[Ronde 1] Super - Dewa Penolong

By: Yuu

Super merasa semalam dirinya sama sekali tidak bermimpi aneh. Seingatnya ia hanya bermimpi memenangkan PSH (Pemilu Super Hero) 2019 dan diarak keliling kota sembari namanya dielu-elukan. Suasananya begitu meriah, penuh dengan masyarakat yang begitu menyanjung Super karena pernah menolong mereka, meskipun hanya masalah sepele. Mimpi yang benar-benar indah dan normal.

Namun entah mengapa hari ini ia seolah dihadapkan oleh ujian yang mungkin memang harus ia hadapi jika mimpinya semalam ingin benar-benar terwujud.

"Hei, Manusia! Seharusnya kamu itu bersyukur mendapat kehormatan untuk diperintah oleh Yang Mulia Piwi secara langsung! Mana rasa terimakasih-mu, ha?"

Super hanya bisa menghela napas. Beberapa saat yang lalu saat seluruh peserta Battle of Realms ke-8 diminta untuk berkumpul di sebuah pulau cagar alam yang entah itu letaknya di mana, Super mendapati seekor anak ayam yang kelihatannya sedang butuh bantuan. Anak ayam itu berada tepat di depan sebuah kios pinggir pantai yang bertuliskan 'Es Kepal Mellow'. Kios itu benar-benar ramai, membuat si anak ayam nyaris terinjak beberapa kali. Super pun buru-buru menyelamatkan anak ayam itu. Tapi bukannya rasa terimakasih yang Super dapat, anak ayam itu malah bertingkah dengan kesombongan yang luar biasa.

"Oi, Manusia! Do you hear me? Ngapain malah bengong! Sana buruan ambilin es-nya! Itu limited edition, tahu!"

Super terpaksa menurutinya. Tidak butuh waktu lama untuk Super mendapatkan beberapa bungkus Es Kepal yang katanya sangat langka itu, yang dibuat langsung oleh kepalan tangan Yang Mulia Baginda Raja Mellow. Siapa pula itu?

"Kasian sekali. Seorang pahlawan super malah diperbudak oleh seekor anak ayam. Saking lucunya aku sampai enggan untuk tertawa."

Super menoleh ke sumber suara. Hanya ada sebuah handphone yang melayang sejengkal di atas kepala. Di antara semua kerumunan yang sibuk berebut es limited edition, sepertinya cuma handphone itu yang kelihatannya berbicara padanya tadi.

Eh, tapi tunggu dulu. Bukankah sejak awal ini aneh? Super baru menyadarinya sekarang. Tahu-tahu Super sudah ada di sebuah negeri atau semesta atau apapun lah itu setelah sebelumnya Super mendapat kiriman aneh saat sepulang sekolah sekitar sepuluh hari yang lalu. Sebuah surat yang kelihatannya begitu futuristik, berisi hologram dari sebuah manusia kaleng yang mengajaknya ikut balapan dengan hadiah berupa benda ajaib apapun yang Super inginkan. Tentu saja tanpa pikir panjang Super mengiyakan, apalagi saat ini ia sedang mencari-cari keberadaan batu Super Soul. Mungkin si manusia kaleng itu memilikinya, pikirnya saat itu.

Awalnya Super tidak begitu memedulikan penampilan para peserta lain, ia pikir mungkin mereka sedang melakukan pesta kostum jejepangan yang populer itu. Tapi masa iya ada anak ayam bisa bicara, belum lagi handphone yang terbang sendiri (dan juga bisa bicara), ada bola bowling, bola cahaya, ada hantu, hantu lagi, ada bapak-bapak mencurigakan yang kelihatan berbahaya layaknya teroris, ada serangga, pokoknya macam-macam, deh. Kenapa Super baru menyadari keanehan-keanehan itu sekarang?

"Hei, Tuan Pahlawan. Sudah tahu aturan balapan putaran pertama ini?"

Super mengangguk. Syarat balapan ini intinya berangkat dari titik start menuju garis finish. Terserah mau ambil jalur yang mana. Dan jika sudah sampai di garis finish para peserta akan mendapatkan harta karun. Hanya itu. Tidak ada kata 'harus menjadi yang pertama'. Tapi, katanya kualitas harta karun yang didapat juga tergantung oleh posisi keberapa peserta mencapai garis finish. Siapa duluan dia dapat. Mungkin itu lebih tepatnya.

"Para peserta juga boleh bekerja sama. A-aku tidak ada niat sama sekali untuk mengajakmu kerjasama jadi jangan salah paham! Tapi, jika kau punya kemampuan yang bisa membuat kita menang lebih cepat bukankah itu lebih bagus?"

Dari jauh Piwi si anak ayam yang sedang berjemur di pasir pantai dengan santainya mulai menggerutu, "Woi, Manusia Topeng Hitam! Es Kepal-ku mana?! Lelet banget, sih jadi orang!"

Si Handphone melayang memandang sebal pada Piwi. "Mungkin anak ayam itu juga bisa berguna nanti buat umpan dinosaurus," perhatiannya kembali pada Super. "Jadi, bagaimana?"

Super berpikir sejenak. Tidak ada yang melarang untuk bekerjasama. Lagipula, bukankah dengan begitu mereka bisa sampai di garis finish lebih cepat?

Selagi Super berpikir, diam-diam Si Handphone melayang itu menyeringai.

***

"Halo para peserta~ Sebentar lagi perlombaannya bakalan mulai, loh. Harap segera bersiap-siap, ya~"

Super sibuk melap Super Bike, sepeda kuning lengkap dengan keranjang belanjaan di depan. Piwi asyik tiduran di atas Gloria Borger, ayam turki yang tadinya iSoul pikir itu induk Piwi. iSoul sendiri masih sibuk memikirkan taktik jitu agar mereka bisa menang dalam sekejab.

"Piwi, kamu bisa buat mesin, robot, atau semacamnya, kan?"

Piwi menoleh dengan malas ke arah iSoul.

"Denger ya, Ponsel Terbang Yang Bisa Bicara. Pertama, harusnya kamu manggilnya Yang Mulia Piwi, okay? Yang-Mulia-Pi-wi. Kedua, memangnya kenapa kalau aku bisa? Aku ini kan jenius, gak kayak kalian-kalian ini. Hal macam begitu bagiku guampang banget, baby!" ujar Piwi sombong.

"Ya ya ya, saking jeniusnya otakmu jadi menyusut sampai habis."

"Apa katamu?! Daripada kamu cuma ponsel cerewet yang otak aja gak punya! Smartphone apanya? Otaknya aja gak ada, HAHAHA!"

Super buru-buru menenangkan Piwi dan iSoul sebelum perdebatan mereka berujung hal yang tidak diinginkan.

"Mari kita bekerjasama saja, ya? Kita pasti bisa sampai di garis akhir lebih cepat jika kita menggabungkan kekuatan. Bertengkar tidak akan membuat kondisi kita jadi lebih baik."

Piwi dan iSoul setuju. Akhirnya mereka bertiga pun mulai menggabungkan kendaraan mereka. Dengan instruksi dari iSoul, Piwi dan Super pun mulai mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan. iSoul yakin kendaraan mereka ini jauh lebih unggul dari milik peserta yang lain.

"Yup! Kunamakan kendaraan hebat ini Super ATV Border Ultramax!" ujar iSoul bangga.

"Nama apaan tuh, maksa banget." celetuk Piwi.

"Disingkat SABU," lanjut iSoul. "Nama yang bagus, kan?"

Piwi dan Super hanya bisa facepalm.

...

"Para peserta bersiap di posisi masing-masing~ Daaaan ... MULAI!"

Gloria berlari dengan kecepatan tinggi karena diumpan oleh Es Kepal Mellow yang digantung melayang tepat di depan wajahnya. Tidak butuh waktu berapa lama bagi Super CS untuk melewati area pantai tanpa rintangan dan halangan yang berarti. Kini mereka mulai memasuki area hutan.

"Awawawa! Gak apa-apa, nih kayak gini terus? Gloria nabrak pohon mulu daritadi!"

"Bukankah ini jauh lebih praktis dibanding harus menghindari jejeran pepohonan?"

"Tapi kasian Gloria, tahu!"

Entah mengapa sejak memasuki area hutan Super jadi merasa gelisah. Tidak henti-hentinya ia menoleh ke belakang. Seolah di belakang sana ada sesuatu berbahaya yang mengincar mereka.

Benar saja, tiba-tiba terdengar suara rauman yang menggelegar membuat Piwi refleks meringkuk pada Super.

"Wah, kedengarannya itu seperti suara T-rex yang sedang marah. Kira-kira dia marah kenapa, ya?" ujar iSoul berusaha tenang.

"T-rex? Bagaimana cara kita membunuh hewan besar dan mengerikan seperti itu? Kita ga punya senjata!" panik Piwi

"Kita tidak perlu membunuhnya. Kita bisa menang tanpa harus ada pertumpahan darah." ujar Super yakin.

"Tapi ini T-rex, you know? Bisa-bisa kita jadi santapannya!"

"Kita?" iSoul menyeringai. "Bukan 'kita', tapi ka-mu."

Belum sempat Piwi dan Super bereaksi terhadap ucapan iSoul, tiba-tiba Piwi terlempar jauh tepat ke arah asal suara T-rex tadi. Super benar-benar tidak menyangka iSoul akan melakukan hal sekeji itu. Super hendak menerjang iSoul tapi badannya sama sekali tidak bisa digerakkan.

"No no no, Tuan Pahlawan jangan mikir yang macam-macam, ya. Sebenarnya aku bisa lebih kejam lagi, loh. Tapi karena aku masih membutuhkanmu jadi kamu duduk manis aja ya di situ."

Super merasa benar-benar tidak berdaya. Ia sangat ingin menolong Piwi dan membalas perbuatan iSoul tapi iSoul menggunakan kemampuan manipulasinya untuk mengunci badan Super.

Dan saat itulah dewa penolong datang tiba-tiba ...

"Ayo berdansa sampai pagi, Dance~!"

Seorang pria bertelanjang dada dan mengenakan rok berumbai-rumbai ala Hawaii melompat sembari menari dan mendarat tepat di dalam SABU. Super dan iSoul hanya bisa terbengong. Dan di saat itulah seekor anak ayam muncul dari balik rok berumbai dan menerjang iSoul sekuat tenaga.

"DASAR PONSEL LAKNAT! TERIMA PEMBALASANKU!"

iSoul benar-benar terkejut melihat Piwi kembali. Padahal tadi dia sudah melempar anak ayam itu tepat ke titik kordinat keberadaan T-rex yang sedang mengamuk. Apa yang sebenarnya terjadi.

"Jadi ini ya ponsel yang kamu ceritakan tadi. Untung saja tadi ada pelatihan menari salsa dengan para Velociraptor. Hampir aja kamu jadi santapan T-rex tadi."

"Om siapa?" pria itu menoleh ke arah Super lantas tersenyum ramah.

"Namaku Mr. Wunder. Senang bertemu denganmu, Dance!"

"Panggil saja saya Super. Terimakasih karena telah menyelamatkan Piwi, Om. Tapi, Om bisa gak bantu saya juga? Ponsel itu mengunci badan saya pake kekuatan manipulasi miliknya."

"Ooh, itu gampang. Semua masalah bisa diselesaikan dengan tarian dan cinta, Dance!"

Mr. Wunder kembali menari. Ia meliuk-liukkan badannya, mengayunkan tangan dan kaki dengan semangat dan dengan gerakan yang indah. Ia berputar dan berputar. Entah mengapa saat itu Super, Piwi, maupun iSoul tidak bisa mengalihkan pandangan dari tarian Mr. Wunder. Seolah ada kekuatan mistis yang menyelubungi mereka. Dan tanpa sadar mereka pun ikut menari mengiringi Mr. Wunder.

...

"Sekali lagi makasih banyak ya, Om!"

"Sama-sama. Ngomong-ngomong apa yang sedang kalian lakukan di hutan ini?"

"Sebenarnya saat ini kami lagi balapan. Balapan Battle of Realms."

Mr. Wunder termenung. Sekelebat ingatan muncul di otaknya.

"Hmm, BoR, ya? Jadi kali ini temanya balapan, ya?" Gumamnya. "Ya, aku cuma punya satu pesan, jangan biarkan kamu termakan oleh ketamakan. Jangan tergoda dengan iming-iming 'menang bisa dapat apapun'. Manusia itu makhluk serakah. Bahkan 'tuhan' pun berani ditentang. Berhati-hatilah, Dance!"

Super tidak begitu mengerti kenapa Mr. Wunder berkata begitu, namun ia langsung membalasnya dengan anggukan mantap.

"Kami akan ingat terus pesan, Om. Sekali lagi terimakasih!"

***

"Itu dia garis finishnya!" girang Piwi.

Setelah berhasil melewati area terakhir dari jalur darat yaitu tebing, akhirnya dari kejauhan terlihat sepasang bendera merah yang menjadi tanda garis akhir lintasan. Meskipun bukan menjadi yang pertama,  Super benar-benar bersyukur mereka bertiga bisa sampai garis akhir dengan selamat.

"Yay! Harta karun, baby!"

Piwi bergegas berlari menuju peti harta karun dan mengambil hadiahnya. iSoul yang sejak tadi diamankan dengan plester hitam di seluruh badannya akhirnya dibebaskan dan menyusul Piwi kemudian.

Dan akhirnya tiba giliran Super. Dibukanya peti harta karun itu, tiba-tiba cahaya menyilaukan mata muncul dari sana. Tidak lama kemudian sebuah benda keemasan melayang di hadapan Super. Benda yang dari sudut mana pun dilihat lebih mirip ....

...batu?

***


Komentar

  1. Hahaha... Aduh saya ngakak bacanya. Terutama di bagian Piwi yang muncul dari balik rumbai Mr. Wunder.

    The power of deus ex machina ini. Dinosaurusnya disebutin tapi ngga dapat screen time.

    Saya pikir SUPER sama sekali ngga ngomong, eh ternyata ngomong juga setelah beberapa paragraf. Tapi kok gaya ngomongnya jauh dari ekspektasi saya... Hiks.

    Overall, cukup menghibur dengan segala keabsurdannya.

    Saya kasih skor 7/10

    _Troya_

    BalasHapus

Posting Komentar

Entri terbaru

Tampilkan selengkapnya