[Ronde 2] Alfan Ajudan - Menara

By: Fahrizal Masya
BATTLE OF REALM - INFINITY
Round-2 : menara
10 hari telah berlalu, Berat dari ronde pertama terlewat begitu saja pada pikirnya, meskipun dalam beberapa hari lalu , ia telah merasakan libur dan mendapatkan banyak sampel dari dunia ini hingga memenuhi rak di gerbong kendaraanya,terasa singkat, pertarungan kedua sudah berada di depan mata.
Di malam ini, ia terbang tinggi diatas pemandangan butiran  lautan cahaya menyelimuti daratan gelap di bawah nya,  deng an menggunakan 3 heli yang membawa Kedaraan alfan yakni  Brigetrain yang telah di perbaiki Oleh industri berat NGSR.
" ……."
Memakai perlengkapan siap tempurnya, dan pasti senjata paralay  dengan 4 peluru cadangan yang berjejer siaga pada pinggangnya, aflan tanpa berucap apapun menuju arena pertempuran keduanya.
-_-_-
Kereta turun dengan mulus begitu pula dengan alfan menginjakan kakinya pada tanah setapak di bawahnya, untuk sesaat alfan melihat sekitar dan memastikan. Garis finish yakni bangunan Prisma itu terlihat jauh di antara kios kios dan orang orang yang berlalu lalang maupun yang melihati dirinya dengan penasaran, dan  itu berarti ia berada di jalur barat dan Pasangan bertarung yang mereka (Panitia atau  orang  yang mengatur pertarungan) katakan.
"Ok, sekarang tinggal memasang Benda itu lagi dan…..."
Setelah menganalisis, alfan terhenti pikiranya sejenak, melihat stand stans yang berdiri di antara kerumunan orang ramai, membuat alfan terpikirkan rencana awal dia mengikuti permainan  ini.
"sepertinya tempat ini memiliki banyak sampel yang harus di miliki."
Dengan meninggalkan kereta tersebut, dan mulai melewati sesaknya gerombolan warga yang berkumpul melihat keindahan Brigetrain milik alfan.
Dari beberapa puluh atau mungkin ratus stand di sekitar tempat ini, mata alfan tertuju pada sebuah stand dengan warna dan gambar yang di kenalnya, sebuah gambar lelhan lezat dan berwarna coklat  menark hasratnya untuk mengambil makanan tersebut.
"Sela~mat datang, Bisa saya bantu teman~"
Ucapan ramah dari pemilik stand menyambut datangnya alfan  yang masih melihat ke arah banner stand yang menggoda,  bukan  berarti ia tidak mendengarkan, ia mulai mengeluarkan dompet dari salah satu tas pouch yang menggantung pada pinggal belakangnya, dan menyadari sesuatu .
Melihat ke dalam dompet, berisi kan kertas kertas dan uang koin merupakan hal lumrah bagi setiap orang atau makhluk hidup berakal, nmaun, dengan menarik selembar uang dai dalam dompet tersebut, terlihat dari bentuk warna dan nominal yang tercantum  menunjukan, jika uang tersebut adalah mata uang dari tempat berasalnya Bumi
"aku lupa, selama ini aku hanya mencari benda benda mentah yang di dapat gratis dan banyak di sekitar,  dan juga seluruh kebutuhan ku sudah di tunjang oleh sposor sehingga aku tak terfkirkan untuk membutuhkan hal lain."
Di dalam pikiranya alafna menyimpulkan keadaanya saat ini, Dengan mengecilkan harapanya untuk mendapatkan makanan tersebut, alfan bertanya pada Pemilik stand itu dengan menunjukan selembar mata uang.
"apakah benda ini berlaku"
Dengan melihat sekejap mata, Pria penunggu stand tersebut menggelengkan kepala dan dengan masih tersenyum  menjawab
"Maaf ya Teman~~, kami disini tidak menerima uang dari peserta perlombaan dari ketiga Sponsor itu"
"owh, baiklah"
Sedikit bersedih, tak bisa mendapatkan benda berwarna dan berbentuk seperti coklat cair yang menggiutkan itu, alfan memasukan uangnya kembali ke dompet.
"Oh teman, Aku melihat sesuatu di dalam dompetmu "
Alfan berhenti sejenak, dan mulai merogoh lebih dalam isi dompet tersebut, dan dengan sedikit tarikan, pada himpitan ujung kedua jarinya sebuah tiket yang ia dapatkan pada perlombaan sebelumnya muncul ke permukaan.
"Oh ini ?, bisa aku membayar dengan ini"
Seolah mendapatkan hidayah, singkat alfan menawarkan tiket itu ke penjual di stand itu.
"bukan begitu teman, benda itu banyak ada di sekitar sini, kami menyebutnya "Universal Ticket", benda itu berguna untuk ikut pada ajang keberuntungan atau bisa di bilang undian, oleh sebab itu, kau bisa mencobanya di sana teman"
Setelah menjelaskan  benda itu, ia menunjuk kearah sebuah mesih seperti Atm dengan 3 layar di kedua kolom  di belakang alfan.
"Mungkin kau dapat mendapatkan sesuatu di sana teman"
Mengerti maksud dan kegunaan benda tersebut, alfan tersenyum dan senang sendiri dan mulai bergerak cepat ke arah mesin itu di karnakan harapanya untuk bisa mencoba makanan yang terpampang pada banner itu Muncul lagi.
Bentu seperti atm dengan 6 layar yang saling memliki warna dan gambar yang berbeda, alfan Mulai memasukan tiket tersebut, dengan sebuah tanda centang hijau muncul di setiap layar, gambar gambar tersebut mulai bergerak.
Gambar paling kiri telah berhenti, tak lama di ikuti dengan yang paling kanan mulai berhenti pula, . alfan dengan melihat gambar gambar tersebut terfikirkan, Di saat ia mendapatkan benda tersebut, ia mengingat jika Tiket tersebut memang bisa di pakai di undian di mana saja, namun  selain itu di jelaskan secara terang jika kesempatan menang Cuma 0,0001% .
Alfan melemas, tak berharap banyak untuk bisa merasakan makanan unik tersebut alfan melihat kembali ke layar mesin undian tersebut,  Memuat sebuah gambar apple dengan warna yang berbeda beda di setiap layarnya.
Alfan terdiam, Hingga muncul sebuah tulisan dengan bahasa dunia ini alfan mencoba membaca sedikit demi sedikit
"sebuah… Kesempatan… untuk…. Mencoba…. Segala ma-ka-nan gratis ?"
Tiket yang tadi alfan masukan kembali keluar, namun sekarang dengan tambahan hologram Emas yang berkelap kelip menjadi pandangan baru di matanya. Tanpa berfikir panjang,  dengan menarik tiket itu kembali, ia mulai berlari menuju stand tersebut dengan semangat.
"Oh, hallo teman, Sudah kau co--"
Belum menyelesaikan kalimatnya, alfan membanting tiket itu pada meja pembatas stand dan dengan hanya melihat, pemiliki stand itu tersenyum dan mulai berjalan ke kearah mesin di belakangnya, hanya sedikit gerakan, mesin mesin itu melakukan tugasnya hingga sebuah benda terbentuk.
Baunya, cukup mempesona, dengan menyerahkan benda atau makanan tersebut, pemilik stand itu berucap.
"Selamat Teman~~"
Alfan tersenyum bahagia, Menerima makanan tersebut yang sama persis dengan gambar di banner tesebut, ditambah dengan aroma yang enak, akhirnya ia bisa, bisa mersakan rasa dari makanan berbasis coklat itu.
"Ressource penting di dapatkan"
Tapi hal, semua itu tak lama, Hanya berapa detik setelah ia mendapatkan makanan itu, Sebuah piring entah datang dari mana menyambar menghancurkan makanan yang di gengam alfan.
Jatuh tak karuan di tanah, status dari makanan tersebut menjadi "tak bisa dimakan", alfan menatap nya dengan muka kosong, dengan melihat kembali ke arah pemiliki stand itu, alfan bertanya
"Satu lagi…"
"maaf teman, kupon hanya berlaku sekali untuk setiap makanan"
Rasa bahagia alfan hancur seketika.
"di sekitar sini masih banyak stand kan? , kenapa kau tidak coba mereka"
"aku tak lapar sekarang, terima kasih"
Ucap alfan dengan kecewa dan meninggalkan stand tersebut, makanan yang menjadi salah pemicu rasa laparnya sudah tidak bisa di dapatkan, setelah itu ia berfikir satu hal.
"ok, aku tak mendapatkanya, meskipun aku bisa makan makanan lainya dengan tiket ini,  tak ada makanan lain yang memacu rasa laparku seperti makanan itu, oleh karna itu hanya satu hal, aku harus menang dan dengan uang yang di dapat pada akhir aku akan membeli ressource itu di kemudian hari."
Dengan mendapatkan tujuan lain, alfan memutuskan untuk memulai permainan dan langsung berlari menuju bangunan limas itu.
___
Melewati sebuah pintu  raksasa ia memasuki bangunan limas itu, Luas,  ramai dan penuh akan  sesuatu, sesuai dengan penjelasan dari salah satu panitia, jika 8 lantai pertama gedung tersebu adalah sebuah mall.
"ok, lantai 88 "
Alfan melanjutkan larinya untuk mencari eskavator maupun lift, Di dalam perjalananya, ia pula ingat, menurut informasi Rival atau musuhnya saat ini di jelaskan memiliki fisik Manusia biasa namun tak memiliki rambut dan kepala berapi, untuk dia itu cukup untuk mengetahui siapa musuhnya, terlebih lagi ia memiliki kepala api atau element api yang bisa di katakan berbahaya untuk alfan, sehingga menghindarinya dengan cara apapu merupakan prioritas utama.
Ia berhenti secara singkat, melihat angka pada sebuah lift menghitung mundur dari angka 5 ke angka 2, mengetahui posisinya, ia mengambil keputusan untuk menaiki lift demi menuju lantai teratas.
Ia tahu dengan semakin ke lantai teratas, kemungkinan ia akan bertemu dengan musuhnya saat ini akan semakin tinggi, mengingat bentuk dari bangunan ini yang semakin tinggi semakin ramping, oleh karna ia memuat 2 rencana di otaknya, capai puncak sebelum  musuhnya sampai, atau kalah.
Lift telah terbuka, alfan langsung masuk di ikuti bebrapa orang yang ingin ke lantai atas pula. Lantai 2, pintu terbuka kembali, bebapa orang mulai masuk pula, lantai 3, Pintu terbuka kembali, dan lagi orang orang mulai masuk pula. Dan hal itu berlajut sampai ke lantai 6 di mana lift itu sudah terasa sesak dan penuh akan orang.
Alfan dengan mencoba bernafas di antara jepitan banyak orang tersebut dan berfikir kenapa tidak ada batasan pada lift tersebut melihat angka 7 terpapar pada layar penunjuk lantai.
"satu lantai lagi…"
Ucap alfan menyemangati dirinya untuk tetap sadar dalam pengapnya lift.
Pintu terbuka, entah apa yang terjadi,sebagian besar grombolan orang di dalam lift itu mulai bergerak dan keluar lift, bagaikan ombak, alfan  tak bisa lepas dari kerumunan  Ikut terhempas keluar lift, tak lama pula,  dari pandanganya ia melihat lift mulai menutup kembali, dan alfan masih terjebak dalam kerumunan orang itu ke suatu tempat.
---
Alfan yang telah terlepas dari kerumunan orang tersebut menyadari dirinya sedang berada di lantai 7, Dari baunya, dan suasana di sekitar tempat itu, ia menyadari jika dirinya sampai di lantai foodcourt.
"jika informasi dari mereka itu benar, maka dari lantai ini menggunakan tangga atau eskavator merupkan hal yang lebih tepat untuk di lakukan"
Dengan merumuskan rencana selanjutnya, alfan mulai berlari lagi mencari sebuah tangga atau eskavator menuju lantai selanjutnya,  karna sesuai dengan informasi yang ia dapat, Mall hanya sampai lantai 8 dan selanjutnya merupakan lantai fasilitas utama kota, sehingga kemungkinan elevator lantai 8 dan selanjutya tidak terhubung.
Di tengah perjalananya, banyak orang berkpul pada suatu sudut, terdengar jeritan dan  amarah seseorang di balik kerumunan itu, alfan yang lewat terus belari dan sedikit menengok ke arah kerumunan tersebut, hingga ada celah  ia melihat seseorang dengan api di kepalanya.
Otaknya merespon, dengan mengalihkan pandanganya kedepan langkah kakinya di percepat hingga ia kerumunan itu terlihat jauh dari pandanganya, begitu pula di depanya ia melihat sebuah pintu dengan tulisan Exit di atasnya, tanpa pikir panjang ia mulai membuka pintu itu dan menaiki tangga yang tersedia di dalamnya.
Tak seperti ia kira, 2 lantai terlewati melewati jalur itu, yang pasti ia merasa telah berada di lantai 9 dari bangunan tersebut, ruangan dari sebelumnya ramai akan pengunjung berubah menjadi lorong lorong dengan situasi sepi dan sunyi.
" ini kantor ?"
Alfan menyusuri lorong lorong bercabang itu dengan terus mengintip kedalam kaca setiap pintu yang ia lewati, terlihat banyak arsip maupun perangkat keras dengan bunyi redup menjadi pemandangan ber ulang ulang pada lantai tesebut.
"ok, sekarang kemana ini"
Ia berhenti pada pesimpangan dari akhir lorong awal ia masuk, terlihat kecil pintu di saat ia masuk ke dalam lorong tesebut dari pandanganya, tanpa arah maupun pentunjuk alfan mencoba berfikir untuk memutuskan hal yang ia lakukan selanjutnya.
"huh, Seseorang ?! "
Di tengah ia berfikir, ia merasakan sebuah ancaman keluar dari salah satu ujung lorong, dari kejauhan dengan cahaya redup yang semakin lama semakin bersar dan terang,
Alfan menyadarinya, dengan menarik dan membidik senjatanya pada api yang terang itu, ia menembakan Paralay pada mode Fokus ke arah nya.
Terlihat dengan jelas, seseorang , dengan postur seperti perempuan dan tak memiliki rambut satu sama lain, melompat dan berputar bak Swan dancer di udara menghindari peluru kejut alfan.
"TORYAA!!"
Terlihat di tanganya sebuah benda, dengan bentuk garang yang berat dan terlihat tumpul untuk bagian depan dan tajam bagian belakang meluncur ke arah alfan sesaat setelah ia berputar di udara.
Dengan relflek kebiasaanya, alfan menghindar dengan sendirnya dengan melompat ke belakang, dan dengan tetap terus siaga, alfan terus menembaki perempuan itu dengan mode rapid senjata paralay.
Namun dengan memanfaatkan pintu di sampingnya, orang itu bersembuyi dari setiap peluru yang menuju arahnya, dan dengan menghacurkan engselnya, ia membawa pintu itu sebagai dan belari kearah alfan dengan kekuatan penuh.
Alfan melihatnya, dan dengan menabrakan dan menahan lajur pintu yang di bawah  orang itu , mereka adu kekuatan dorong mereka.
"Alfan ajudah, dan kau"
"PADMA , PADMA DIKKARIN!!"
Mencoba menganalisis keadaan, alfan memastikan dari nada bicaranya, bahwa musuhnya tersebut berada di kemarah level tinggi, sehingga ia memastikan jika ia berada di keadaan yang berbahaya.
Terlepas dari berfikirnya alfan, padma dengan segala kekuatanya, ia menggunakan benda di tanganya dan menghancurkan pintu itu berkeping keping, alfan terhentak dan terlempar ke belakang, sedikit terjatuh namun ia mulai bangun dan menembaki padma lagi.
Ia masih berfikir kenapa ia marah, kenapa ia sangat cepat, dan dari mana ia datang, membuatnya ia mendapatkan sebuah pikiran.
"aku tak tahu bagaiman ia menyadari ku sejak lantai pitu, yang pasti ia tidak melewati tangga itu, jadi kemungkinan Elevator, ia melewati elvator untuk sampai ke sini, oleh karna elevator tersebut berada di ujung lorong ia muncul"
Mengetahui tujuan selanjutnya, alfan terus menembak secara cepat ke arah padma, sedangkan  padma  masih menggunakan pintu untuk bersembunyi dari peluru yang ada
"bagaimana aku  menyelesaikan ini…."
Alfan terus menembak dan berjalan mundur ke belakang, tubuhnya menyentuh dinding ujung lorong tersebut sehingga barang barang dari salah satu pouch jatuh berserakan.
"Rusak ? mungkin di saat tadi aku jatuh"
Salah satu tas pouch di pingganya rusak menjatuhkan banyak hal, selain itu, alfan menyadari sesuatu, padma yang sebelumnya marah melihat kesebuah benda yang jatuh di bawah alfan.
Dengan mengambilnya ia menyadari jika padma sepertinya tertarik pada sebuah coklat batangan yang ia bawah.
"kau mau ini ?, ini ambilah"
Pikir rencana singkat, alfan melemparkan coklat itu kearah padma, di saat di udara sepertinya pada terlena dengan coklat tersebut, alfan menarik platuk paralaynya dan melayangkan sebuah peluru kejut kearahnya, kena dan lumpuh. Alfan dengan kesempatanya mulai meninggalkan padma yang lumpuh itu dan belari ke arah lorong yang ia pikir ada elvatornya.
Pada ujung lorong itu ia melihat pintu almunium yang pasti bagian dari elvator, di saat itu pula padma masih tak terlihat dari ujung lorong tersebut dan alfan pikir dia masih lumpuh sehingga ia pikir ini adalh kesempatan.
Dengan memasuki elevator tesebut dan menekan sebuah tombol teratas, elevator menutup dan mulai bergerak melawan gravitasi.
-_-
Cukup lama sekitar ekitar 10 menit ia lewati dengan elvator tersebut, ia sampai di lantai 86 dimana ruangantersebut memiliki banyak bentuk benda saling berjejer maupun meunumpuk di lantai
"Ok, sekarang lantai 88,"
Ruangan 86 terlihat sangat berbedang dengan lantai 9 maupun dasar, karna pondasi dari bangunan yang limas membuat ruangan itu hanya terdiri ruangan luas tanpa dinding dan 3 tangga di setiap sudut yang langsung menuju lantai selanjutnya.
Tapi tak berhenti di situ ia melihat orang yang sebelumnya menghadang dan bersikap garang padanya berada di lantai 87 dan mencoba menaiki tangga menuju lantai 88.
Hening sebentar, dan kemudian dengan garang lagi padma mulai menyerang alfan kembali dengan bagian tajam dari benda yang ada di tanganya.
Alfan mencoba menembak dengan cepat, namun amarah dari padma membuatnya semakin liar dan tak bisa di hentikan  sehingga dengan sejata paralay alfan menahan serangan kapak padma yang meluncur ke arahnya.
"SELESAI INI, AKU AKAN DAPAT UANGNYA !!!"
Alfan dengan terus mencoba menahan kekuatanya, merespon ucapanya
"memang tujuan perserta dengan sponsor hadayant grup pasti uang kan"
Tak mendengar ucapa alfan, padma masih berbicara sendiri.
"UANG, DENGAN UANG AKU BISA MAKAN YANG BANYAK, TAK SEPERTI TEMPAT ITU, HARGA MAHAL PORSI SEDIKIT MEMBUATKU INGIN MELEMPAR SEMUA YANG ADA DI MEJA KELUAR JENDELA".
Alfan sedikit menyambung akan ucapanya, sehingga setidaknya ia tahu apa yang dia inginkan dan mengetahui dari mana piring yang menhancurkan makananya datang dari mana.
Kekuatan padma semakin keras, yang berimbas dengan satu hentakan keras darinya, membuat senjata alfan hancur dan membuat tubuh alfan terhempas lebih jauh dari sebelumnya.
"Aduh, Gila"
Beruntung serangan itu tidak mengenai tubuhnya, namun hanya memotong sabuk alfan sehingga membuat barang yang ia bawah semuanya jatuh ke lantai.
Terfikir jika ia sudah terpojok, dengan mulai berdiri lagi, alfan mencoba melawan untuk terakhir kalinya dan bergantung pada nasib.
Dengan menyesuaikan langkah maju padma, alfan terus fokus dan selangkah mundur ke belakang, terus begitu hingga akhirnya padma mulai melompat dan meluncur kearah alfan dengan cepat, dan dengan keputusan akhirnya, alfan mulai menghentakan kakinya dan kemudian terpeleset akan sesuatu.
Dengan belakang kepala menghantam lantai, ia berfikir sudah berakhir permainanya untuk saat ini.
---
10 detik tidak ada respon, alfan yang terdiam, mulai bangun kembali dan melihat keadaan di sekitarnya, tepat di depanya, padma dengan tubuh lemas tergeletak di lantai, alfan melihatnya ia melihat pula sebuah benda yang familiar untuknya terlihat rusak di dekat tubuh padma, dengan melihat lebih detil benda tersebut ia memastikan jika itu adalah salah satu batrei dari senjata paralay yang ia bawah selama perjalanan.
Rusak dan tidak menyala, terlihat telah kehilangan seluruh dayanya, di saat itu alfan juga menyimpulkan jika, padma tersetrum dan menjadi lumpuh akibat daya battrei senjata yang ia bawah.
"ini keberuntungan ?, terserah lah"
Tanpa pikir panjang lagi dan menyia-nyiakan waktu lagi, alfan mulai berlari menuju lantai 88 dari bangunan tersebut.
Telihat landscape kota yang bertaburkan butiran cahaya dari berbagai bangunan, ruangan ini terlihat semakin kecil sehingga setiap pannel gampang di capai satu sama lain, dan dengan menekan panel utara, batar dan timur. Seluruh cahaya yang menyinari kota berubah menjadi pink.
Di saat itu pula, terompet dari sebuah akhir dimana seseorang mencapai finish pun berkumandang hebat.
"sekarang aku tak akan bisa mendapatkan makanan bahkan cita citaku"
Suara lemas terdengar di belakang alfan, terlihat dengan api yang sayup sayup redup, padma dengan muka sedih menerima kekalaanya di permainan tersebut.
Melihat dirinya, alfan mengambil dompet di saku celananya dan mengeluarkan tiket yang sebelumnya ia dapatkan.
"ini ambil, aku tak begitu membutuhkanya"
Alfan menyerahkan tiket tersebut ke pada padma, padma yang melihanya dengan santai mengambil tiket itu dari tangan alfan, dan tanpa ada dialog tambahan, alfan mulai meninggalkan padma sendirian di lantai 88 tersebut.
"Ok, permainan ke 2 selesai"
Dengan berakhirnya permainan tersebut, alfan belajar sesuatu, jika dalam ajang besar ini, bukan berarti besar secara biasa, namun luar biasa, dengan melihat makluk berapi di depan matanya yang terlihat begitu liar, alfan meningkatkan  kewaspadaanya dan meningkatkan keseriusanay pada permainan selanjutnya

Komentar

Entri terbaru

Tampilkan selengkapnya