[Ronde 1] Alfan Ajudan - Si penunggang kereta

By: Fahrizal Masya

Butiran pasir putih dengan semu semu merah menggosok  sela sela jarinya, Tak bersepatu dan terus melihat mesin mesin tersebut dengan teliti.
Ramai sekali disekitar tempat itu, terlihat dengan semangat banyak perseta dengan kendaraan mereka sendiri menyiapakan resep untuk membawa mereka ke kemenangan.
Pada delta pantai yang luas itu, mereka, para wasit atau panitia dengan gulungan yang mereka berikan mengatakan, jika permainan ini akan di mulai pada pagi hari di saat matahari telah matang di langit biru. namun di saat ini, langit masih petang dan matahari masih tenggelam jauh di lautan membuatnya memiliki waktu luang cukup lama.
"Ini, dan ini, ini….., ini?
Alfan, dengan posisi jongkok melihat bagian bawah kereta dengan bentuk yang telah berubah, diantara lain roda kanan dan kiri terangkat dan menghasilkan sebuah standart untuk menopang bagian tengah kereta sehingga bagian bawah ter ekspos dengan jelas
Hal nya yang ia lakukan, dengan berbekal sebuah gambar di poselnya ia mulai mengecek satu persatu bagian mesin dan badan kereta tersebut, hal ini di karnakan dirinya tak memiliki pengetahuan akan mesin, sehingga dengan metode match gambar dan ia mencoba memastikan kondisi kereta tersebut.
Beberapa menit kemudian, dengan masih menjongkok dan melakukan hal yang membosankan itu, ia memasuki fokus tertinggi dan bergerak  seperti kepiting. di arah ia bergerak, sebuah objek nyata menghambat geraknya, yaitu sebuah sebuah kaki manusia
Dengan gerakan respon yang di miliki manusia seperti biasanya. ia menengok kearah atas dan melihat Seorang wanita berparas Cantik (?) dan memiliki gaya layak sebuah model ratusan tahun lalu di dunia asal alfan sedang melihat tajam kearahnya dan terlihat sedikit kesal.
"Woi, kalau ada orang sedang memanggil respon napa"
Dengan pikir singkat, ia sudah memastikan jika yang telah ia tabrak adalah Salah satu perserta permainan ini, terlebih itu ia terlihat sedikit atau sedang marah, yang membuatnya berfikir simple  untuk tidak ingin menambah agrumentasi yang tidak di perlukan karna pasti akan memakan waktu dan tak berguna, ia tanpa megatakan apapun. kembali ke kesibukanya akan mesin dari kendaraan itu.
Mengetahui ia tidak di hiraukan alfan, Orang itu semakin heboh untuk terus dan terus memangil alfan
"oi… woi…… oi !!"
Dengan mencoba terus mengabaikan, orang itu semakin tidak karuan, ia mulai mengeraskan suaranya, dan mulai menggoyangkan badan alfan dengan keras.
Tidak bisa konsentrasi ia rasakan, ritme pekerjaanya hancur tak karuan. Namun masih dengan berusaha untuk tak menghiraukanya, hingga, tanpa peringatan apapun, pukulan tumpul namun kuat dari sebuah sepatu yang keras meluncur dan meretakan tulang ekor alafan. Terbang melayang rendah terhempas dari tanah, meluncur kedepan dan mencium tubuh kereta yang ia sayangi itu membuatnya semakin kesakitan. dengan mencoba memegang kedua pantat dan mukanya, ia terkapar di tanah.
"kalau ada yang memangil, BERIKAN TA-TA-PAN MU."
Dengan nada mengancam dan suasana yang terasa semakin mencekam keluar dari perempuan itu, alfan yang tetap terbaring di tanah dengan berat hati merespon perempuan itu.
"apa kau tak punya kerjaan lain selain menggangu ?"
Suasana mereda dari perempuan itu, dengan mulai tersenyum ia mulai berlagak dan menaruh tanganya di atas pinggulnya, terlihat sedikit sombong namun pikir alfan ini pilihan terbaik adalah memenuhi kebutuhanya dan membuatnya pergi.
"Nama ku Nanda Kirana Swastikachandra, Bisa kau panggil nadel, nana atau kachan. Seorang pelajar, mengikuti lomba ini untuk mencari sesuatu yang aku cari"
Tanpa meminta, alfan telah mengetahui nama dari perempuan itu, orang pertama dari perserta permainan ini yang ia ketahui, dengan mulai berdiri alfan menaggapinya dan bertanya langsung apa yang ada di unek uneknya.
"Alfan Ajudan, mereka memanggil ku Aa'J, dan apa yang bisa aku bantu untuk mu ?"
Belum mendapat jawabanya, wajah perempuan itu sedikit kaget dan mulai bertanya .
"humm… jadi kau dari negara indonesia atau sekitarnya ?, nama mu seperti orang di sekitar sana.."
"aku tak punya kewarganegaraan, kami yang selamat, hidup di sekitar daerah utara sebuah tempat yang bernama bumi, hal yang berhubungan dengan negara, diplomasi atau apalah semuanya telah lenyap beberapa ratus tahun lalu…,  itu sudah semuanya, sekarang apa Cuma itu yang anda tanyakan"
Nanda dengan muka tercengan mendengar pendengaran alfan mulai berubah menjadi senyuman percaya diri.
"jadi benar kita dari dunia yang berbeda ya….. oh ya, sebenarnya tujuan utama ku kesini bukan untuk bertanya itu, aku ingin bertanya akan kendaraan mu, salah satu dari sekian kendaraan yang terlihat garang dan berbahaya, jadi apa aku bisa bertanya detailnya, Aa'j ?"
Dengan sekilas melihat mesin itu, dan memikirkan apa yang akan dia lakukan pada informasi tersebut, alfan melihat ke dalam mata nanda mengambil keputusan.
"Setelah mendapatkan info itu apa kau akan meninggalkan ku ?"
Nanda mengguk dengan pandangan tak menyakinkan
"hanya kendaraan, sebuah kereta biasa dengan sebuah sistem untuk melewati dimensi untuk sampai kesini dan ketahanan layak tank. Cukup ?"
"tunggu,  jika kereta biasa berarti benda ini membutuhkan rel kan ? apa kau tidak menyembunyikan hal lain Aa'j ?"
Alfan menghela nafas akan kesal pada si Swastikachandra karna tidak mau segera berhenti menggangunya, dengan mulai berjalan ke kearah gerbong terbelakang dan menggerakan kepala untuk mengajak perempuan itu.
Sampainya di gerbong belakang, alfan dengan smartphonenya mulai menekan berbagai tombol sehingga dinding belakang gerbong tersebut mulai terbuka dan beralih fungsing sebagai tanjakan untuk bisa naik ke dalam.
Dengan lampu otomatis menyala di saat mereka menginjakan kaki di dalam gerbong tersebut, terlihat perkakas kecil menempel dinding dan besar duduk di sekitar ruangan, alfan menarik sebuah troli besar dengan mesin di atasnya, dengan melihat ke arah nanda yang penasaran. Ia berfikir jika perempuan itu akan terus bertanya karna jika di jelaskan tak akan jelas, alfan menarik benda itu keluar dan mendorongnya menuju depan lokomotif.
*Jgrak, Jgrak.
Dengan dorongan keras alfan memasang troli itu pada bagian depan lokomotif  dan setelah itu  menekan sebuah tombol di atas mesin tersebut, benda berubah bentuk dan menyesuaikan lebar dari kereta, terlihat dari bawah sebuah besi mulai merayap dan mejadi tumpuan untuk roda kereta dan di akhiri dengan suara uap.
*pshh.
" benda ini menjadi pembuat kereta ini bergerak, aku tak tahu namanya, pokoknya ia berkerja dengan menggunakan pasta khusus sehingga ia bisa membuat sebuah semi-rel untuk kereta lewati."
"hmm… begitu ya, Sekarang jadi masuk akal deh, baiklah seperti kata ku tadi, aku akan pergi, seeya"
Dengan sekali ayunan tangan perpisahan, ia pergi meninggalkan alfan tanpa mengatakan apun lagi, Terasa lega aflan rasakan, namun ia terdiam dan melihat jauh ke arah laut di sampingnya, sang matahari, dengan cahaya terangnya telah sepenuhnya muncul dari permukaan, tanpa mengatakan apapun lagi, alfan mengakhiri sesi pemeriksaan itu dengan persentase selesai 34 %
----
Seperti wasit itu katakan, matahari telah terbit, pagi hari telah matang,seperti arti dari pengumuman sebelumnya, wasit itu datang kembali menggunakan piringan terbang yang sama.
Di saat itu membuat atmosfir di wilayah itu terbakar dengan hebat, dengan bahan bakar bensin, asap mesin, dan semangat membuat suhu di tempat itu semakin tinggi dan meninggi.
Sementara itu, dengan suhu ruangan sekitar 26 derajat celcius, alfan dengan santainya mulai menekan banyak tombol dan menggeser berbagai tuas yang ada di kokpit tersebut, dan memulai permainan tersebut
*TOOOTTTT
Suara terompet serak terdengar, Roda gigi mulai bertentingan, Suara uap berhembus keluar dari sela sela mesin kereta, kemudian dengan sekuat tenaga kereta itu mulai merangkak dan berjalan dengan meninggalkan butiran pasir dan pasta besi yang menghilang bagaikan jejak debu tebal.
Tidak bisa di bilang cepat maupun lambat, banyak perserta lainya dengan kendaraanya masing masing mulai meninggalkan Alfan, dan ada pula yang semakin tertinggal di belakang alfan, selain semangat mereka untuk untuk mencapai finish terlihat dengan jelas, semangat lain, untuk berlomba dengan gerakan kasar banyak mereka lakukan.
*Phisss phiss phiss.
"ah… mereka mulai menembaki"
Suara pasti dari sebuah cahaya panas dan fokus membakar besi kereta tersebut,  ungkapan kasar memang pas untuk beberapa peserta di perlombaan tersebut, dengan tanpa peraturan untuk bermain dengan sopan dan sportif, banyak dari mereka mulai membabi buta dengan serangan yang mereka miliki, dan kebetulan kereta alfan dengan ukuran besar itu menjadi salah satu target gampang untuk mereka serang.
Namun, meski banyak ledakan dan pukulan dari ribuan peluru kereta itu terima, dengan masih gagah tak tergoyah, kereta itu melaju terus melaju menuju finish yang ia targetkan.
---
Dari kejauhan, pohon pohon rindang yang aneh dan kerap untuk di lewati membentang menutup jalur balapan, melihat hal itu alfan mulai memacu lebih cepat kereta itu menuju pepohonan rindang tersebut.
"Ok, zona gerak terbatas, mungkin aku bisa ambil break dulu…"
Pepohonan tersebut mendekat, tanpa takut, kereta itu dengan cepat mulai memasuki celah  antar pepohonan tanpa henti, dan dengan sebuah paksaan, kereta menerabas pepohonan hingga berjatuhan.
"sekarang, tinggal masuk ke mode power dan, done"
Hanya menarik sebuah tuas, kereta melambat, goncangan keras pada di saat kereta memasuki wilayah tersebut mereda, meski lambat, dengan kekuatan yang solid, pepohonan di depanya dengan mudah di ratakan dan memberikan jalan untuk kereta lewat.
"selesai, dan sekarang coklat"
Alfan berdiri dari kursi ruangan tempur itu, dan dengan membuka pintu di belakangnya ia berjalan menuju gerbong pertama yang terhubung dengan lokomotif untuk mengambil sebuah gudapan.
Untuk sebuah kereta pribadi, gerbong pertama telah di modifikasi sedemikian rupa sebelum ia sampai di sini, menjadi sebuah rumah minimalis dan portable untuk di huni di kala ia kekurngan atau tidak miliki tempat untukt tidur.
 ia melihat sekeliling, semuanya terlihat masih bagus tak ada yang jatuh karna suspensi kereta yang baik, tak terlihat lubang di dinding maupun di atap bekas serangan di wilayah pantai tersebut. Tv yang begelantungan di dinding, kursi dan meja makan, sofa yang diduduki oleh orang tua dengan kacamata hitam dan perawakan kekar dengan kedua tangan di lipat di dada, kulkas masih berdiri, dan pekakas dapur masih pada tempatnya, semuanya masih bagus dan rapi untuk di lihat.
Alfan bernafas lega mengetahui jadwalnya tak akan berubah, dan dengan pergi ke arah kulkas kemudian mengambil sebatang coklat, ia kembali ke kokpit lokomotif.
---
Saat ia kembali ke lokomotif, kereta terus menerabas melewati pepohonan di depanya, tak mengetahui arah keadaanya, hutan tersebut terlalu Rimba untuk di baca, yang hanya bisa alfan dan kendaraan kesayanganya lakukan berjalan maju dengan lambat tapi pasti.
2 jam kemudian, kecepatan lokomotif itu tetap lambat tapi pasti bergerak, di saat mesin tersebut masih bergerak, alfa dengan santainya tidur  dan memasuki alam mimpi yang dalam pada kursi kokpit tersebut.
Namun tidurnya tak berlasung lebih lama, tiba tiba mesin mati namun dan kemudian  dalam hitungan detik menyala lagi sehingga membangunkan alfan terbangun dari tidurnya, ia melihat ke segala arah monitor, tak terlihat sesuatu yang aneh di matanya. Tapi tanpa wacan apapun, kereta kemudian berguncang sangat hebat sehingga alfan jatuh dari kursinya, mengetahui sesuatu tak beres, dengan sigap , ia bangun kemudia mulai membuka sebuah lemari kecil pada samping pintu ruangan tesebut,  dengan memakai sepatunya dan membawa sebuah senjata stun kesayanganya ia belari ke luar kereta dan melihat roda kereta ambles di tanah hutan yang empuk.
"Halah…"
Aflan melihat keadaan kereta dengan singkat telah mengetahui apa yang menjadi biang keroknya dan langsung melihat benda tersebut.
Ber asap namun bentuknya tak berubah, alfan ajudan hanya bisa terdiam, mengetahui pembuat jalur kereta itu rusak dan tidak merespon saat di pencet tombolnya.
"ok, melihat keadaan kereta yang mengalami hilang daya singkat, dan mesin ini rusak, FIX, ini pasti EMP, jebakan ?, pemain lain ?, fauna dunia ini ?...."
melihat kerusakan sistem yang terjadi pada benda itu, alfan tak bisa berbuat banyak, sehingga ia hanya bisa bergumam dan menganalisis penyebab kerusakan itu.
Di tengah ia berpikir, di dalam semak belukar di tengah hutan, nafas panas dengan tatapan tajam mengintai, alfan dengan pengalamanya di lapangan, merasakan merinding kuat, dan dengan membalikan badan, makluk itu mulai belari menuju arahnya dengan kecepatan luar biasa.
Tak sempat mengambil senjata di pingganya, makhluk telah itu melompat dan menunjukan cakar besar tajam dari kaki, dengan bergantung reflek, ia melompat ke arah samping, menggelinding dan bersembunyi di balik pohon besar,  selamat untuk sekian detik.
"jadi itu yang wasit itu katakan"
Dengan petunjuk dari wasit di pagi itu, ia menyadari makhluk yang menyerang dirinya, yang tidak lain adalah Raptor si penghuni zaman jurrasic.
Tanpa pikir panjang lagi, ia mulai mengambil senjatanya dan memasukan sebuah batterei berbentuk bola putih kedalamnya, namun raptor itu tidak membrikan waktu istirahat, dengan garang, raptor itu mulai menyerang dan mencakar pohon tempat belindung alfan hingga terpotong tengahnya.
"Kekuatannya…. Gila"
Selamat lagi dengan bergantung pada refleknya, ia melompat kearah depan dan membuka celah sedikit jauh dengan raptop tersebut, dengan tanpa mengubah senjata paralay miliknya ke mode terkuat, ia segerah menarik pelatuk arah raptor tesebut.
Kilatan kecil namun banyak dan cepat, menerpa tubuh makhluk itu, dan dalam 1 detik, tubuh raptor itu mati rasa dan kaku sehingga tubuhnya terjatuh dengan keras.
"Pertahananya… PAYAH"
Ucap alfan melihat makhluk itu telah terkena efek stun dalam waktu yang terlalu singkat, bahkan ia melihat angka kapasitas batteri tersebut masih penuh tanpa ada yang berkurang.
"apa ini… keberuntungan ?"
Alfan bergumam setelah apa yang telah terjadi, namun tak berhenti di situ, alfan merinding untuk sekian kalinya lagi, namun di saat ini terasa lebih kuat dan lebih berbahaya, sehingga tanpa meilihat ke arah berbahaya tersebut, alfan kembali mulai belari menuju lokomotif itu.
"sial, aku lupa raptor bermain dengan kelompok".
Melihat alfan berlari, segerombolan raptor mulai ikut mengejar alfan, tanpa melihat ke belakang alfan terus belari dan bermaksud masuk ke dalam kereta sehingga ia bisa berlindung.
Di tengah larinya ia melihat pintu kereta tertutup, dengan meraih ponselnya, Ia mulai menekan berbagai tombol untuk membuka pintu tersebut, tapi dengan guncangan akan larinya ia tak bisa menekan tombol dengan benar hingga akhirnya tanpa ia sadari ia telah sampai di depan pintu, semakin panik, ia terus menekan tombol tombol tersebut hingga ia memencet sebuah tombol dengan gambar trompet.
*BOOOOONNG
Kereta mengaung dengan keras, kemungkinan itu berasal dari peluit kereta tersebut, selain itu, kumpulan raptor tersebut kebingunan dan hilang arah sehingga mereka bubar dengan sendirinya dan belari menuju hutan blantara.
"….Mental….. Normal"
Dengan terengah engah, alfan menyimpulkan bagaimana karakteristik para raptor tersebut. Dan dengan langsung terjatuh dan duduk lemas, ia merasa bisa hidup lebih lama.
---
Tak tahu apa yang ia lakukan, ia melihat ke bagasi kereta dan mencari sesuatu yang berguna, namun apa kala tak ada satupun spare part untuk mesin tesebut, dan kalau meskinpun ada ia pun tak mungkin bisa memperbaikinya.
mengetahui di dalam sana hanya ada benda benda seperti tangga, banyak tali, cangkul dan kawanya. Ia keluar dari dalam bagasi kemudian menghela nafas panjang karna sekarang ia merasa buntu.
"aku berjalan tak akan selamat jika di kepung mereka, apakah enak tidur aja ?"
Pikir singkat alfan untuk agenda barunya, dan tanpa plinplan lagi ia mulai menekan tombol untuk gerbong terdepan.
Belum selesai membuka pintu, Suara dentuman dan keributan dari kejauhan mulai terdengar lebih jelas, ia melihat kearah suara tersebut dan melihat silulet siluet yang semakin dekat dan semakin ramai, alfan menyadarinya, dan ia sedikit panik hingga menjatuhkan ponselnya.
"Ah. Sialan"
Tak pikir panjang, dengan menggunakan senjatanya lagi, dari silulet tersebut ia mulai menembaki para raptor tersebut senhingga mereka satu persatu berjatuhan.
Rombongan tersebut masih belari ke arahnya, terus fokus dan menjatuhkan mereka menjadi prioritas utamanya, hingga akhirnya gerombolan itu mulai bubar dan tinggal 1 lagi berlari dan melompat dari kegelapan hutan.
Alfan tak menembaknya, karna bentuk yang terakhir bukan lah seperti mereka, dan di depanya ia melihat seorang laki laki mendarat dengan tubuh menyentuh tanah dan terlihat ia kehabisan nafas.
Alfan memndanginya tanpa respon, dan dengan terengah engah laki laki tersebut mulai bangun dengan terhuyung huyung lemas
"Ter..rimakasih…."
"Jangan berterima kasih, sejak awal aku bukan memiliki tujuan untuk menyelamatkan mu."
Ucap laki laki tersebut  menatap ke alfan dengan senyuman bahagia, sedangkan alfan sedikit terganggu dengan raut mukanya.
"Aku Gubbins lollygag, player juga."
Tanpa memperdulikanya alfan mulai menaruh senjata pada pingganya untuk sekali lagi lalu meninggalkan orang itu dan naik mulai ke gerbong.
"Eh, OI OI !!"
Tak berhenti di situ Gubbins lollygag memanggil manggil alfan dan menghampirinya..
"boleh aku ikut ?, jika terus disini aku akan mati"
"Tidur ? tak peduli, terserah kau".
Dengan ucapan itu, kana tersenyum gembira dan mengikuti alfan dari belakang, di dalam ruangan tesebut, keadaan masih sama namun benda benda kecil jatuh ke banyak tempat dan orang dengan kacamata itu tidak ada.
"Jadi tadi itu, kendaran ku di ambil seseorang garang dengan kacamata hitam, dia kelihatan kuat, dan mengerikanya ia tidak mengucapkan apapun, lalu entah kenapa aku langsung di serang sekumpulan raptor yang garang itu"
Tanpa ada sesuatu yang penting gubbins mulai berbicara dengan sendirinya, alfan kembali sedikit terganggu dengan ucapnya namun tetap ia mulai duduk dan tiduran di sofa.
"huh ?, kau tak ingin berangkat"
"sudah ku bilang aku akan tidur, mesin ini pun sekarang sedang rusak."
"ehh…."
Gubbins tercengang dengan jawaban alfan yang tiduran itu.
"gak ada yang bisa kita lakukan ?"
"aku tak tahu mesin, jadi biar lah"
Gubbins terlihat menjadi sedih, tanpa sebab ia pun keluar dari kereta, marah ? kecewa ?, mungkin keduanya.
Tak lama kemudian, terdengar di luar gubbins kembali berteriak dan di kejar seekor raptor , dengan ketakutan, ia mulai belari dan masuk kedalam gerbong di ikuti raptor tersebut, dan kemudian alfan dengan santainya menembak raptor tesebut hingga sekali lagi tumbang .
"a-aku kira dia mati, dia tiba tiba bangun, dan sekrang mati lagi"
Ucap gubbins dengan terengah engah .
"dia bukan mati, Cuma lumpuh saja"
Alfan bangundari tidurnya dan mencoba mengangkat raptor tesebut, cukup berat pikir alfan, dan dengan melemparnya keluar gerbong, alfan menutup pintunya.
Gubbins terlihat masih sedikit ketakutan sedangkan alfan mendapatkan ide, sebuah ide alternatif yang cukup bagus untuk di lakukan.
Ia meninggalkan gubbins di dalam gerbong, dengan mempersiapkan senjatanya ia berdiri di samping kereta, dia menyambut para raptor yang berdatangan.
----
Sore telah datang, gubbins tertidur di dalam gerbong sedangkan, alfan dengan melepaskan nafas panjang, telah melkakan idenya, ratusan raptor yang ia sambut sementara lumpuh telah ia ikat dan tali ke lokomotif, kemudian dengan duduk di dalam kokpit dan menunggu hingga seluruh raptor bangun.ia besiap diri dengan ide "kereta tanaga raptor"
Mereka semua bangun, dengan menggunakan klakson dari kereta, para raptor ketakutan dan mulai menari kereta kedepan, lambat tapi pasti bejalan dengan kekuatan gila para raptor.
Malam pun datang, dengan terus menarik dan memanja tebing dengan kemiringan gila itu, kereta itu bergerak merayap namun pasti.
Dan terus hingga akhirnya mereka sampai finish dimana klasson dari kereta terus berkunmandang dan para raptor sebagian besar jatuh kelelahan.
Dengan posisi di bilang terakhir. Alfan membuka kotak hadiah dan medapatkan sebuah" tiket gacha serba guna dengan change 0,0001%" berhasil, dengan mendapatkan tiket tersebut aflan menyelesaikan permainan pertama.



Komentar

  1. Halo, mau numpang komen, sekalian riset 'w')/ /abaikan

    Kesan pertama: entri Alfan ini banyak majasnya ya. Rasanya agak puitis gimana gitu. Sayangnya susunan kalimatnya agak susah dibaca, jadi harus ngulang beberapa kali baru ngerti maksudnya. Sebelum naskahnya dikirim apa udah dicek lagi?

    Karakter Alfan sendiri lumayan dapet. Cuek, pesimis (nyerah kalau udah mentok xD), tapi juga inovatif kalau kesempatan datang.

    Secara keseluruhan petualangannya dapet. Mungkin EYD/EBI-nya aja yang perlu diperhatiin lagi (terutama huruf kapital, imbuhan di-, sama tanda titik) biar lebih enak bacanya.

    Nilai: 7
    OC: Litus Kamara

    BalasHapus
  2. Since i do everything from phone now, format komentar yang biasanya dibagi jadi 3 mending jadi satu yang panjang aja ya. Aku bunch of people hates it anyway

    Pertama, narasinya menarik. Meski sedikit acak-acakan, banyak yang gak baku, dan aneh (mendengar pendengaran(?) misal). Tapi entah kenapa saya paham paham aja, justru menurut saya beberapa keren karena singkat namun bagus. Banyak majas, iya.

    Penggambaran karakter Alfan di sini juga rupanya benar-benar bagus, jauh lebih mengesankan dibanding char sheet. Gaya bicara dan sifatnya ditunjukkan dengan baik.

    Ceritanya, revolves around Alfan — Kereta — Velociraptor. Sehingga entri ini isinya kira-kira ya selain pengenalan karakter adalah problem solving Alfan keretanya macet, lalu ada Velociraptor sebagai musuh, yang pada akhirnya ngebantu dia ke finis.

    Juga, dua karakter yang ada jadi terasa tempelan. Termasuk Gubbins yang tindak-tanduknya lebih mirip Kana Senrix.

    Selain itu, kok bisa dilempar sepatu tulang ekor retak. Wwwww
    Juga, aneh ada pria berpakaian hitam di gerbong, gak dijelasin siapa dan tujuannya ada di situ. Alfan-nya juga nganggep angin.

    Saya kasih 7.

    OC : Worca S.

    BalasHapus

Posting Komentar

Entri terbaru

Tampilkan selengkapnya