kontras dari apa yang terbayang"
[Oh. Itu. Sihirku memang kuno. Tapi orangnya tidak. Hehe]
"Ya. Dikelilingi setumpuk buku, dan laptop di tengah. I get it. Seperti mahasiswa yang sedang skripsi"
[Tolong jangan sebut kata tabu itu. Anyway, ada yang ingin kau ceritakan? terkait balapan kemarin?]
"Tidak. Tidak ada"
[Lalu kenapa kau bisa kesini?]
"Kan kau yang bilang aku belum mati. Gimana sih"
[Maksudku, memang kau belum mati. Otomatis alam pikirmu seharusnya beristirahat. Tapi kalau sampai menghampiriku, berarti ada sesuatu yang ingin ditanyakan]
"Ah. Entahlah. Aku terlalu bingung. Aku bahkan tak tahu harus bertanya apa"
[Baiklah kalau kau tak mau bercerita, aku mengerti itu. Dan para anak buahmu sudah menunggumu. Sana, kembalilah]

Dengan gontai kutinggalkan tempat itu.

[Ah. Hampir lupa. Bawa ini]

Sebuah gantungan HP berbentuk kuda chariot dan miniatur pedang, dilemparkannya padaku.
[Pasanglah. Itu caramu menang di perlombaan ini] ujarnya sebelum kesadaranku perlahan kembali, seperti disedot.

"WOI. PAK BOS BANGUN GAES!!!!!
"WOEEE PAK BOSSS!!!"

Ahhh, kenapa harus mereka yang menyambut siumanku? Dan, ini di bengkel?

#
Lima hari aku terbujur di bengkel. Lemas kehilangan darah, menurut analisa robot kiriman Rasyid. Dan yang paling heboh bertukar jaga? siapa lagi kalau bukan mereka, para kerdil Bojekers. Mereka tetap setia mendampingi, termasuk mengawal secara ketat, kata salah satu maid bot.
"Tolong dimaafkan tingkah mereka. Tanpa mereka juga saya gak bisa menang "
"Hmm baiklah. Tapi jangan memaksakan diri"
"Baik dok"

Si dokter keluar, dan sejurus kemudian, satu ruangan dipenuhi suara nyaring mereka.
"WADUH PAK BOS SELAMAT!!"
"IYA NIH. DUHH BIYUNG PANIK AKU!!"
Satu per satu saling mengutarakan rasa khawatirnya. Yang lain sibuk berdebat harus memberi hadiah apa.Tapi aku tahu. Mereka semua peduli padaku.

"Aku minta maaf untuk kemarin" ujarku, yang seketika membuat semuanya hening. Terdiam, nampak kaget akan kalimat yang meluncur barusan.
"Pak bos gaada salah kok. Ya gak?" sahut si militer. Yang lain mengamini.
"Bukan itu masalahnya. Tapi keselamatanku sendiri, menjadi taruhan, agar kalian bisa terus muncul di dunia ini" Balasku lagi. Membuat semuanya terkesiap, nampak menahan nafas.
"Maksud pak bos?"
"Kemarikan smartphoneku" tunjukku pada si kerdil bertopi lancip, dan dengan lincahnya dia kembali membawakan apa yang kuperintah. Kutekan salah satu tombol, dan seketika, tubuh si kerdil mulai larut dalam partikel cahaya.

"Whattt?"
"Nani the fok is dat?"
"Apa ituuuuu?"
"NAON ATUUUH?"
"Demi Motor Bebek. ITU APA PAK BOS!!!"

Semuanya nampak kaget akan fenomena yang mereka saksikan saat ini: si kerdil tubuhnya larut dalam partikel cahaya. Mulai dari kaki, hingga tangan, dan kepala. Hilang seperti debu.
"Pak. Bawaannya gak enak ini pak. Ditarik-tarik badanku ini". Begitulah bunyinya. Sebelum fisiknya benar benar "lenyap"

"Kalian semua sebenarnya makhluk magis. Dari kekuatan [Soundcloud]. Seharusnya hidup kalian berakhir hidup apabila melewati durasi panggilan. Tapi, ...."
Kutekan satu tombol. Dan citra tiga dimensi muncul di sekitar mereka.

Salah satu citra menyusun dirinya menjadi rapalan kanji akan suatu kalimat.

[主人公の従者, Shujinko no Juusha]

"Ah. Hero's Follower" Pekik si tengil menyeruak dari kerumunan. Wajahnya nampak ceria meski suasana sedang muram.

"Kalian ingat saat kurekrut secara personal kan?" Semua mengangguk. Dan beberapa dari mereka berbisik-bisik satu sama lain

"Nah. Dari situlah semuanya berasal. Tubuh asli kalian tidak berada disini. Kalian hanyalah memori semata. Sebuah kopian. hanya sebuah contact list. Yang kureplika berkat sihir ini. Berkat Soundcloud. Tapi melihat kalian mati begitu saja, aku tak bisa. Aku terlalu pengecut, hanya bisa berlindung ke kalian. Mengandalkan jumlah banyak untuk sebuah ancaman kecil. Karenanya, kuaktifkan hal itu. Kupaksa kalian semua permanent. Tapi apa akibatnya? resistensiku melemah. Perlindunganku tidak ada. Aku bukan siapa siapa sebenarnya"

"Aku, gak ngerti maksudnya apa pak bos" salah satu teman si topi lancip bertanya, suaranya parau.
"...."
"Hero's Follower. kontrol tertinggi Soundcloud dimana pasukan yang dipanggil kini dapat dipertahankan keberadaan mereka hingga pertarungan berakhir, serta dapat dipanggil secara terus menerus bila jumlah mereka berkurang. Namun hal ini membuat pengguna tidak dapat menggunakan sihir lain dikarenakan kompleksitas kekuatan ini"
"Intinya. Bila aku ditebas saat magis ini aktif. Aku tak bisa berbuat banyak. Kalau aku mati. Ya kalian semua mati. "

Si kerdil hanya terpaku, tak percaya akan info yang barusan ia baca.

"Pak bos..."
"Aku ingin minta maaf, telah membohongi kalian. Memanfaatkan kalian begitu saja. Menipu kalian dengan menjadi budak. Dengan embel-embel "Pahlawan". Seharusnya--"
"Tapi pak bos. Katanya mau nyari barang yang bisa bikin kehidupan kita balik kan?" Sahut si bojekers.
"Alah kalopun kalah juga. Pak Bos balik selamat aja udah bagus"
"Terlebih, bisa pulang ke Sankarea barengan juga rapopo wes."
"Loh kan Sankarea yang itu udah ancur men?"
"Gausah diingetin juga nduk" damprat si bojekers berhelm menjitak si militer.
"Kan kita ada [Friar]" ucapnya masih meringis.

"Pak bos. Anda merekrut kita aja udah bersyukur loh. Kehidupan jadi lebih mapan sedikit. Waktu kerja sepuas kita. Yang penting setoran. Berapapun itu. Pak bos juga baik orangnya. Mau mendengarkan kita. Sering ngumpul sama kita kalo kantor lagi sepi. Prioritas kita kita juga. Saling mutual lah kita pak bos. Udah sama sama membutuhkan. Kita butuh. Pak bos butuh. Pak Bos memakmurkan kita. Ya kita memakmurkan impian Pak Bos. Betul gak gaes?"
"Oh betul itu. Aku bisa ngidol sepuasnya di kantor. Wajib itu" sahut si Idol Agency.
"Lah kan kita udah bersumpah pas teken kontrak. Semua demi Bojekers" salah satu perwakilan [Demonstrant Piyungan] berteriak semangat.
"DEMI BOJEKERS!!!!" Semuanya bersorak, kembali cerah suasana sekitarnya.
"MARI KITA IKRARKAN KEMBALI SUMPAH KITA!!
"YAAA!!!"
"WARE WARE WA, SHUJINKO NO JUUSHA!!!" si topi militer memimpin ikrar.
"KAMI, PENGIKUT SANG PAHLAWAN!!!
"BERSUMPAH AKAN MENGABDI PADA BOSS KAMI, TORA KYUIN. DALAM AMBISINYA, APAPUN ITU" bait demi bait dilafalkan ulang oleh seluruh bojekers. Suasana seketika penuh rasa semangat, penuh keceriaan.

"Kalian..."
"Pak Bos udah cerita. Kita udah tau dari awal kok. Dari kemarin malah. Tapi makasih udah ngasitau"
"Betul itu."

"Oke gais. Pak bos mau istirahat. Semuanya bubar bubar. Baris yang rapi. Annnddd, Left Right Left Right Left Right" si Militer memberi komando agar yang lain keluar dari ruangan secara tertib. Kembali ke urusan masing masing.

Dan aku disini, sendirian, merenungi nasib. Tepatnya berpikir, apa jadinya aku tanpa mereka. ......
Rasa kantuk mulai menyerang, dan kuputuskan untuk beristirahat, tak menyadari, bahwa hiasan di smartphone, nampak bersinar kemerahan, lalu larut, masuk kedalamnya.
Berkedip tiga kali, dan sepertinya sedikit, berevolusi. . . . .

#
Briefing secara tiba tiba di meja makan, tepatnya sarapan pagi. Nyaris saja aku tersedak sereal bila saja si kaleng tidak menghentikan ceramahnya tentang pesawat udara dan konser yang harus ditumbangkan. Ambisinya terlalu menggebu-gebu untuk sebuah android. Briefing membahas mengenai skema gurun, gambaran konser lawan, kendaraan yang bisa dipilih, daftar anggota tim, dan, para robot membagikan pakaian tim berwarna hijau cerah.

"Soraya, konser, pesawat luar angkasa?". Sebagai penyedia jasa antar jemput, dan (shamelessly) mantan wota, harga diriku serasa diinjak-injak oleh si kaleng Rasyid, juga oleh Soraya. Bisa bisanya dia berusaha melangkahi bisnis antar jasa dari Bojekers. Walau secara sepihak aku terpaksa mundur karena versi milikku adalah magis. Yang artinya bisa hilang sewaktu-waktu, sementara milik Rasyid bisa awet bertahun-tahun. Terlebih Soraya. Bisa konser kapan aja. Persetan hal itu. Kuhabiskan minuman kopi kemasan yang tersisa, mengirim pesan elektronik kepada seluruh Bojekers berisi diskusi barusan sambil jalan, karena briefing tahap kedua mengajak semua partisipan yang masuk dalam tim "Angkasa"  memasuki ruangan yang dipandu si kaleng sendiri.

"Basis militer? Control Room?" gumamku memperhatikan setiap sudut ruangan. Panel elektronik berukuran besar, Mainframe komputer, dan kursi dengan kendali berbagai bentuk. Dugaanku, itu kursi kapten sebagai navigasi. Dan benar saja. Si kaleng baru duduk, dan belasan kabel secara mandiri menancap di tubuhnya. Suara elektrik dan getaran kuat terasa begitu keras, seolah menyambut seisi peserta di ruangan.

"Hoi kaleng, apa yang kau lakukan?"
"Bukannya sudah jelas? kita akan naik Pesawat Luar Angkasa. Bersiap untuk lepas landas" kekehnya secara robotik. Deru mesin jet semakin membumbung tinggi. Membawa seluruh peserta yang masuk semakin jauh ke angkasa. Usai mencapai ketinggian tertentu, pesawat memasuki mode otomatis, dan layar menampilkan sesuatu. sebuah item magis [Puppet Clone]. Hadir dalam berbagai macam, menyesuaikan kondisi masing2 peserta. Untuk lomba. Begitu isi pesan yang terpampang di layar.

"Kuharap kalian mengambilnya ya" ujar si kaleng terkekeh, sesekali terbahak-bahak. Merasakan kemenangan akan ada di tangannya saat ini.
Serentak seluruh peserta mengambil dengan antri. Sementara aku? Ini satu satunya kesempatan mencari tahu apa yang diincar oleh NGSR. Sambil mengantri, kutancapkan kabel USB ke salah satu lubang port yang tersebar, dan mendownload  data yang ada secara manual. Sulit membajaknya secara magis, terutama oleh [Hacker] Magic, karena komputerisasi NGSR termasuk "Mandiri".
Dugaan besar karena lokasi cloud storage adalah si kaleng berjalan itu. Cara lama terpaksa dilakukan: Manual Hack. Mungkin satu atau dua data krusial NGSR bisa kucuri. Tapi itu bisa kapan saja. Data standar dan citra tiga dimensi gurun harus kudapat.

"Dapat" gumamku mencabut kabel USB, bertepatan dengan posisiku untuk mengakses item magis yang dimaksud. Bersamaan dengan aba aba dari salah satu kaleng wasit, suara bel berbunyi, dan seluruh peserta segera langkah seribu menuju pilar teleportasi yang mereka dapat di skema peta kapal ini.
"Ah Kyuin namamu kan. Nampaknya bengkelmu tidak bisa kubawa. HAHAHAHA" tawa Rasyid sukses membuatku naik pitam. Kaleng keparat. Awas saja kalau betul terjadi.
Menyusuri lorong kapal yang tersambung dengan hangar, kutekan item magis tersebut. Dan poof, dari layar smartphone keluar tiruan diriku. Pertama satu, lalu dua, lalu tiga, terakhir, empat ekor keluar. Semuanya memberi hormat, dan seketika meniru gesturku yang memegang smartphone. Tanpa suara, tanpa gerakan mubazir. Sangat efisien sebagai tiruanku. Sasuga Watashi. Tapi..
"Waduh. Ngurus Bojekers aja udah pening. Sekarang mereka". Menggaruk kepala yang tidak gatal, para kloning pun melakukan hal yang sama. Benar benar meniruku.

#
Sampai di hangar, syukurlah apa yang kukhawatirkan tidak terjadi: bengkel para Bojekers sudah "pindah" ke pesawat. Luar biasa memang kinerja bojekers. Mereka yang sudah membaca pesan elektrik dariku, segera mempersiapkan rencana yang kususun, meski terburu-buru. Segala yang kupesan hadir. Para pasukan Demonstran Piyungan, lengkap dengan orasi asal jadi dan papan bertuliskan protes dan berbagai hinaan politis. para Idol Agency yang kukontak secara personal. Memancing mereka agar datang secara sukarela memang paling mudah. Tak lupa para militer rekrutan dari Demolisher Squad, Moderator, Palang Pintu, Chaos Hype...tunggu sebentar. Kenapa semua kontak Bojekers ada disini? Menyadari gantungan hape yang raib. Nampaknya aku tahu alasannya.

"New Plan gaes" ucapku membuat semua kegiatan terhenti sementara. Kupanggil ulang para kloning, dan seketika seluruh Bojekers memekik kegirangan.
"Wihhh pak bos mini"
"Wahh lucu pak"
"Pak bos punya anak, wiih"
"Dapet darimana pak?"
"Gatau. Tadi dikasih sama si kaleng. Bentar. Mau tau yang serem apa?". Semua mengangguk penasaran.
"Nih"
Kutekan salah satu sihir pemanggilan sederhana. Memanggil sepeda gunung. Dan sejurus kemudian, para kloning pun menirunya, secara otomatis, hadir 11 sepeda di hangar.
"Oh my god"
"Demi gunung sinabung"
"Bentar. Ada yang lebih serem. Tak panggil si topi lancip. 3 ekor ya". Kembali mengangguk, tombol magis ditekan. Dan para kloning menirunya, alhasil, 33 bojekers kerdil, hadir diantara mereka.

"Wah serem nih pak bos"
"Nah makanya. Kubilang perubahan rencana. Soalnya berdasar data yang aku curi. Ini kloning cma bsa ngehajar yang sesama kloning. Jadi pada tau kan caranya gimana?"
Semua menggeleng.
"Halah. Intinya, ini kloningan lindungin sampe ke menara artileri, biar pesawat si kaleng bisa mendekat. Finishernya aku bareng Agensi Idol yang terjun buat ngebom konser Soraya"
Semua kompak berkata "Hooooo". Akhirnya mengerti maksud rencananya.

"Udah paham kan? nanti sambil formasi di aplikasi [Chess Master]"
"Siap pak bos!"

"OKE GAPAKE LAMA, SEMUA KE POSISI. FIRST ECHELON, DEMONSTRAN SAMA BOJEKERS, DITEMENIN KLONING A DAN B, TURUN SEMUA. AMBIL SISI KIRI"
"SIAP!!"

"SECOND ECHELON SIAP SIAP. MODERATOR, TELOLETERS, BARENG KLONING C DAN D. SISI KANAN YA"
"ROGER BOS"

"ECHELON TIGA, DEMOLISHER SAMA KLONING E TURUN KALO SALAH SATU DARI MEREKA NEMBAKIN SUAR. MENGERTI SEMUA?"
"INGET. MUSUHNYA YANG ITEM ITEM. POKOKNYA KULIT ITEM ABISIN. GAUSAH MIKIR RASIS KARENA PIHAK LAWAN YANG DULUAN RASIS"

"OPERATION IDOL WORD, LAUNCH!!!
"AYE SIR!!"

Sahutan penuh semangat serta komando untuk segera menurunkan para Bojek-Knight, titel yang mereka pilih secara musyawarah darurat, semakin menambah atmosfir peperangan. Dilengkapi kendaraan militer berupa Infantry Fighting Vehicle (IFV) bertipe LAV III untuk mengangkut Moderator Team dan Teloleters, serta Helikopter bertipe AH-64 Apache untuk mengangkut Demonstran Piyungan dan Bojekers Squad. Tak lupa persenjataan dari kotak hadiah Isla Wunder sudah diatur oleh si militer.

Alih alih menggunakan destinasi default dari pilar teleportasi yaitu langsung di tanah, mereka mengutak-atik koordinat mendarat agar saat dimasuki, mereka bisa merasakan langsung terjun dari ketinggian seribu kaki. Menambah adrenalin dan rasa percaya diri sebagai partisipan di Large-Scale War di Esmetas ini.
Durabilitasnya? tentu terjamin oleh sihir magis andalannya.

Menyaksikan dari layar monitor pilar teleportasi, semuanya Nampak menahan nafas. Kecuali para Bojek-Knight yang malah berteriak histeris, penuh kebahagiaan. Dan diakhiri suara berdebum.
"Yang lain mau juga?"
"Kayaknya enggak deh pak bos" pasukan tersisa hanya bergidik ngeri melihat kawan kawannya begitu YOLO di balapan kali ini.
"Okesip. Jangan niru mereka yang nekat ya. Langsung aja. Sisanya, segera Plan B. Idol Agency, lu mimpin operasi kedua. Serdadu. Susuran. Briefing. Sisanya jaga bengkel ya, Palang Pintu. Mereka udah nyampe perbatasan harusnya" Gumamku segera duduk di balik kemudi [Stryker], mobil kesayangan, sambil mengakses mode taktikal para pasukan yang sudah terjun.

#

Konser Soraya masih mengalun mesra, mengiris hati dan pikiran para peserta yang ditugaskan menjaga hampir setiap sudut perimeter, terlebih di arah barat empat pilar berisi meriam anti udara futuristik sudah berbaris dengan rapi. Siap meluncur kapan saja. Targetnya? pesawat Rasyid. Dipisahkan oleh jarak membuat efektifitas meriam menurun sekian persen, sesuatu yang Soraya paling tidak bisa terima. Harga dirinya diinjak-injak, dan dilampiaskannya dengan terus bernyanyi. Sesumbang apapun itu.

"Aduh. Bisakah dia berhenti?" sebuah bola bowling mewujud menjadi manusia. Dengan dua tangan tambahan yang dikhususkan untuk menutup telinganya. Dua saja cukup. Ucapnya meniru salah satu iklan di televisi.
[Tunggu, sejak kapan bola bowling bisa mendengar?]

"NYehehehehehe. Kau memang lemah, bowling. Makanya jangan ambil tubuh manusia" ejek si ponsel pintar melayang, menyahut secara ironis si bowling sambil merasuk dirinya ke sebuah ATV. Bersublimasi dengan penuh. Katanya ingin merasakan atmosfir di pulau Isla Wunder.
"Mau menumpang? Daripada disini. Mending ikut aku" kekehnya berkedip (?) manja. Yang ditawari mengangguk. Daripada tersiksa oleh nyanyian neraka, lebih baik ikut saja kemana dia dibawa. Dan secara ajaib, para peserta yang juga tak tahan akan konser, nampak terbius akan ajakan iSoul, untuk juga pergi dari konser. Lebih baik menghajar lawan daripada jadi budak konser.

"Bawa aku pergi dari sini" ujar si bowling, menirukan jargon iklan lagi.
.
.
.
Mendarat dengan "keren", deru mesin dan suara helikopter membelah heningnya padang pasir. Kendaraan yang dipersiapkan dan penggunaan pilar teleportasi benar benar mempersingkat waktu dan jarak yang ditempuh. Bayangkan apabila menggunakan metode lama. Mungkin kapal udara Rasyid akan mendahului mereka. Dikendarai oleh para kloning Bos mereka, pasukan udara Bojekers dan pasukan darat Moderator bergerak dengan yakin untuk target utama mereka: menumbangkan meriam anti-udara milik Soraya.

Namun nampaknya rencana mereka akan terganggu sedikit.
"SERANGANNN!!" Teriakan barusan disambut oleh jatuhnya sebuah ATV yang ringsek didepan mereka, membuat si supir terpaksa membanting kemudi secara panik. Bagian udara pun tak kalah sengit karena jarak dengan meriam anti udara yang terlalu dekat telah menjadikan mereka sasaran empuk, memaksa pasukan udara untuk turun lebih dini.  Tak mau mati konyol di udara.
"Boss, plan B boss. Gak nyangka kita ketemu musuh kemarin. Ditambah mereka bawa temen" lapor salah satu Bojekers via telepon, yang nampaknya mengenali musuh didepan: iSoul si smartphone gila. Segera salah satu Bojekers menembakkan suar meminta bantuan.
"Wah wah. Ternyata kalian lagi, para cecunguk ojek" kekeh iSoul dibalik deru ATV. Juga ditemani TOM yang hanya tertawa kaku. Terlalu kaku untuk sebuah bowling malahan. Kemudian duplikat dari iSoul dan TOM juga hadir diantara mereka. Tak lupa deretan musuh yang juga membawa kloningan mereka. Semakin menambah keributan di kilometer 4....

#Di Hangar.

"OKE GAES ITU SINYALNYA. SPARTANS, MASUK KE MOBILNYA DEMOLISHER.
"WARNING, MODE SIHIR BAKAL GUE AKTIFIN. YOU KNOW WHAT TO DO!!"
"SIAP BOZQUE!!"
"Hero's Follower. Activated" Tombol magis ditekan. Rapalan mantra juga disebut. Starter mesin juga meraung ganas. Secara otomatis eksistensi mereka akan terus mendaur ulang. Kali ini beban magis yang diterima terasa berkurang. Terimakasih kloning diriku. Batinnya senang.

Sesuai instruksi, Demolition Squad dan Spartans, dibekali kendaraan Komodo Halilintar4x4 terjun secara mandiri sesuai perintah sebelumnya.  Bersenjatakan pendobrak pintu, C4 dan berbagai bom lempar, juga proteksi dari Spartans akan menjamin operasi mereka berjalan mulus. Plan B: menjadi back-up dari tim depan yang terjun terlebih dahulu. Serdadu Noobs lebih memilih unta yang disediakan. Menyesuaikan sikon katanya. Susuran tak mau kalah, juga mengambil ATV yang disediakan. para Idol? semua menumpang di [Stryker]. Pertarungan harga diri, kata mereka.

"Everyone. Operation Idol World: Encore!!" Komando dariku membakar semangat mereka, yang segera meluncur ke portal teleportasi. Destinasi: tanah setapak. Mereka sepakat tidak mau terjun bebas seperti tim utama. Kuturuti saja. Yang penting mereka mau bergerak secara mandiri.
"Serdadu, sisi kiri. Cover kita. Susuran. Maju duluan, formasi panah." Titahku dibalik kemudi. Semua mengangguk, dan melaksanakan tugas.

"Lapor--
"gausah lapor. Gue udah liat dari smartphone" balasku menutup telpon darurat. Dari layar [Soundcloud], barisan depan berkurang 20 persen karena duplikat dari Spearman yang melemparkan tombaknya secara bebas. Ajang balas dendam, kata Teloleters.  Sementara Moderator Team sibuk bernegosiasi dengan....seekor T-Rex? sepuluh T-Rex tepatnya.
"Saudari T-Rex dimohon tenang. Pihak Teloleters juga. Kalau tidak tenang, diskusi panel tidak akan dilanjut. Mari. Pihak lawan, diberi waktu satu menit untuk melontarkan program kerjanya. Iya. Anda, nona Charlotte" Diskusi dibuka dengan salah satu Moderator disantap oleh si T-Rex. Profesionalitas tetap diutamakan. Katanya. Diskusi panelis terus berlangsung.
Yang disebut namanya segera berorasi, mengaku dia penjahat dari negeri seberang, memamerkan kinerja sihir [Ganster] sebagai program kerja. Dilanjut cuitan panas Teloleters, yang tak mau kalah melakukan orasi betapa sempurnanya Tora Kyuin, sebagai boss mereka, juga pamer kinerja dari [SoundCloud].
Diskusi nampak panas, dan harum bawang begitu semerbak. Siapakah gerangan? Apakah si Onion? Oh jelas. Bojekers dan Kendaraan Bojekers serta shuriken bawang dari Oni-Onion beradu sengit di udara, bertabrakan dan meledak dengan elegan, sehingga hadir kolaborasi paling ambisius: Bawang tumis skala besar. Andai saja satu ekor trex bisa dipanggang, pasti lezat. Sanggah si Bojekers, sebelum lima kepala jadi santapan lagi. Si Moderator menelan ludah, lalu mendesah (?). The Show Must Go On. Batinnya pasrah.

[Oh. Charlotta. Seru nih]
"Holy WTF. Dateng lagi dirimu. Eh wait. Charlotta siapa?"
[Salah satu peserta juga. Powernya Virus Ganster. yaahh 11 12 dengan kekuatanmu. Bermain dengan pasukan. Dann, dia menganggap dirinya antagonis. Cocok denganmu yang mengaku protagonis Sankarea]
".... Really?" dengan nada setengah percaya.

Lanjut ke bagian Demonstran. Pertarungan sengit di sudut utara juga tak kalah menegangkan. Orasi dan long march tanpa henti, meneriakkan berbagai nama dan racauan tak berdasar. Namun secara ajaib langkah dan penampilan Demonstran yang alim, berhasil meloloskan rombongan mereka melewati meriam anti-udara. Oh, ternyata si cloning memainkan [Resonance Room] dengan baik. Sasuga watashi. Gumamku bangga. [gausah istilah jepang]
Mencapai lokasi yang dimaksud: konser Soraya, para Demonstran kini menggunakan senjata andalan mereka: orasi tak berdasar yang bolak balik meneriakkan kata kata bernada SARA. Kepada Soraya tentunya.

"TURUNKAN  SORAYA. TURUN KAMU PENISTA NGSR!!!"
"BETUL ITU. TURUN KAMU SORAYA. TIDAK PANTAS KAMU. NASCAAAAAAAAAARRRRRRR"
"Goblok kamu. Bukan Nascar men. Laskar"
"Loh, kan ini balapan brur. Ya Nascar donk"
"Bukan. Laskar"
"Nascar. Ngotot nih"
"NASTAAAAAAAAAAAAAAARRRRRR" si kloning yang tak tahan oleh ocehan dua demonstran, kini angkat suara juga.

Dua lembar bawang dan shuriken menghujani orasi mereka. Posisi mereka ketahuan oleh pihak lawan. Oh ternyata Oni Onion. Gesit juga ini bawang satu siung. Aromanya semerbak. Tapi lemparannya kok rapi? Oh ternyata ulah si ninja magang, Riven. Lemparan shuriken memotong bawang si Onion sangat rapi. Kombinasi elite yang bukan main.
Yang dikepung hanya saling bertatap muka. Kontak batin sepersekian detik. Bibit asmara? Bukan. Musuh bersama didepan soalnya. Dan tindakannya lebih menjijikkan. Sepakat satu hati, semuanya menyamakan pikiran dan irama dari tenggorokan, dalam nada racau yang begitu menyiksa.
"PENISTA MAKANAN!!!!!!!!"
[Psst. Namanya Riven ama Oni Onion]
"PENISTA KAMU RIVEN!!!!! LAKNAT KAMUU!!"
Perang orasi pun terjadi lagi. Musuh siap menghabisi. Tapi suara illahi datang hari ini.
"Not today, kawan lama. Heehi"
Raungan mesin Komodo Halilintar mendobrak paksa formasi (nyaris) sempurna dari kloning Onion dan Riven. Siapa lagi kalau bukan para Demolisher Squad dan Spartans.
"Siapa yang mau diledakkan?"
"atau jadi sate?

#
"Berapa lama lagi kita sampai bos?"
"Masih lama. [Stryker] lupa ganti ban buat di gurun"
"Tolil sangat pak bos"
"Lagian timing Bojekers terlalu cepet. Bangsat memang si iSoul"

Mendobrak sisa sisa kloning dari musuh sekitar, perjalanan untuk meruntuhkan tirani konser dari genggaman Soraya nyaris mencapai puncaknya.

Parameternya?
Bojekers: tumbang oleh aroma bawang Oni Onion, dihabisi oleh tombak Spearman. Terpaksa mundur. Kloningnya juga. Beruntung Serdadu Noobs menyelamatkan yang tersisa.
"Ukuran kerdil ternyata masih bisa ditarget" komentar Tora Kyuin Clone.

Moderator vs Charlotte: diskusi panas berakhir dengan telak oleh pihak lawan. Trex puas makan. Lalu mundur meninggalkan lokasi. Yang punya T-rex uring-uringan. Kok bisa?
"Power of negosiasi"-Teloleters ft Moderator. Kerusakan: berat. Otomatis hilang dari peredaran (?)

Spartans ft Demonstran vs Riven ft Onion: Seri. Jurus ceramah dan tameng kopaja sukses membuat lawan menyerah, bahkan bertobat (?).
Demolisher: gagal menunaikan tugas. Hanya bisa menumbangkan dua pilar. Lupa kalau ada sisi kanan. Hanya focus di kiri.
[Bodoh sekali dia yang mulia]
"Woi"
*Skip*

"Follower Heroes kumatikan. Masing2 pegang senjata di mobil. Kita terobos kekacauan didepan"
"Siap boz"

Bersenjatakan M1918 BAR dan M60 bekas kemarin. Kuputar kemudi secara zigzag. Menarik tuas perseneling dan berulangkali menginjak rem, melakukan serangan fajar: siraman pasir, teknik meluncur, dan Rambo in predicament. Mendadak sisi kanan dipepet oleh musuh bebuyutan: iSoul yang tak menyangka, rencana musuhnya termasuk brilliant: memanfaatkan jumlah dalam jumlah.
'Padahal kalian punya Charlotte yang bisa juga"
"AHHHHHH BERISIK. AKU TAK PUNYA TELINGA UNTUK MENDENGAR OCEHANMU!!"
"Ah iya lupa. Sudah rusak karena kena Teloleters. HAHAHAHA"
"GRRR"
Saling sikut menyikut antar kendaraan terjadi. Untung bemper diperkuat. ATV modifikasi iSoul dengan ganas terus menghantam sisi kanan mobil. Dan kelincahannya bukan main. Bahkan tembakan beruntun pun sulit menumbangkan si iSoul.
"Tom says hi" satu mobil menabrak dari sisi kiri [Stryker]. Kuputar pandanganku. Yow wtf. Sejak kapan dia bisa meniru kendaraanku?

"Kalau gini terus. Remuk kita"
"Kalem. Pegangan!"
Pedal gas diinjak. Asap knalpot menguap ganas. Berpacu dalam kemudi. Sesuatu sedang dicari. Kedua musuh tak kalah energi, tak ingin lawan lari. "Pergi". Pinta si supir ini.
Dua lawan tak terima. Menabrakkan diri kepada lawan, mencegah itu terjadi. Tapi terlambat. Satu pilar Meriam tumbang kearah mereka bertiga. Nampaknya debut Serdadu Noobs dan Susuran berhasil menjaga mereka. Memikirkan keselamatan, juga karena kloningan, kedua objek menarik tuas rem. Sementara si supir ojek malah tancap gas. Percaya diri bahwa semua sudah direncanakan.
Benar saja. Tumbangnya Meriam hanyalah sebatas ilusi mereka. Manipulasi suara berhasil mengecoh sensor pendengaran iSoul dan TOM, memaksa mereka mundur sepihak. Lagi.
Runtuhnya pilar membuat rencana utama berjalan. Tuas per ditarik. Pelontar kursi meluncurkan para Agensi Idol. Tujuan jatuh: Konser Soraya. Siapa yang menjemput lontaran Kyuin? Helikopter yang disupiri Bojekers tersisa. Sungguh kombinasi gila.  Nasib baik helicopter turun dini.

Samakan irama. Titah terakhirnya, menabrakkan mobil dan menjatuhkan pasukan idol, untuk menghabisi Soraya. Idola dangdut tahun ini yang tak bisa berkata apa apa, terpaksa menyerah karena dipecundangi si iSoul sejak awal. "Pantas konserku sepi. Daritadi tidak ada pesertanya.  Hape sialan" pasrahnya, karena terbuai nyanyiannya sendiri.

#
Ledakan besar menjadi penutup acara, bahwa misi terselesaikan. Tidak ada bis ajaib. Tidak ada excavator dari langit. Semua murni pekerjaan manusia magis. Dan bos ojek yang idenya gila.
"Operation Idol World. SUKSES. BANZAIIII!!
"BANZAIIIII"
"Oya pak bos. Masih ada energy buat ngidol bos?"
"Hmm, Batere sisa 30 persen. YUK LAH!!!
Satu panggilan magis kembali dirapal, memunculkan seluruh anak buah, untuk ikut menyaksikan konser idol dari [Idol Agency]. Hiburan murah meriah yang lebih baik dari Soraya.

Musuh harus mengaku kalah. Terlalu asik bertempur dengan lawan didepan. Lupa melindungi konser. Semua mengelilingi si Tom dan iSoul. Ohhh main hakim sendiri. Bodo amat.

Salah satu bojekers sadar. Sedari tadi tak nampak peserta lain dari kubunya. "Kemana mereka bos?". Yang ditanya hanya menggeleng lelah. Sibuk mengangguk tolol.

Di pesawat Rasyid.
"Sudah kubilang kan, tidak perlu menurunkan semua peserta kita. Cukup satu manusia itu saja. Urusan selesai. HAHAHAHAHAHA" tawa robot si Rasyid membahana di ruang kerjanya, diamini oleh peserta lainnya.

-Fin-

Komentar

  1. Tora dan pasukannya benar-benar solo di babak ini… Saya terhibur oleh aksi heboh Tora dan kawan-kawan BoJek-nya. Pertarungan-pertarungan kecil yang tersebar di sekitar padang pasir pun dibuat kacau—dalam arti baik. Beberapa peserta tim lawan pun telah muncul dan berusaha sebaik yang mereka mampu. Terutama iSoul.

    Hal yang paling saya suka adalah drama di awal antara Tora dan BoJek, yang sukses memberi fleshing karakter yang cukup pada Tora. Hanya saja, kekuatan Tora tak mengenal batasan sepertinya. Dia bisa menciptakan pasukan banyak beserta clone masing-masing. Saya bakal berpikir dua ratus kali bagaimana cara mengalahkannya dengan karakter normal macam OC saya.

    Overall, saya senang. Aksi Tora dan kawan-kawan selalu dan bakal heboh. Kadang hebohnya hanya euforia saja, tapi kali ini sudah ada penampilan heboh yang personal macam Tora adalah pemimpin yang bersahaja dan berkarisma. Saya beri nilai 8/10.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Makasih banyak. Pdhl ajang drama diatas rencananya bwat R4. Tapi melihat skala besar di R3. Pengakuan dosa kadang bikin semuanya solid. iSoul memang bebuyutan karena dia yang bikin semua kacau sejak R1.

      Bahkan saya bru sadar ternyata dritadi ngesolo. Terimakasih banyak again.

      Hapus
  2. As expected, Fai main main di parodi lagi, walau seperti biasa joke-nya hit and miss. Tapi pas ngena saya ngakak keras. semua cerita yang ada Chalice, berhak dapat +1.

    Kelemahannya lumayan banyak tho, terlalu banyak hal yang terjadi dalam satu waktu dan runut ceritanya jadi ga kebaca gimana. Alhasil, saya ga memamahmi 'rencana gila' si Tora.

    6+1 = 7 dari Chalice

    BalasHapus
    Balasan
    1. Well comedic emg kelemahan utama sih. Sbenernya memutuskan ending yang paling sulit. Jadinya ya make parodi buat ngecover kelemahan. Walo emang jadinya hit and miss. Sadar banget sih. Makanya Selalu H2C tiap nulis yang gini. Takut gak deliver. Kalopun iya. Takut gak memuaskan. Untuk runtutan cerita, terkesan buru buru emang. Tapi jujur ini paling santai nulisnya. Bisa totalitas. Tapi makasi atas kritiknya.

      Again Thx bwat nilainya.

      Hapus

Posting Komentar