[Ronde 3] Nyai Dasimah Adalah Raid Boss

By: Ribato Linda
Nyai Adalah Raid Boss
Suasana di ruang bawah tanah hotel nampak senyap.  Rasyid berjalan memasuki sebuah ruangan sembari berbincang. Pada pandangan orang biasa mungkin Rasyid nampak seperti orang gila karena tidak ada satu pun makhluk kasat mata di tempat itu. Akan tetapi, hal itu berbeda jika dilihat dari sudut pandang Rasyid sendiri yang saat ini memakai kacamata bewarna hijau. 
Kenyataannya Rasyid sedang mengobrol dengan sesosok hantu tidak terlihat yang bernama Nyai Dasimah. Pada round satu dan dua, teknik dan kemampuan Nyai Dasimah menarik perhatian para sponsor. Mereka ingin melihat secara langsung jika Nyai Dasimah bertarung dengan kekuatan penuh.
"Akhirnya kita sampai."
Rasyid tersenyum menujukkan beberapa manusia yang berada dalam kurungan dengan berbagai macam tatapan di mata mereka.
"Untuk apa kau membawaku ke tempat ini?" tanya Nyai Dasimah.
"Ini adalah para manusia terbaik yang kami pilih untuk memaksimalkan kemampuanmu. Kami tidak ingin di babak selanjutnya kau tidak bertarungan dengan kekuatan penuh."
"Benda apa yang ada di kepala mereka?" tanya Nyai Dasimah penasaran dengan bando kelap-kelip yang ada di kepala masing-masing orang.
"Itu adalah penghalang pikiran ciptaanku. Saat kau merasuki mereka, emosi mereka tidak akan meluap dan membuatmu kesusahan. Alat itu juga mampu menghalangi akses memori agar kenangan kalian tidak tercampur."
Nyai Dasimah memandang Rasyid dengan saksama.
"Kau ... padahal baru saja bertemu denganku. Bagaimana mungkin kau menciptakan alat semacam itu. Apa kau sudah menguak seni roh milik suku Atma?"
"Rasa penasaran dan usaha adalah bekal untuk mengungkap segala sesuatu. Aku menciptakan alat ini setelah meriset data-data roh dan juga pertarunganmu selama ini. Sekarang pilihlah siapa yang akan menjadi wadahmu."
Nyai Dasimah melihat berbagai tatapan pada orang-orang yang ada dalam kurungan dan menemukan seorang perempuan berambut hitam berombak dengan mata penuh keputusasaan dan kekosongan.
"Apa yang akan terjadi pada para budak ini?"
"Yang tidak terpilih akan kukembalikan ke pasar budak. Sementara yang terpilih akan mendapat penghargaan khusus dari para sponsor."
Nyai Dasimah mengenakan celana tiga perempat yang dibungkus selendang coklat bermotif, kemben dan rambut hitam yang digelung ke belakang menyeringai bersiap untuk memasuki ronde berikutnya.
***
Brifing grup memberikan rasa nyeri pada kepala Nyai Dasimah. Semua rasa sakit itu terjadi karena melihat rekan satu tim yang akan bersamanya dalam lomba. Balthor yang mengejar Nyai Dasimah kini semakin gila karena Nyai Dasimah memiliki tubuh nyata seorang perempuan. Abu yang pernah Nyai Dasimah rasuki, kini selalu melemparkan tatapan dingin seolah ingin menerkam padanya. Belum lagi bocah bernama Gubbin yang sepertinya sudah kehilangan ingatan-mungkin seharusnya begitu karena kali ini Nyai Dasimah telah berganti wadah-dan tidak mengingat kembali kejadian mengenai King Yama sehingga membuat Nyai Dasimah bertambah kesal. Dengan tim yang mengerikan dan sepertinya tidak dapat diajak bekerja sama ini, Nyai Dasimah harus memulai ronde tiga ini.
Sesaat setelah terdengar suara nyanyian dan juga mesin pesawat, para peserta mulai bersiap-siap.
"Aku akan segera menggunakan serangan itu kemudian bersembunyi. Pilar kelima, formasi penghakiman."
Kelima bola roh milik Nyai Dasimah menyebar di angkasa membentuk formasi bintang. 
"Nyai ...!"
Nyai Dasimah merinding merasakan dingin di belakang punggungnya. Nyatanya rasa dingin itu bukan karena udara gurun dikala malam, tetapi berasal dari sebuah suara familliar yang memanggil Nyai  Dasimah. Benar saja, ketika menoleh ke belakang Balthor dengan muka mupengnya berlari menghampiri Nyai Dasimah. Dengan sekuat tenaga Nyai Dasimah segera berlari. Nampak wajahnnya benar-benar ketakutan karena kehadiran Balthor. Saat itu, tiba-tiba sesosok bola boling melayang menghantam Balthor.
"Siapa pun yang melempar bola itu–aku sungguh berterima kasih." Nyai Dasimah mengusap keringat yang turun pada dahi.
Ketika Nyai Dasimah merasa lega, tiba-tiba dia melihat bola itu berputar secara aneh dan berubah menjadi Balthor. Mereka berdua berdiri dan tersenyum secara bersamaan.
"Penampilan yang keren," ujar mereka serempak.
"...." 
"...."
"...."
"Nyai ...!"
Mendengar teriakan dua Balthor Nyai Dasimah segera berlari tunggang langgang.
"Sial ... kenapa aku harus bertemu dengan orang mesum itu. Ditambah lagi kini ada dua orang. Siapa saja ... tolong aku!"
"Super ...!"
Seorang memegang tembak, berpakaian seperti seorang pahlawan–walau mengenakan jubah itu ide yang buruk, kebanyakan pahlawan mengenakan jubah untuk memperkeren penampilan mereka–muncul menghalangi langkah kedua Balthor yang mengejar Nyai Dasimah.
"Apa yang kalian lakukan terhadap seorang perempuan. Sebagai laki-laki kalian harus memperlakukan perempuan dengan lembut."
"Hei, aku tidak punya urusan denganmu," ujar Balthor.
"Itu benar, sebaiknya kau pergi sebelum terluka." timpal Tom.
Nyai Dasimah merasa aneh dengan pemandangan yang terjadi di hadapannya. Tentu saja semua orang akan bingung ketika musuhmu mencoba menyelamatkanmu dari teman satu tim yang mengejarmu dan kau tidak tahu harus memihak yang mana karena diantara dua orang yang mirip itu terdapat musuhmu. Meski begitu, Nyai Dasimah tidak ambil pusing dan berlari meninggalkan mereka sembari membuat bola roh.  
"Sudah dimulai rupanya."
Nyai Dasimah mengamati ledakan yang terjadi di semua area dan beberapa boneka kecil yang merupakan tiruan peserta yang muncul.
"Baiklah, para pupetku. Saatnya kita beraksi."
Setelah Nyai Dasimah memperolah empat bola roh, dia membuat sayap dan bersama para bonekanya terbang menuju tempat konser. Saat itulah beberapa tembakan melesat dan melubangi selendang milik Nyai Dasimah.
"Tembakanmu meleset, kau benar-benar sangat ahli menembak rupanya!" Seorang gadis berambut hitam panjang nampak protes pada gadis berambut merah.
"Aku sedang berusaha idiot! lagi pula, kenapa kita tidak menembak bonekanya saja daripada langsung menembak orangnya."
"Sudah kubilang, dia adalah musuh paling berbahaya di pertarungan ini. Kau tahu kenapa, dia memiliki serangan area yang cukup untuk membuat seluruh tim kita keluar."
Nyai Dasimah yang mendengar mereka berdebat turun sembari terus berkonsentrasi membuat bola roh.
"Jadi kau sudah mengetahui strategiku ya, gadis muda?"
Nadaa menelan ludah membuat ekspresi kesal karena secara tidak sengaja mengungkap rahasia yang dia simpan.
"Itu tidak penting," Nadaa menepuk Aileen. "Kita harus membuat pingsan gadis itu atau akan terjadi hal yang buruk."
Aileen bergerak sangat cepat, dengan pisau teracung mengincar Nyai Dasimah.
"Gawat!"
Nyai Dasimah mendapatkan sebuah tusukan tepat pada perut. Meski begitu, Nyai Dasimah masih sempat membuat Aileen terhempas dengan menggunakan gelombang roh. Dengan manahan Sakit Nyai Dasimah memaksakan diri untuk terbang, berusaha mendekati Soraya yang duduk di atas kursi singgasana dengan konser idol di bawahnya.
"Brengsek, gadis itu berhasil melukaiku. Dan yang lebih berbahaya lagi adalah gadis berambut hitam itu. Sepertinya dia mengetahui seluruh rencanaku. Hanya ada dua kemungkinan, dia bisa membaca pikiran, atau melihat masa depan. Dari penglihatanku dan banyaknya jumlah peserta kemampuannya pasti yang nomor dua. Aku harus mengeliminasi anak itu dulu sebelum dia mengacaukan rencana yang aku buat."
Nyai Dasimah mencari kesepuluh boneka milik Nadaa di tengah kerumunan. 
"Satu ... dua ... tiga ... empat ...," Nyai Dasimah menembak keempat boneka milik Nadaa dengan bola roh. "Sial, masih tersisa enam boneka lagi."
Saat Nyai Dasimah mulai mencari sekali lagi, Aileen menghujaninya dengan peluru dan membuat selendang yang dipakai Nyai Dasimah berlubang.
"Sepertinya kau tidak terlalu pintar menembak–gadis muda?"
"Apa katamu," Aileen menghentakkan kakinya berkali-kali pada tanah. "Turunlah kemari dan biarkan aku mencincangmu."
Tak Mengacuhkan Aileen, Nyai Dasimah terus memburu boneka Nadaa hingga tinggal tersisa bonek yang berada di sebelah Aileen.
"Bukankah kau menginginkan boneka gadis ini? ayo kemarilah dan dapatkan boneka ini!" Tantan Aileen.
Tidak memiliki pilihan, Nyai Dasimah terbang menuju tempat konser. Nyai Dasimah bukanlah petarung jarak dekat dan sangat bodoh jika dia harus melayani orang yang kekuatan fisiknya berkali-kali lipat dari Nyai Dasimah. Karena itulah Nyai Dasimah memutuskan terbang untuk menjauhi formasi penghakiman yang dia buat.
"Satu menit lagi, aku harus sampai di tempat soraya dan saat pilar penghakimanku meledak–"
Nyai Dasimah jatuh ketika sinar bewarna merah terang menembus dadanya.
"Rencana kita berhasil. Sepertinya tidak sia-sia menempatkan Zenistia di barisan belakang untuk menjaga bendera."
Aileen dan Nadaa menghampiri Nyai Dasimah yang melesat turun menuju tanah.
"Kalian terlambat, pilar rohku kini akan aktif dan menyapu setengah tim kalian."
Saat brifing Nyai Dasimah telah mengatakan garis besar rencananya pada tim. Memanfaatkan pilar penghakiman, tim Angkasa akan mengurangi jumlah petarung.
"Maaf tapi kau salah memperhitungkan semua," Nadaa menyeringai. "Aku telah melihat semua rencanamu."
Nyai Dasimah merasakan rintik hujan menyentuh kepalanya.
"Apa maksudmu–"
Sebuah penjara es berbentuk gunung yang mengeliling peserta membuat Nyai Dasimah menelan ludah.
"Gawat kalau begini!"
Pilar roh meledak, menyapu seluruh area gurun hingga rata. Nampaknya tidak ada satu pun yang tersisa kecuali Nyai Dasimah, Aileen, Nadaa dan juga Zenistia yang berada di bawah panggung dan haya berjarak beberapa meter dari Nyai Dasimah.
"Ini adalah kekalahanmu. Satu melawan tiga orang, apa yang akan kau lakukan?" taya Aileen ketus.
"Baiklah aku akan sedikit bermain-main dengannya."
Aileen maju dengan pisau di tangan kanan yang teracung pada Nyai Dasimah. Meski begitu, Nyai Dasimah hanya menyeringai dan mengeluarkan kartu dari himpitan dadanya. 
"Satu lawan tiga kalian bilang," Nyai Dasimah menahan pisau milik Aileen dengan pedang Cwalika. "Aku adalah Nyai Dasimah, Atma Jenius, Guru Besar Enam Pilar Roh. Apa kalian kira, anak-anak bau kencur seperti kalian dapat mengalahkanku."
Mendadak Aura membunuh Nyai Dasimah menyeruak membuat Nadaa membeku dan Aileen melakukan reflek dengan melompat ke belakang. Dengan darah meluncur turuh dari bawah tulang selangka dan juga perut kiri yang kainnya telah memerah karena darah, Nyai Dasimah nampak tidak gentar.
"Kenapa kalian mundur? semua pendekar di Nusajagwa, akan lebih memilih untuk mati daripada berputus asa. Sekarang, lihatlah dengan mata kalian sendiri," Nyai Dasimah memutar Pedang Cwalika dan menghujamkannya ke tanah. "Melepas segel, wujud cwalika."
Dari pedang Cwalika muncul hantu tembus pandang yang berbentuk tengkorak yang memakai jubah. Hantu itu melayang terbang dan menyelam ke tubuh Nyai Dasimah. Perlahan rambut, alis, bibir Nyai Dasimah memutih. Saat Nyai Dasimah membuka mata, nampak mata hijauya menyala layaknya batu zambrud yang dipoles dengan indah. Di belakang punggung Nyai Dasimah juga terdapat Hexgram degan enam bola roh permanen pada tiap ujungnya. Nyai Dasimah menarik pedangnya dan memberikan tatapan sayu pada Aileen dan Nadaa.
"Aku hanya memiliki satu boneka dan kalian memiliki masing masing sembilan, sembilan dan enam. Kalau begitu, mari kita buat pertarungan ini imbang."
Nyai Dasimah menjentikkan tangan dan muncul ledakan hebat pada dua puluh boneka milik musuhnya.
"Sekarang kita sudah imbang, tolong hibur aku anak-anak bau kencur."
"Brengsek, kita seperti sedang melawan raid boss." Nadaa mulai tidak sabar.
"Kau bilang kau adalah ahli strategi. Berapa persen kemungkinan kita bisa menang?" tanya Aileen.
"Entahlah, mungkin cuma satu persen. Harapan kita mungkin hanyalah Zenista."
Laser ditembakan berkali-kali, ke arah Nyai Dasimah. Nampaknya setelah mengetahui bahaya mendatangi timnya, Zenista berlari menuju Aileen dan Nadaa. 
"Bagaimana bisa ...!" Zenista terkesiap melihat semua tembakannya tidak menngenai Nyai Dasimah seolah ada perisai tak terlihat yang melindungi Nyai Dasimah. 
Nyai Dasimah menoleh dan sekali lagi menjentikkan jarinya. Bertepatan dengan itu, tiba-tiba TAR-2145 yang Zenista pegang meledak.
"Senjatku," Zenista jatuh ke tanah dengan keringat dingin membasahi dahinya. "Sebenarnya, kemampuan macam apa yang dia miliki?"
"Setiap manusia memiliki limit dan batasan ketika mengembangkan teknik mereka. Hanya ada dua cara melewati itu, memasang syarat pada teknik hingga membuat teknik itu mematikan, atau menemukan pusaka yang sangat sakti. Singkatnya, aku bisa melewati limit jurusku ketika mengaktifkan mode ini."
"Jangan banyak bicara, kau kira aku akan diam saja menyaksikan kau berbuat seenaknya," Aileen maju menusukkan kuat-kuat pisau yang dia bawa. ''Kenapa ... kenapa, aku tidak bisa mengenainya."
Aileen menekan kuat-kuat pisaunya. Namun, pisau itu berhenti beberapa centi seolah ada semacam dinding yang menahannya.
"Ini adalah pilar kedua gelombang roh. Pada wujud ini, gelombang roh akan aktif dan menciptakkan perisai roh yang akan menangkis semua serangan yang mendekatiku." 
"Benda apa ...."
Aileen terkejutk karena ada banyak bulatan kecil yang mengelilingi dirinya. Bulatan itu meledak dan membuat Aileen bersimpuh. Nyai Dasimah beranjak, tak mengetahui bahwa Aileen memiliki tenaga dan kemampuan regenerasi yang hebat ketika malam. Saat itulah Aileen mengambil kesempatan. Dengan gerakan yang sangat cepat dia menyayatkan pisau yang dia pegang pada tendon Achiles milik Nyai Dasimah.  Namun, dengan reflek yang baik Nyai Dasimah berhasil menghindari pisau milik Aileen dengan terbang di udara.
"Sial!"
Aileen tidak menyerah dan menarik Colt di sakunya untuk menembak Nyai Dasimah. 
"Serangan yang sangat sia-sia." Nyai Dasimah menyeringai karena peluru Aileen tak dapat menembus perisainya.
"Heya!"
Dengan gerakan cepat Zenistia bergerak cepat di samping Nyai Dasimah berusaha menebaskan light sword yang dia pegang. Dengan gerakan memutar Nyai Dasimah menghindari light sword milik Zenista dan membuat light sword itu menyapu udara. Tidak cukup hanya menghindar, Nyai Dasimah menggunakan siku tangan dan membuat gelombang roh yang menerbangkan Zenistia.
"Menarik, bagaimana kalau aku sedikit bermain-main dengan kalian bertiga."
Nyai Dasimah merentangkan tangan kirinya. Muncul hexagram yang memunculkan makhluk aneh dengan kepala tanpa wajah berkaki katak yang merayap. Makhluk bewarna putih itu memuntahkan ratusan kecebong yang menggeliat-liat di atas pasir.
"Ini adalah pilar keempat, laut roh tanpa batas. Aku dapat mengeluarkan puluhan makhluk yang memiliki wujud dan kekuatan di luar batas nalar kalian."
Ratusan kecebong itu mulai menumbuhkan kaki dan berubah menjadi katak. Ratusan katak–bermata tiga, bewarna hijau transparan–itu meloncat-loncat tinggi secara tak beraturan. Aileen dan Zenista merapat ke arah Nadaa.
"Apa lagi ini? katak-katak itu terlihat berbahaya," Ujar Aileen.
Saat salah satu katak menyentuh Aileen dan membuat ledakan besar terjadi. Diikuti dengan katak yang lain, ledakan demi ledakan terjadi dan membuat lautan debu dari pasir menutupi pandangan Nyai Dasimah. 
"Anak-anak bau kencur. Apa kalian sudah melihat kemampuan dari Atma Jenius? "
Setelah tidak ada lagi katak yang meloncat karena meledak, Nyai Dasimah mulai bergerak kembali.
"Baiklah, saatnya mengecek keadaan. Inilah ikan iblis hitam favoritku."
Sekali lagi Nyai Dasimah mengeluarkan ikan dengan wajah aneh dan memiliki sebuah antena di atas kepala. Antena dari ikan itu menyala dan Nyai Dasimah tersenyum.
"Seperti harapanku, katak roh tidak akan bisa membunuh kalian."
Ikan itu mulai melayang dan Nyai Dasimah mengikuti dari belakang.
***
Aileen terengah-engah, memeriksa keadaan dari Nadaa yang sudah dipenuhi luka. Meski mereka dalam kondisi buruk, nampaknya Aileen masih menjaga boneka milik Nadaa. Mereka bertiga berhasil hidup karena gerakan tangkas Aillen yang melemparkan Nadaa, Zenista beserta boneka mereka bertiga di belakang pilar saat kabut pasir terjadi.
"Sial, perempuan gila itu mulai mendekat. Apa tidak ada cara untuk mengalahkannya," Aileen melirik Nadaa yang penuh luka dan tak sadarkan diri. "Nadaa, apa kau yakin rencana terakhir kita akan berhasil."
Ledakan besar secara mengejutkan terjadi dan membuat tiang tempat Aileen bersembunyi runtuh.
"Nadaa!"
Aileen mengangkat Nadaa dan menghindar dari reruntuhan yang berjatuhan.
"Sekarang aku sudah mencapai batas. Aku hanya bisa masuk dalam mode ini dalam waktu lima belas menit," Nyai Dasimah menatap kedua orang itu dengan tatapan sayu. "Sekarang aku akan menghabisi kalian berdua."
Nyai Dasimah melayang cepat, menarik pedang ke belakang, bersiap untuk menebas boneka yang dipeluk Aileen. Segera Aileen mengambil tindakan dengan melempar boneka milik Nadaa dan menahan pedang milik Nyai Dasimah dengan tangannya.
"Menyebalkan, kenapa kau sampai seperti ini melindungi boneka miliknya."
Nyai Dasimah mendorong lebih kuat dan memutus jari-jari milik Aileen.
"Arghhhh ...!"
Aileen bersimpuh sembari berteriak untuk mengekpresikan rasa sakit yang teramat sangat pada tangan. Meski begitu, Aileen yang pulih dengan cepat segera berdiri dan berlari ke arah Nyai Dasimah yang mendekati boneka milik Aileen. 
"Gelombang roh." 
Aileen terlontar jauh. Nyai Dasimah mendekati boneka Aileen dan bersiap untuk menebas boneka itu. Saat itulah Zennista yang menyembunyikan diri dari tanah menyentuh Nyai Dasimah.
"Sejak kapan dia–"
"Apa kau kaget Atma Jenius? alasan kami melindungi gadis itu adalah karena dia yang akan membawa kami dalam kemenangan."
"Kau sudah selesai." Nadaa yang telah sadar kini berdiri dengan lunglai sembari tersenyum.
Nyai Dasimah menyadari tubuhnya kembali menjadi normal dan kekuaannya kini menghilang. Di sisi lain, Zenista berteriak histeris lalu pingsan.
"Kau tidak punya kesempatan, aku telah melihat masa depan dan menyiapkan rencana untuk mengubahnya. Aku juga melihat kelemahan dari gelombang roh milimu itu."
"Apa maksudmu?" Nyai Dasimah menahan tubuhnya yang akan jatuh dengan Pedang Cwalika.

"Aku menemukan bahwa kau membutuhkan waktu untuk membuat pelindung. Perisaimu itu juga tidak akan bekerja pada serangan yang tidak kau ketahui. Saat Zenista menebasmu dengan light swor miliknya, kau seharusnya bisa menahan serangan itu dengan gelombang roh daripada menghindarinya. Saat dengan Aileen juga begitu, kau terbang untuk menghindari tebasan Aileen. Sekarang ini kekuatanmu telah tersegel dan dengan personil yang tersisa kita bisa memegang Rasyid dan mendaratkan pesawat itu."
"Tidak, kalianlah yang selesai." Nyai Dasimah tersenyum puas.
Ledakan besar terjadi di tempat konser dan membuat konser berhenti. Sementara itu, Abu yang berada di atas kursi singgasana telah berhasil menyentuh Soraya.
"Bagaimana kau bisa"
"Kau hanya melihat masa depan. Tetapi masa depan itu selalu berubah. Semenjak awal penglihatanmu itu sangat berguna untuk mendeteksi sesuatu yang sangat berbahaya. Hal ini aku ketahui karena sebelumnya aku pernah merasuki pria itu. Aku tahu bahwa dia akan mengendap-endap dan menghancurkan segala yang menghalangi. Meski begitu entah kenapa pandangan masa depanmu hanya melihatku."
"Meski begitu, kenapa kau yakin bahwa pria itu tidak akan terkena formasi penghakiman milikmu."
"Entahlah, aku hanya berjudi." Nyai Dasimah tersungkur dan pingsan.
"Begitu rupanya, mengincar bonekaku, membuat formasi lima pilar, menggunakan pedang cwalika dan mempermainkan kami dengan ikan-ikan roh miliknya. Dia membuat pandangan masa depanku menjadi waspada dan hanya melihat masa depan dimana perempuan itu melakukan hal-hal yang membahayakan kami. Sejak awal, aku sudah menari-nari di atas tangannya. Brengsek!" Nadaa mengepalkan tangan dan memukulkan dengan keras pada gurun pasir yang dingin.


Komentar

  1. Adegan Balthor dan Tom mengejar Nyai memang lucu dan menarik. Namun, menurut CS Tom, semua korban yang ia ambil ingatannya bakal jadi sayuran as in tidak bisa mengingat apa-apa. Minor, sih. Namun, hal begini muncul lagi sewaktu pertarungan Aileen dan Nadaa.

    Ada penjara es muncul yang muncul secara tiba-tiba. Saya ambil kemungkinan itu milik Ameyuki. Sayangnya, kekuatan es milik Ameyuki setahu saya tidak bisa digunakan di tempat macam gurun karena kelembaban udaranya nol.

    Ameyuki hanya mampu menggunakan kekuatan hujan saat di gurun. Namun, saya gak bisa berkata apa-apa lebih tepatnya karena saya belum tahu performa Ameyuki. Minor juga, karena cuma muncul satu kali dan tak disebut lagi.

    Selain itu, saya suka babak kali ini karena… Nyai is acting like a boss! Entri ini terdedikasi hanya untuk menunjukkan kemampuan Nyai dan mempercundangi peserta tim lain. Meski begitu, Nadaa dan kawan-kawan sukses bertarung sedemikian rupa dan peran mereka pun meski jadi pecundang tetap bisa dinikmati.

    To sum it up: narasinya sederhana, selipan running gag di pertama pas, Nyai benar-benar ditampilkan sebagai seorang bos. Hanya saja, ada beberapa detail kecil yang terlupakan. Tetapi untungnya, hal tersebut tidak mengganggu kenyamanan saya ketika membaca. Saya beri nilai 8/10. Semangat terus, Nyai!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Untuk tom saya lupa baca charsheetx. Untuk kurunan es ada satu mc yang bisa membentuk objek dari es tapi saya lupa namanya. Btw makasih udah mampir

      Hapus
  2. Sesuai judul. Nyai itu Raid Boss.
    Skala besar dan dimodalin Rasyid itu sbenernya nge-cheat loh. Disediakan kendaraan malah dikasih manusia.
    Ah lpa manusia itu aspek yg bsa ditumpangi juga. Debut Abu juga menarik.
    Nyai kayaknya gak main main ini.

    Komentar ttg pemakaian kekuatan saya gak berani komen krn belum cek CS masing2.
    Skala besar bener2 totalitas ya.

    7/10 deh dri Kyuin.

    BalasHapus

Posting Komentar