[Round 1] Michael Sumi - The Beginning Race

By: Dwi Hendra
Michael Sumi sibuk memodifikasi Nissan Skyline GTRnya setelah tiba di pulau bernama Isla Wunder melalui portal antar dimensi. Ia tidak ingin membuang waktu yang ada walaupun peserta yang lain memilih untuk istirahat daripada mempersiapkan diri untuk balapan. Ia harus yakin dan memperhitungkan antara topografi arena balap dengan kondisi mobilnya saat ini. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar dan mulai mengobservasi apa yang ada di pulau ini. Kebiasaannya dahulu sebagai pembalap membuat ia terbiasa bekerja dan mengobservasi lingkungan walaupun dengan minim istirahat. Hampir saja ia diseret oleh pasukan wanita Kerajaan Gwenere karena kelayapan tanpa sepengetahuan panitia. Ia digiring menuju hotel tempat para peserta beristirahat.
“Hei! Lepaskan aku! Aku bisa jalan sendiri!” bentak Michael berusaha meloloskan diri dari pasukan wanita kerajaan Gwenere.
“Diam kau!” seseorang dari pasukan wanita mengarahkan tombaknya ke arah Michael. “Kau harus tahu sopan-santun di negara kami, Orang Asing!”
Semua terdiam ketika terdengar dua langkah kaki yang menghampiri, terutama yang mengarahkan tombak ke Michael. Seketika ia menurunkan tombak dan memberikan salam hormat.
“Sudah hentikan. Lepaskan dia. Dia hanya tamu disini.” kata Ibnu Rasyid memecah keheningan.
“Tapi, Tuan. Dia...”
“Sebaiknya kalian mendengarkan apa yang Tuan Ibnu Rasyid katakan jika ingin tidak terjadi apa-apa dengan diri kalian.” Soraya menimpali
Para ksatria wanita itu akhirnya melepaskan Michael. “Maafkan kesalahan kami.” ucap salah satu kesatria wanita lalu pergi meninggalkan tempat itu.  
“Terima kasih sudah menolongku.” ucap Michael Sumi.
“Tidak masalah, Michael Sumi. Semua yang terjadi pada seluruh peserta juga termasuk tanggung jawab kami.” balas Soraya diselingi senyuman tipis yang terpasang di wajahnya.
“Siapa kalian sebenarnya?” tanya Michael penuh selidik.
“Michael Sumi, bukankah aku sudah mengenalkan diri? Baiklah, akan kuulangi lagi. Namaku Ibnu Rasyid, pemilik NGSR, yang akan menjadi sponsormu di balapan nanti.” jawab Ibnu Rasyid dengan percaya diri.
“Dan namaku Soraya dari Hadyatha Group.” timpal Soraya.
Michael mengamati kedua sosok yang ada di depannya. Yang bernama Ibnu Rasyid bertubuh tegap dengan topeng naga besi di kepalanya. Sementara Soraya yang terlihat ceria dan moe, sungguh berbeda jauh dengan Ibnu Rasyid.
“Apa kau sudah menentukan hadiah apa jika kau menjadi juara di kompetisi ini?” Ibnu Rasyid membuat Michael sedikit terkejut.
“Ah iya, itu... aku belum bisa menentukkannya.” jawab Michael penuh kebingungan.
“Tidak apa, yang sekarang kau bisa lakukan hanya fokus untuk bertahan hidup di balapan ini. Dan keinginanmu yang sedari dulu terpendam pasti akan muncul.” kata Ibnu Rasyid kemudian memegang pundak kanan Michael. “Pikirkan dahulu sebelum memutuskan.”
Ibnu Rasyid dan Soraya pamit meninggalkan Michael Sumi yang masih agak bingung dengan apa yang terjadi.    
“Tuan Rasyid, apa tidak apa-apa kita biarkan Michael Sumi seperti itu?” tanya Soraya tiba-tiba. “Bukannya Tuan tinggal bilang saya apa yang sebenarnya ia inginkan?”
Ibnu Rasyid hanya diam saja terlihat seperti tidak ingin menjawab pertanyaan dari Soraya.
“Baiklah jika Tuan tidak ingin membicarakannya. Aku juga tidak terlalu ingin tahu apa yang akan terjadi.” Sambung Soraya dengan berlari kecil menyusul langkah Ibnu Rasyid yang cepat.
Michael kembali ke tempat kerjanya. Banyak hal yang harus dia lakukan. Ia menyalakan mesin mobil dan mendengarkan dengan seksama apakah penyetelan yang ia lakukan di mobil sudah sesuai dengan keinginannya. Di saat ia melakukan Sensitive Hearing, ia terganggu dengan kehadiran seseorang yang diam saja sehingga tidak bisa fokus.
“Hei kau! Cepat kau bantu aku! Aku perlu bantuan disini.” kata Michael kepada dua orang yang ia anggap pengganggu.
“Kau kerjakan sendiri saja, Pak Tua!” bentak Evelyn. “Lagipula kau yang ingin berlomba dengan mobil rongsokan itu kan?”
Michael mulai naik pitam. Ia menghampiri Evelyn dengan amarah yang meledak-ledak.
“Hei, jaga bicaramu, Jalang! Kalau bukan si topeng naga besi itu, aku bisa memenangkan lomba ini sendiri dan tanpa bantuan kamu, mengerti?”
“Siapa juga yang ingin satu tim denganmu, Pak Tua?” Nada bicara Evelyn mulai meninggi. “Aku juga tidak ingin direpotkan oleh orang tua sepertimu!”
“Percuma bicara denganmu yang tidak menghargai orang lain!”
“Terserah saja apa katamu, Pak Tua!” Evelyn yang sudah kesal berjalan keluar.
“Hei, mau kemana kau?”
“Kemanapun aku mau. Aku butuh sesuatu yang manis dan pastinya jauh darimu.”
Evelyn pergi dengan kesal sementara Michael kembali memodifikasi mobil kesayangannya dan sesaat terhenti. Lalu berjalan menuju tempat penyimpanan suku cadang kendaraan.
***
Michael Sumi bekerja bersama krunya menyelesaikan sebuah mobil balap pesanan tim yang dulu ia naungi ketika menjadi pembalap. Pemilik tim berbaik hati memberikan kontrak kerja sama  atas kontribusi sebagai pembalap dan juara dunia tujuh kali berturut-turut diberikan olehnya.
Di tengah kesibukan merakit mobil, sesosok Android dengan santai masuk ke dalam bengkel dan mendatangi  Sumi sehingga membuat mereka terkejut dan seketika menghentikan aktivitasnya..
“Selamat Siang, Apa disini ada yang bernama Michael Sumi?” sapa
Semuanya terdiam sesaat setelah android tersebut berbicara. Kemudian sesosok setinggi 210 cm dengan wajah penuh peluh mendekat.
”Saya Michael Sumi. Siapa kamu?”
“Salam, Michael Sumi. Maaf mengganggu Anda.” jawab android itu ramah. “Nama saya PNX-00638. Saya ditugaskan Tuan Ibnu Rasyid untuk mengantarkan pesan ini untuk Anda.”
Android itu kemudian memunculkan hologram sesosok yang menggunakan topeng besi
Salam, Michael Sumi. Nama saya Ibnu Rasyid. Selamat kau bergabung dalam lomba balap antar realm BoR 8 : Infinity. Maaf jika ini mengejutkan untukmu. Tapi aku sudah mengutus Android ini untuk menjemputmu ke tempat balapan pertama. Jangan bingung kenapa kau yang terpilih karena kau sudah mengisi formulir pendaftaran sebelumnya.
“Mengisi formulir pendaftarannya?” kejut Michael Sumi. “Aku tidak pernah mengisi formulir pendaftaran apapun, apalagi tentang balapan. Kecuali....”
Michael Sumi tidak melanjutkan perkataannya. Ia sedang mengingat kembali apa yang terjadi di beberapa hari sebelum ia memutuskan untuk pensiun dari dunia balap. Ia menerima suatu kontrak yang ia sangka dari sponsornya. Kini ia ingat semua.
Tenang saja, Michael Sumi. Saya pemilik NGSR, sponsormu di balapan ini, bersedia menghadiahkan benda apapun yang kau inginkan jika bisa menjadi juara di kompetisi ini. Tentunya kau punya keinginan yang terpendam, bukan?
Michael berpikir sejenak. Saat ini ia sedang dibuat bimbang antara membuat mobil balap untuk tim yang pernah ia bela, dan di sisi lain ia penasaran dengan balapan yang sebenarnya ia tidak mengerti. Tapi dengan tawaran benda apapun sebagai hadiah utamanya, tentu hanya orang gila saja yang menolak tawaran yang mungkin sekali dalam seumur hidup.
“Baiklah. Akan kuterima tawaran darimu.” Michael akhirnya menyanggupi. “Tapi sebelumnya, aku ingin berpamitan dulu dengan kru.
“Aku menunggu anda di depan, Michael Sumi.” kata PNX-00638 kemudian menuju ke depan bengkel.
“Maaf, kawan-kawan. Sepertinya kalian menyelesaikan mobilnya tanpa diriku.” pamit Michael kepada krunya dengan senyuman yang dipaksakan.
“Lalu bagaimana jika kau tidak kembali?” tanya salah satu kru.
“Tenang saja. Aku pasti kembali. Aku janji.”
***
Malam sebelum hari balapan, Rasyid sedang duduk di ruang kerjanya. Entah apa yang terjadi di dalam pikiran mekaniknya yang membuatnya terdiam cukup lama. Hanya ada video berisi rekaman ajang balapan yang terbilang lama terputar di dalam pikirannya melalui memory stick yang tercolok di port universal miliknya. Sementara itu, para pembalap menghadiri pesta pantai yang diadakan panitia. Semua berbaur dalam ramainya pesta, kecuali Michael Sumi. Ia hanya duduk di tepi pantai sembari menikmati langit dan angin laut malam. Larut dalam lamunannya hingga tidak mengetahui Evelyn sudah berdiri di sampingnya.
“Maafkan aku atas sikapku tadi siang.” Evelyn membuka kata. “Aku tak bermaksud..”
“Tidak apa-apa. Aku juga yang salah memaksamu membantuku.” Sumi dengan tersenyum ringan. “Dan juga memanggilmu jalang.”
Evelyn kemudian duduk di samping Michael Sumi. Keduanya terdiam tak bersuara. Angin malam semakin menenggelamkan mereka dalam kesunyian.
“Apa tujuanmu mengikuti perlombaan ini, Tuan Michael?”
“Entahlah. Aku seperti dijebak dalam perlombaan ini.”
“Apa maksudmu?”
“Di hari sebelum pensiun dari dunia balap, aku tidak sengaja bersedia mengikuti perlombaan ini.” Michael menghela napas. “Tapi  tidak apa-apa. Tentu saja akan kulawan segala halangan yang ada.”
Keesokan harinya, semua sibuk mempersiapkan diri di dekat garis start. Michael Sumi melakukan cek terakhir takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Para pecinta balapan! Selamat datang di putaran pertama Battle of Realm:Infinity! Saya Soraya Hadyatha bersama Ibnu Rasyid, pemilik NGSR akan memandu jalannya balapan kali ini.”
Sorak sorai penonton di tribun memeriahkan sisi pulau Isla Wunder.
“Menurut Tuan Rasyid, bagaimana komentar anda tentang balapan kali ini?”
“Saya menginginkan semua peserta bisa mengeluarkan kemampuan kalian secara maksimal karena balapan ini untuk menguji ketahanan para peserta. Itu saja.”
“Terima kasih untuk komentarnya. Baiklah, saya akan jelaskan syarat, ketentuan lomba dan lokasi balapan kali ini. Pembalap bebas memilih jalur balap yang akan digunakan. Bisa dari darat, laut dan udara. Untuk lintasan darat, garis start ada di sepanjang garis pantai sejauh 3 Km, dilanjutkan menyusuri hutan sepanjang 4 Km. Tapi hati-hati! Menurut data dari NGSR, ada delapan Velociraptor dan sepasang Tyrannosaurus Rex siap mengejar dan memburu kalian. Setelah dari hutan, tanjakan tebing dengan jarak 5 Km menguji ketahanan peserta ke titik puncak hingga garis finish. Untuk jalur laut, ada dua pilihan yang bisa dipilih. Melalui laut barat dimana ada pusaran air laut dan belasan Mosasaurus juga seekor Megalodon, sementara di laut utara sangat tenang namun memiliki jalur tempuh yang lebih jauh. Dan juga jalur udara, tapi ingat dengan puluhan Petranodon yang lapar. Balapan ini tidak perlu harus yang menjadi pertama memasuki garis finis, yang terpenting para pembalap bisa melewati garis akhir...
“Oke, sekarang saatnya kita beraksi. Kita harus bisa sampai ke garis akhir.” kata Michael Sumi dengan mencengkeram kuat stir mobilnya.
Michael Sumi menekan pedal gas sekuat tenaga sesaat setelah aba-aba mulai dinyalakan. Sebagai seeorang mantan pembalap, ia tahu benar bahwa kunci kemenangan adalah menjadi terdepan di awal balapan. Deru mesin mobil Nissa Skyline GTR miliknya bertambah kencang dan meninggalkan peserta lain di belakang. “Didunia ini rantai ban juga tersedia. Sepertinya balapan ini dipersiapkan lebih matang dari lomba manapun.” kata Michael dengan perasaan puas.
Michael Sumi mulai memasuki kawasan hutan. Sejujurnya ia tidak menyukai jalur hutan seperti ini. Ia jadi teringat ketika mencoba balapan Rally saat liburan, alhasil ia mengalami kecelakaan dan membuatnya harus dirawat serta menjauh hingga beberapa balapan.
“Kalau tahu ini bukan balapan biasa, aku akan meminta membawa V8. Sungguh bodoh aku ini.” keluhnya. “Belum lagi jalur hutan yang menyebalkan seperti ini.”
Michael akhirnya menurunkan kecepatan mobilnya demi keselamatan di jalur ini. Pembalap lain mulai menyusul Nissan Skyline GTR miliknya. Ia terus melaju di jalur sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu kendaraan. Di tengah balapan, tiba-tiba dua sosok reptil besar menyambar dua pembalap yang ada di depannya.
“Akhirnya muncul juga!” sorak Soraya ketika sepasang Tyrannosaurus Rex muncul dari lebatnya hutan dan mulai memangsa dua pembalap.
Sorak sorai penonton di tribun makin menggila dengan apa yang terjadi. Pembalap lain yang memasuki hutan mulai merasa panik, termasuk Michael. Ditambah lagi beberapa pembalap jatuh dari langit yang bersimbah darah bahkan banyak diantara sudah tidak utuh lagi karena dimangsa Petranodon.
“Ah, sial! Kenapa balapan ini jadi semakin tidak masuk akal?” Michael semakin panik.
Ia menekan pedal gas dan berusaha keluar dari hutan penuh dinosaurus. Mobil terlalu berguncang karena akar-akar pohon membuat jalur menjadi tidak rata. Ia ingin secepatnya keluar dari hutan sebelum menjadi santapan para dinosaurus. Di saat bersamaan, ia melihat Raven sedang dikejar Tyrannosaurus Rex. Kelihatannya kendaraan yang Raven bawa hancur akibat serudukan kepala Tyrannosaurus Rex.
“Cepat masuk, Bocah Ninja!” kata Michael sembari membuka pintu mobil.
Raven masuk ke dalam mobil dan Michael langsung tancap gas berusaha lolos dari kejaran Tyrannosaurus Rex.
“Kenapa kau menyelamatkanku, Orang Tua?” tanya Raven.
“Kau diam saja, Bocah Ninja. Aku tak ingin melihat ada yang mati lagi.” jawab Michael sembari fokus mencari jalan keluar dari hutan.
Seekor Tyrannosaurus Rex terus mengejar mobil Nissan Skyline GTR milik Michael. Michael pun kaget dengan kedatangan dinosaurus tersebut. Dinosaurus itu berusaha menubruk dan menghancurkan mobil Michael.
“Penonton sekalian, Tyrannosaurus Rex saat ini berusaha menghancurkan Michael Sumi dengan Raven bersamanya. Apakah mereka akan selamat?” Soraya berteriak dengan antusias.
“Tidak heran jika Tyrannosaurus Rex mulai mengganas. Efek bius yang panitia berikan kepada dinosaurus disini memiliki efek samping. Tapi efeknya tidak akan lama.
“Sial! Kapan dinosaurus sialan ini bisa pergi dariku?” keluh Michael.
Tyrannosaurus Rex berhasil mengejar mobil dan mulai menyeruduk bagian samping. Michael berusaha menguasai mobilnya agar tidak terbalik.
“Sial! Sial!”
Michael tidak punya pilihan lain. Ia menekan tombol yang terhubung dengan tabung N2O sehingga membuat mobil tersebut melaju lebih cepat. Akhirnya Michael dan Raven berhasil keluar dari hutan. Tyrannosaurus Rex yang sedari tadi mengejar mulai terganggu oleh serangan Petranodon yang membuat Tyrannosaurus Rex berbalik kembali ke dalam hutan. Michael hampir bernapas lega, namun Petranodon mulai mengincar mobilnya. Beberapa Petranodon berhasil menancapkan kuku kakinya ke atap mobil. Ia berusaha sekuat mungkin agar mobil tidak terbawa oleh para  Petranodon. Akhirnya atap mobil pun terlepas. Mobil itu terus menaiki tanjakan tebing.
“Sepertinya kita tidak akan berhasil.”
“Kau jangan bilang begitu, Bocah Ninja. Kita masih ada kesempatan untuk bisa melewati garis akhir.”
“Tapi dengan keadaan kita yang seperti ini. Mustahil untuk kita selamat, Pak Tua.”
“Diam! Aku sedang berkonsentrasi disini!”
Para Petranodon mulai menyerang Michael dan Raven kembali. Tiba-tiba Evelyn datang menyelamatkan mereka.
“Cepat pergi dari sini!” kata Evelyn.
“Kita harus melewati garis akhir bersama. Kau harus ikut.” Michael membalas.
Evelyn mulai melemah dan pingsan. Michael tidak punya pilihan selain membiarkan mobil kesayangannya menjadi sasaran Petranodon. Ia turun dari mobilnya dan berusaha berlari memapah Raven dan Evelyn yang sedang lemah. Setelah beberapa menit berlari, mereka bertiga bisa melewati garis finis. Michael akhirnya bisa bernapas lega. Sungguh balapan ini menguras segalanya, termasuk harus kehilangan mobil kesayangannya.
“Selamat untuk kalian bertiga. Kalian berhak mendapatkan hadiah.” Soraya dari tribun berkata dengan semangat.
Michael  membuka peti di depannya. Dan ia mendapat tabung N2O unlimited dengan hanya terisi dua pertiga tabung.

Komentar

  1. Kesan pertama baca charsheet Michael Sumi, "Wah, kayaknya cocok nih dijadikan semacam mentor atau bahkan tokoh yang berubah jd nemesis bagi Troya."

    Membaca tulisan ini, saya mendapat kesan bahwa Michael Sumi kurang bijaksana. Umurnya bisa jadi paling tua, tapi secara mental age, nyaris kayak umur 20-an.

    Ada beberapa informasi penting yang bisa saya dapat soal Michael di sini, berkaitan dengan latar belakangnya. Bakal banyak yang bisa dieksplor lebih jauh.

    Btw, Raven harusnya Riven kan ya?

    Secara keseluruhan kisahnya menarik, tp secara teknis masih terasa ada kekurangan yang susah buat dijabarkan.

    So, entri R1 ini saya kasih skor 6/10 dulu.

    Tolong jangan WO, saya berharap banyak sama karakter ini.

    _Troya_

    BalasHapus

Posting Komentar

Entri terbaru

Tampilkan selengkapnya